21 Januari 2024
Alfonco Sinaga
Kebenaran Itu Akan Mencari Jalannya Sendiri
Kebenaran itu adalah sebuah hukum yang tidak dapat dibantah oleh sebuah pemikiran, tafsir atau keyakinan. Kebenaran itu adalah sebuah harga mutlak yang tidak dapat diganggu gugat. Ibarat matahari yang selalu terbit dari ufuk timur dan terbenam di ufuk barat. Betapapun kekuatan seorang atau sekelompok orang di dunia ini, tidak ada yang mampu merubah hukum alam tersebut. Hukum yang telah ditentukan sedemikian rupa oleh penciptanya sehingga tidak ada sebuah kekuatan apapun yang dapat merubah kemauannya atau tidak ada satu kekuatan apapun yang mampu merekayasanya.
Seandainya pun semua ilmuwan berusaha membantah sebuah kebenaran, tapi tetap saja kebenaran itu tidak dapat berubah, sebab kebenaran itu adalah sebuah fakta. Ibarat air yang mengalir akan selalu mencari tempat yang lebih rendah, demikian juga sebuah kebenaran akan selalu mencari jalannya sendiri, meskipun semua orang menutup jalannya. Tidak ada yang mampu menahan kekuatan air bukan? Apakah air itu yang berada di lautan samudera, atau di atas pegunungan, atau di lembah-lembah, tapi air tersebut memiliki kekuatan laten yang sudah terkandung pada zat air tersebut. Bahkan bila ada kekuatan yang menghalangi alirannya maka air tersebut akan perlahan-lahan menghancurkan segala penghalang tersebut.
Kadangkala air tentu saja dapat dibendung untuk sementara waktu, untuk batasan volume tertentu, tetapi setelah itu kekuatan air tersebut akan kembali melampaui daya tampung bendungannya, lalu air tersebut akan mencari jalan keluar sendiri. Demikian pula sebuah kebenaran meskipun ada kekuatan lain yang menghalangi, atau menghambat, tapi suatu ketika kebenaran itu akan melimpah kekuatannya, karena kekuatannya benar-benar hidup dan tidak pernah mati, sebab kebenaran itu berasal dari mata air kehidupan yaitu Firman Tuhan.
Kita sebagai manusia yang berasal dari Tuhan, maka sejatinya kita harus memiliki dan memegang teguh kebenaran tersebut, yaitu kebenaran Firman Tuhan yang berasal dari Tuhan itu sendiri. Kita harus menjaga hidup benar, jalan yang benar, prinsip yang benar, motivasi yang benar, tujuan yang benar, cara berbicara yang benar, cara berpikir yang benar, cara pandang yang benar, cara menjawab yang benar. Dengan praktek-praktek kehidupan seperti itulah maka kekuatan dari Tuhan akan berada tinggal bersama-sama dengan kita dan dari kita akan terpancar kehidupan dan kekuatan.
Amsal 4 : 18 “Tetapi jalan orang benar itu seperti cahaya fajar, yang akan bertambah terang sampai rembang tengah hari “.
Amsal 4:19 “Jalan orang fasik itu seperti kegelapan, mereka tidak tahu apa yang menyebabkan mereka tersandung”.
Begitu jelasnya perbedaan jalan orang benar dan jalan orang fasik. Orang benar itu diibaratkan seperti cahaya matahari pagi (fajar) yang semakin beranjak siang hari semakin terang hingga rembang (tengah) hari. Demikian pula sebaliknya jalan orang fasik itu seperti kegelapan, mereka menganggap jalannya benar tapi pada suatu saat mereka akan tersandung karena mereka tidak sadar telah berjalan di dalam kegelapan.
Judul tulisan ini cukup sering digunakan oleh orang-orang yang berada dalam tekanan hidup yang disebabkan oleh pembelaan mereka terhadap hal-hal yang benar, tapi kebanyakan orang menentang mereka, sehingga orang-orang benar itu merasakan keletihan dan kelelahan, kadang mereka serasa tidak ada kekuatan yang disebabkan tekanan yang begitu dahsyat dari orang-orang yang berusaha menekan bahkan membunuh karakter mereka yang selalu berjalan lurus membela kebenaran dan keadilan.
Baru-baru ini ada sebuah partai politik ternama di Indonesia yang mengambil tema «Kebenaran akan mencari jalannya sendiri» karena mereka merasakan ada kekuatan-keuatan lain yang ingin menghancurkan perjuangan partai mereka yang ingin menegakkan keadilan dan kejujuran di negaranya. Dan itu sudah benar, kita tidak perlu bersusah hati atau tidak perlu harus melacurkan diri demi sebuah kekuasaan atau pengaruh dengan menyerahkan kebenaran itu seolah-olah hanya menjadi milik mereka yang kuat atau mereka yang kuasa. Sebaliknya kita haruslah percaya bahwa kebenaran itu ibarat air tadi, dia hanya menunggu waktu hingga melebihi daya tampung maka air tersebut pada waktunya akan meluap dan menghancurkan kekuatan-kekuatan yang berusaha membendungnya, dengan syarat air tersebut harus terus mengalir dan harus memiliki sumber mata air yang abadi yaitu kebenaran dari Firman Tuhan.
Bila terus memelihara sumber kebenaran tersebut, dan menjadi gaya hidup serta menjadi prinsip hidup maka kita sebagai manusia tidak perlu kuatir akan himpitan dan desakan dengan bentuk apapun atau dengan berbagai tekanan apapun karena kebenaran yang kita punya akan mencari jalannya sendiri untuk menghancurkan kefasikan dan kemunafikan dunia ini. Mari kita terus hidup di jalan yang benar meskipun kita harus berjalan sendiri.
Amin.
7 Januari 2024
Vivianne Studler
BIARKAN TUHAN BERJALAN DI DEPANMU DAN BERSAMAMU
Ulangan 31: 6-8
Sebab Tuhan, Dia sendiri akan berjalan di depanmu, Dia sendiri akan menyertai engkau, Dia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau; janganlah takut dan janganlah patah hati.
Dalam memulai, memasuki dan menapaki tahun baru , saya menetapkan ayat Alkitab yang diambil dari Kitab Ulangan 31: 6-8 sebagai ayat penuntun di tahun 2024 ini.
Sebelum memulai sesuatu hal yang baru, biasanya orang sudah mulai mereka-reka dan merencanakan segala sesuatunya sesuai dengan apa yang ada di dalam hatinya.
Begitu pula dengan kita, tentu kita semua sudah mulai membuat rencana-rencana untuk di tahun 2024 ini. Baik itu rencana dalam hal pekerjaan, organisasi dan juga pribadi. Mungkin ada yang sudah merencanakan akan liburan kemana tahun ini, atau mungkin ada yang ingin membeli barang baru, mungkin ada yang mau pindah rumah, ada yang mau menikah, mau melanjutkan sekolah dan masih banyak lagi.
Tidak ada yang salah dengan semua rencana tersebut, bahkan menurut saya memiliki sebuah rencana dan memikirkannya serta melaksanakannya adalah hal yang baik daripada hidup tidak memiliki rencana apa-apa dan tanpa tujuan.
Hanya saja kita sering terburu-buru dalam membuat suatu rencana, kadang-kadang kita lupa bertanya kepada Tuhan apakah yang Tuhan inginkan agar kita perbuat? Apakah yang kita lakukan seturut dengan kehendakNya?.
Betapa seringnya kita lupa mengikutsertakan Tuhan dalam rencana-rencana kita. Kadang kita merasa diri kita cukup mampu untuk melakukan segala sesuatunya sendiri, padahal kemampuan atau kepandaian yang kita miliki itu juga adalah karunia Tuhan semata.
Karena itu, diawal tahun ini, saya ingin mengajak kita semua untuk membiarkan Tuhan berjalan didepan kita dan biarkan Dia sendiri yang memimpin jalan kita, niscaya kita tidak akan salah langkah karena Dialah pemandu kita.
Bukan hanya itu saja, tapi Tuhan juga akan berjalan bersama-sama dengan kita bahkan menuntun tangan kita. Ada kalanya Dia juga menggendong kita jika kita sudah merasa tidak mampu lagi untuk berjalan.
Seperti Musa mengingatkan bangsa Israel dan juga Yoshua agar mereka tidak takut untuk berjalan dan masuk ke negeri yang dijanjikan Tuhan, mari kita juga menguatkan hati kita dalam menapaki tahun 2024 ini.
Mungkin akan ada batu-batu kerikil dalam perjalanan kita, mungkin ada badai, mungkin ada ujian-ujian dan hal-hal lain yang tidak kita harapkan atau inginkan, tapi ingat bahwa Tuhan, Dia sendiri akan berjalan di depan kita, Dia sendiri yang akan menyertai kita dan Dia tidak akan membiarkan apalagi meninggalkan kita, karena itu janganlah kita takut.
Kiranya di tahun 2024 ini, kita dapat lebih peka lagi dalam mendengar suara Tuhan yang memimpin jalan kita dan kita bisa lebih mengerti lagi rencana Tuhan dalam hidup kita.
Dan janganlah hendaknya kerajinan kita menjadi kendor, tetapi biarlah roh kita semakin menyala-nyala dan terus melayani Tuhan
(Roma 12:11)
24 Desember 2023
Vivianne Studler
AKULAH TERANG DUNIA
Yohanes 8:12
Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup.”
Seperti sudah kita ketahui, Natal adalah suatu perayaan dimana kita mengenang kelahiran Tuhan Yesus sang Juruselamat kita.
Natal juga sering di identik kan dengan lilin … mulai dari masa Advent, sebagai tradisi, banyak orang Kristen selalu menyalakan lilin Advent setiap minggu.
Mengapa lilin? Apa yang istimewa dengan lilin?
Alkitab tidak pernah menulis korelasi antara lilin dan Natal.
Dalam Injil Yohanes 1:5 tertulis: Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.
Salah satu fungsi dari lilin adalah memberikan terang bagi sekitarnya.
Sekecil apa pun nyala lilin tersebut, cahayanya akan memberikan terang di sekitarnya.
Lilin juga dapat menjadi lambang keberanian.
Beranikah kita membiarkan terang kita bercahaya bagi orang di sekeliling kita, ataukah kita malu atau bahkan takut jika terang kita itu terlihat dan kemudian kita menyembunyikannya atau bahkan memadamkannya?
Lilin juga memberikan kehangatan.
Apakah kehadiran kita juga memberikan kehangatan kasih bagi sekeliling kita?
Apakah kehangatan kita dapat dirasakan oleh orang di sekitar kita?
Kehangatan dalam bertutur kata, kehangatan dalam memberikan sapaan, kehangatan dalam memberikan bantuan, terutama bagi mereka yang sendiri dan kedinginan serta membutuhkan kehangatan tersebut?
Lilin juga dapat menjadi simbol suatu pengorbanan.
Dia rela memberikan dirinya habis leleh terbakar untuk menolong dan memberikan penerangan dan kehangatan disaat kegelapan melanda.
Siapkah kita berkorban untuk menolong sesama kita yang membutuhkan?
Pengorbanan dalam memberikan waktu kita, tenaga kita, perhatian kita, telinga kita untuk mendengar keluh kesah mereka, ataupun materi yang kita miliki ...
Saat dingin, lilin akan mengeras, tapi pada saat dibakar maka lilin tersebut akan menjadi lembut. Begitu juga dengan kita, pada saat kita sendiri maka hati kita akan menjadi keras dan dingin, tetapi pada saat kita menerima Tuhan Yesus dalam hidup kita dan membiarkan Dia tinggal dan mengambil alih semua hidup kita, maka kita akan memiliki hati yang lembut dan hangat.
Yesus telah lahir ke dunia dan membawa terang bagi mereka yang hidup dalam kegelapan, mereka yang hidup dalam dosa . Tidak hanya itu saja, Dia bahkan rela mati demi manusia yang dikasihi-Nya – seperti sebuah lilin yang rela habis terbakar dan mati.
Oleh karena itu, ungkapan Yesus yang menyatakan Akulah terang dunia memiliki arti bahwa Dialah satu-satunya terang yang bercahaya menyinari umat manusia yang berada dalam kegelapan. Dialah utusan Bapa yang datang ke dunia untuk menyelamatkan manusia.
Dan Yesus mau agar kita yang sudah diselamatkan oleh-Nya, hidup dan menjadi anak-anak terang seperti yang tertulis dalam Kitab Efesus 5:8: Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang ...
Dalam menyambut dan merayakan Natal 2023, marilah kita menengok sejenak ke belakang, mengoreksi diri kita sendiri, sudahkah kita menjadi terang bagi sekeliling kita sebagaimana Kristus sendiri yang adalah terang dunia?
Sudahkah kita memberi dampak yang baik bagi sekitar kita, bagaikan lilin yang bersinar?
Natal bukan hanya sekedar mengingat dan merayakan kelahiran Yesus Kristus saja, tetapi lebih dalam lagi yaitu bagaimana kita menghidupi apa yang telah diajarkan Yesus kepada kita. Salah satunya adalah menjadi terang, menjadi seperti lilin-lilin kecil yang becahaya di tempat gelap, yang memberikan kehangatan di sekeliling kita.
Natal bukan tentang indahnya pohon Natal, bukan tentang gemerlapnya hiasan Natal dan juga bukan tentang hadiah-hadiah yang kita terima ... tetapi maukah kita menjadikan diri kita sendiri sebagai hadiah Natal bagi sesama kita, maukah kita menjadi lilin-lilin kecil yang terus bersinar memberi cahaya dan harapan, hingga suatu hari lilin tersebut habis terbakar?
Kiranya dalam kesederhanaan Natal, kita dapat menemukan arti dan kekayaan Natal yang sesungguhnya.
Yohanes 12:46
Aku telah datang ke dalam dunia sebagai terang, supaya setiap orang yang percaya kepada-Ku, jangan tinggal di dalam kegelapan.
SELAMAT NATAL - IMANUEL
10 Desember 2023
Christiana Streiff
Yesus, Pelita dan Jalan Terang
Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya. (Yohanes 1:1-5)
Perjalanan kehidupan menjadi sangat berarti dan kita dapat belajar untuk menjadi saksi dalam kemuliaan namaNya.
Sekarang saya menyadari, kalimat diatas yang selalu berulang kali saya katakan dalam benak saya, selain kata-kata Puji Tuhan atau Terima kasih Tuhan, Engkau sungguh baik.
Ucapan seperti diatas, jika kita mengimaninya, dalam segala waktu baik suka dan duka, sangat membantu untuik menguatkan kita.
Seperti kata-kata, mengucaplah syukur dalam segala hal.
Ada suatu peristiwa dimana 11 tahun yang lalu, saya dihadapkan oleh suatu dilema besar, dimana jika saya pada saat itu tidak mempunyai Kepercayaan dan penyerahan diri kepada Tuhan Yesus -Maha Segalanya, tidak akan mampu menghadapi dilema yang saya harus hadapi karena mempengaruhi suatu keputusan besar.
Celine, putri saya pada saat itu berusia 4 tahun, telah diputuskan untuk mendapat suntikan hormon pertumbuhan untuk jangka waktu 13 tahun. Setelah pada usia 2,5 tahun, didiagnosis, kekurangan hormon pertumbuhan dalam tubuhnya.
Pada saat itu , saya merasakan ketidakadilan yang saya terima, dan saya mulai menyalahkan keadaan , orang lain , diri saya sendiri , bahkan Tuhan Yesus.
Dengan hati hancur, saya datang dan memohon kepadaNya, agar saya diberi ketenangan hati dan tetap dapat mengucap syukur untuk menghadapi hari-hari ke depan. Tentu saja, banyak kekhawatiran, terbayang di mata saya, tapi anehnya, ada suara lembut dalam bathin saya, yang mengatakan, semuanya akan baik-baik saja dan “Tuhan Yesus tidak akan membiarkan anaknya melewati ujian di luar batas kemampuannya.”
Setiap hari, saya harus melihat proses therapy hormone yang Celine harus jalankan dan lewati. Tiap 6 bulan sekali, kami harus memeriksakan untuk check apakah hormon tersebut kompatibel (cocok) dengan seluruh sel dalam tubuhnya tubuhnya. Proses ini akan mempengaruhi pertumbuhan badan nya.
Masih teringat, saya selalu was was apakah hasilnya, baik-baik saja? Tetapi doa yang saya sampaikan kepada Tuhan Yesus tiap malam, selalu saya ulang-ulang.
“Tuhan Yesus, saya percaya akan Kasih KuasaMu, kehadiran Celine dalam kehidupan saya, Engkau ijinkan sejak awal sampai dia dilahirkan ke dunia. Kiranya, berilah saya kemudahan dan kekuatan hati untuk menjalani semua prosesnya dengan baik.”
Buat saya, kalimat doa saya, adalah sebuah Iman karena ada pengharapan besar di dalamnya.
Sayapun sadar, kesabaran dan ketaatan saya pun diuji.
Dalam banyak hal.
Tetapi di tengah kepasrahan dan kadang kesedihan yang saya simpan, karena tetap mempunyai pemikiran, kenapa harus anak saya….
Tetapi, dalam keputuasaan, Tuhan Yesus mengirimkan orang-orang baik dalam melalui proses ini. Buat saya, mereka Malaikat tak bersayap.
Profesor dan para asistennya, sangat baik, rendah hati dan sabar dalam menangani Celine. Mereka terkadang, pada saat berjumpa, menjadi seperti bagian dari kerabat kami. Membuat Celine tetap bersukacita dalam pengharapannya dan kesabarannya.
Kepatuhan kami, terbayar, dengan hasil yang selalu baik pada saat tiba jadwal check dan hormon pun selalu stabil kompatibel dengan tubuhnya.
Hari berganti bulan, bulan berganti tahun, tak terasa telah sampai pada saat Celine menginjak remaja, dalam telah mendapat haid,
Profesor kemudian memutuskan untuk pemberian hormon kemungkinan akan dipercepat untuk segera diakhiri, setelah menganalisa dari seluruh pertumbuhan organ di dalamnya, termasuk pengambilan final test darah dan pemberian insulin.
Sebagai test untuk mengetahui kebutuhan hormon pertumbuhan telah tercukupi atau tidak.
Tanggal 8 Desember 2023, sangat berarti hingga membuat saya menangis haru atas kasihNya atas berkatNya yang luar biasa bagi Celine. Malaikat kecil saya, tidak membutuhkan hormon lagi. Therapi sudah usai. Hasil final, semua sangat baik dan memuaskan.
Saya, tak kurang bersyukur kepada Tuhan Yesus yang selalu memegang dan menjamah tubuh Celine, juga selalu meneguhkan hati saya.
Tiada hal yang mustahil, atas Kuasa Tuhan dan perkenanNya.
Yang menyentuh hati, Sang Profesor sengaja menjumpai saya dan Celine, pada saat Final Control, katanya, pula, masa 10 tahun, adalah 1 dekade tidak dengan mudah dapat dilupakan, kamu tumbuh dengan sangat baik dan saya yakin, kita berhasil Celine.
Selamat ya!
Suatu perjalanan kesaksian iman dengan selalu mensyukuri atas hari baru yang Tuhan Yesus sediakan.
Tuhan Yesus memberi hadiah saya komplit dengan aksesoriesnya, ujian kesabaran, kekuatan iman dan proses yang panjang untuk selalu berpikir positif dan selalu bergantung kepadaNya.
Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati”
(Yakobus 2:17)
Kekuatan Firman Tuhan yang saya selalu pegang dengan baik dan saya ulang pada saat membacanya. Karena Firman adalah Sabda Tuhan juga Doa.
Yeremia 29:11
Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.
Mazmur 139:13-16
"Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya.
Tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu, ketika aku dijadikan di tempat yang tersembunyi, aku direkam di bagian-bagian bumi yang paling bawah; mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satupun dari padanya."
26 November 2023
Alfonco Sinaga
Memberi Yang Terbaik
Arti imbuhan ter- pada kata terbaik memiliki arti atau makna «yang paling». Jadi kata terbaik berarti yang paling baik. Kata baik adalah kata sifat yang dapat dikategorikan dalam tiga tingkatan. Yang pertama baik, yang kedua lebih baik, dan yang ketiga yang paling baik, atau yang terbaik. Artinya sesuatu yang baik itu ternyata punya tingkatan. Sesuatu yang sudah dianggap terbaik artinya tidak ada lagi yang lebih baik di atasnya. Kalau ternyata masih ada yang lebih baik di atasnya maka hal tersebut menjadi gugur statusnya menjadi yang terbaik.
Dalam tulisan ini penulis ingin mengulas sedikit tentang perihal “memberi yang terbaik”. Tentu saja di sini yang penulis maksudkan adalah tidak hanya dalam kaitan memberi kepada Tuhan tapi juga dapat diperluas tentang memberi kepada sesama manusia. Yang paling mudah kita ambil illustrasi perihal memberi ini yaitu seperti yang dikisahkan dalam injil Markus 12:41-44 dengan perikop “persembahan seorang janda miskin”:
12:41 Pada suatu kali Yesus duduk menghadapi peti persembahan dan memperhatikan bagaimana orang banyak memasukkan uang ke dalam peti itu. Banyak orang kaya memberi jumlah yang besar. 12:42 Lalu datanglah seorang janda yang miskin dan ia memasukkan dua peser, yaitu satu duit. 12:43 Maka dipanggil-Nya murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan.
12:44 Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya."
Dari kisah ini ternyata yang terbaik itu tidak berarti yang terbesar dalam hal jumlah pemberian. Dalam arti lain yang terbesar belum tentu yang terbaik, yang terbanyak belum tentu yang terbaik, yang terdepan belum tentu yang terbaik, yang tertinggi belum tentu yang terbaik. Yang terbaik itu ternyata bukan dilihat dari penampilan luarnya, tetapi dari penampilan yang di dalam yang tidak terlihat oleh mata, tapi terlihat oleh hati.
Yesus adalah Tuhan dimana kita tahu Tuhan selalu melihat hati, bukan yang tampak di luar. Boleh-boleh saja yang di luar juga baik, tapi hal tersebut harus divalidasi oleh yang di dalam hati yaitu yang tidak terlihat oleh mata manusia. Orang kaya tersebut memberi mungkin saja karena sudah tradisi, mungkin juga agar tidak merasa malu dilihat oleh orang lain, atau mungkin juga agar dia semakin diberkati lagi kekayaannya semakin bertambah-tambah. Sangat banyak kemungkinan yang bisa melatarbelakangi pemberian orang kaya tersebut.
Tapi berbeda dengan janda miskin tersebut. Dia meskipun miskin tetap memberi. Kita semua tahu kehidupan seorang janda pada umumnya adalah susah. Dalam hal keuangan biasanya sangat terbatas, karena dia harus menghidupi dirinya sendiri, dan termasuk anak-anaknya bila ada, dengan gaji pensiun yang terbatas, apalagi kalau tidak punya income yang tetap. Berbeda dengan orang kaya, atau orang yang masih hidup suami-istri, mereka hidup berkecukupan dan saling menopang secara moral dan materi satu sama lain.
Tapi si janda miskin tersebut tetap memberi persembahannya meskipun dua peser. Uang ini adalah uang receh yang nilainya sangat kecil, kalau uang jaman sekarang kita anggaplah uang koin terkecil, sebutlah misalnya 10 Rappen atau 10 Cent. Kalau jaman sekarang uang sekecil itu praktis tidak bisa membeli apa-apa, hanya sering dibutuhkan untuk uang kembalian. Itulah persembahan janda miskin ini. Tapi malah itulah yang persembahan terbaik menurut Tuhan.
Dari kisah ini kita belajar bahwa dalam hal pemberian, bukan hanya terbatas perihal dalam bentuk persembahan tapi juga pemberian secara umum kepada Tuhan adalah bergantung pada 3 hal berikut:
Pertama: Tuhan melihat apa yang tidak dilihat oleh manusia.
Kedua: Penilaian Tuhan ternyata berbeda dari manusia.
Ketiga: Tuhan melihat iman atau hati.
Jadi dalam setiap kita memberi, apakah itu persembahan atau yang saat ini kita kenal dengan kolekte, yang menjadi perenungan kita sebelum memberi adalah ketiga hal tersebut di atas. Janganlah kita memberi karena kelebihan uang, atau karena sisa-sisa dari uang belanja, atau sisa-sisa dari budget liburan yang sudah kita habiskan. Tapi alokasikanlah persembahanmu secara khusus tanpa mengaitkan dengan budget-budget lainnya. Dan mari kita niatkan dari hati, bukan agar dilihat orang lain, bukan agar dipuji oleh orang lain, sebab persembahan itu adalah urusan pribadi kita dengan Tuhan Sang Pemberi segala kebutuhan kita.
Seperti janda itu, memberi dari kekurangan. Jangan kita baru mampu memberi setelah kita punya kelebihan uang, tapi justru dari kekurangan pun kita masih mampu memberi. Memberi bukan hanya berupa uang, tapi juga waktu, tenaga, pemikiran, dan bentuk pengorbanan lainnya, termasuk pengorbanan perasaan, pengorbanan melawan rasa malas untuk datang beribadah, pengorbanan perasaan, pengorbanan dari rasa lelah, dan lain sebagainya. Karena persembahan itu makna sesungguhnya adalah pengorbanan.
“If you can give better why just good, if you can give the best why just better.”
Kiranya Tuhan memberkati yang telah membaca renungan ini.
Amin.
12 November 2023
Romo Roy Jelahu
Kasih Tidak Pernah Kalah
Kemunculan peristiwa Perang setahun belakangan ini, selain membangun kesedihan yang mendalam, juga mencuat pertanyaan reflektif yang menguat: sudah pada titik manakah agama memainkan peran penting bagi pengikutnya untuk membangun budaya tanpa kekerasan dalam hidup. Pertanyaan ini bercermin pada dua sisi.
Pertama: pelaku perang adalah penganut agama. Entahkah Rusia dan Ukrania atau Israel dan Palestina, adalah penganut agama dan bahkan berakar pada satu ajaran Monoteisme oleh Abraham. Dengan kata lain, agama-agama memiliki satu Allah. Kepada Allah itu, para pengikut agama-agama, di dalam ibadat dan doa selalu mendaraskan kebaikan dan Maha Pengampunan Allah.
Kedua: pertikaian antara saudara, Sahabat atau tetangga. Kebencian yang mengakari semangat Perang menguat dan meredam rasa cinta serta relasi kemanusiaan yang telah terbangun. Dendam diwariskan ke Generasi. Hidup walaupun berdampingan, tetapi semangat pertikaian dan permusuhan lebih menguat.
Krisis kemanusiaan karena perang ini diperparah lagi dengan tendensi privatisasi Allah. Perang terhadap yang lain, dianggap sebagai Perang membela Allah. Kemenangan di medan Perang adalah kemenangan karena Allah dan untuk Allah. Membunuh sesama dalam perang dan pertikaian dianggap membantu Allah untuk melenyapkan dosa dan kelaliman di dunia. Sungguh sebuah pemandangan yang ironis.
Juga tendensi ini merasuk ke dalam solidaritas parsial dan kelompok yang kebablasan. Mendukung satu kelompok hanya beralasankan „sama agama dan atau kelompok atau satu kepentingan“ dan bukan berdasarkan pada nilai-nilai kebenaran yang hakiki.
Pada salah satu media cetak „die Solothurn Zeitung edisi 6. November 2023“ mengulas tentang peningkatan kasus Rasismus pasca pecahnya perang Israel. Antisemitismus menghantui keluarga dan keturunan Yahudi di beberapa daerah di Swiss. Anak-anak hidup di dalam ketakutan.
Mempertanyakan peran agama, tidak berarti mengklaim agama adalah biang dari perpecahan dan perang. Fungsi masing-masing agama yang pada hakikatnya baik dan luhur, karena mengantar dan mengarahkan pengikutnya pada sumber kebenaran sejati, yakni Allah. Allah ini memproklamasikan diri-Nya dalam pelbagai ajaran agama sebagai Sumber Cinta dan Maha Pengampun. Tanpa menghadirkan semangat Kasih Allah dalam perkembangannya, agama akan tinggal sebagai sebuah kelompok sosial tanpa identitas dan Spritualitas. Dia akan mudah dijadikan kendaraan atau alat untuk dipolitisasi sesuai kepentingan diri. Pada titik ini, sangat penting untuk merefleksikan motivasi untuk beragama. Memurnikan motivasi akan membantu pengikut agama untuk membangun sikap hidup kasih dan cinta.
Yesus sendiri memberikan Garanti tentang hidup yang benar. Melalui jawabanNya tentang hukum yang utama, kita diingatkan hal yang paling utama dalam hidup dalam agama. Yesus menegaskan di dalamnya, tentang Cinta. Cinta itu harus berimbang dan saling mengandaikan. Saya dapat membahaskannya dengan kalimat yang lain. Siapa yang telah mencintai Allah dengan benar, dia akan mudah mencintai sesamanya. Di dalam pernyataan Yesus ini, terbersit fungsi dan tugas pengajaran dari Agama. Agama yang benar dan berfungsi dengan baik, adalah agama yang mengajarkan cara nyata mencintai Allah, Tuhan yaitu dalam sikap cinta terhadap sesama. Agama dikatakan berhasil dalam fungsinya, jika pengikutnya bisa saling mencintai baik ke dalam kelompok itu sendiri maupun dengan kelompok lainnya. Terminologi cinta sesama dimaksudkan Yesus seperti yang disebutkannya di dalam perumpamaan tentang orang Samaria yang baik hati. Sesama adalah setiap orang yang ada di luar keberadaan-ku. Dalam hal ini, orang asing pun adalah sesama. Dia bagian dari keberadaanku. Karena menjadi bagian dari keberadaan-ku, maka setiap orang yang kita jumpai menyadarkan hakikat asli masing-masing manusia. Bahwa kita berasal dari Allah yang satu. Kesatuan asali itu memanggil kita untuk menyapa sesama sebagai saudara/saudari dalam ikatan kasih.
Perjuangan untuk membangun dunia dengan kasih adalah misi iman Kristiani. Perang sedang menenggelamkan ziarah dunia dalam samudera kekerasan. Walaupun demikian, kita masih memiliki sekoci cinta dan kasih. Hanya dengan cinta dan pengampunan, Generasi manusia dapat diantar ke pelabuhan baru dan untuk membangun budaya baru. Hidup di mana pengampunan dan saling memaafkan lebih kuat dari dendam dan kekerasan.
Untuk mencapai tujuan itu, tidak ada hal yang mustahil.
Mulailah budaya memaafkan dari dalam keluarga. Lebih membebaskan dan menggembirakan untuk menyatakan “saya memaafkanmu” dari pada berhari-hari menaruh kecurigaan. Tidak saling menyapa, walaupun tinggal bersama. Itu hanya sebagai Misal. Demikian pula pada Doa dan Ibadat. Dalam perkumpulan Rohani ini, lebih baik berkisah lebih banyak tentang cinta dan pengampunan Allah dalam kasih Jesus yang penuh kerahiman, daripada memperbincangkan kelemahan, kekurangan agama atau kelompok lain.
Karena saya meyakini, semakin sering kita berkisah tentang kasih dan cinta, semakin sering generasi mengalami rasa damai dan cinta, semakin menguat ikatan pengampunan itu di dalam perilaku-perilaku harian.
29 Oktober 2023
Vivianne Studler
APAKAH YANG KAMU CARI?
Yohanes 1, 35-39:
Pada keesokan harinya Yohanes berdiri di situ pula dengan dua orang muridnya. Dan ketika ia melihat Yesus lewat, ia berkata: "Lihatlah Anak domba Allah! “ Kedua murid itu mendengar apa yang dikatakannya itu, lalu mereka pergi mengikut Yesus. Tetapi Yesus menoleh ke belakang. Ia melihat, bahwa mereka mengikut Dia lalu berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu cari?" Kata mereka kepada-Nya: "Rabi (artinya: Guru), di manakah Engkau tinggal?" Ia berkata kepada mereka: "Marilah dan kamu akan melihatnya." Merekapun datang dan melihat di mana Ia tinggal, dan hari itu mereka tinggal bersama-sama dengan Dia; waktu itu kira-kira pukul empat.
Mungkin kita sudah sering membaca ayat diatas …
Begitu pula dengan saya, bukan pertama kalinya saya membaca ayat tersebut, tapi kali ini pertanyaan Yesus kepada orang yang mengikutiNya “Apakah yang kamu cari?” sangat menarik perhatian saya.
Seringkali kita yang mengajukan pertanyaaan kepada Tuhan, apalagi jika kita sedang berada dalam situasi atau kondisi yang tidak kita ingini, situasi atau kondisi yang tidak baik, misalnya kita sedang sakit, sedang mengalami kegagalan atau hal lainnya ..… maka kerap kita bertanya kepada Tuhan,
«Tuhan mengapa Engkau biarkan aku mengalami semua ini?» ;
“Tuhan, mengapa semua ini harus terjadi padaku?» ; «Tuhan, dimanakah Engkau?» dan mungkin masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan lain yang kita ajukan kepada Tuhan.
Tapi pernahkah terpikir dalam benak kita, bagaimana jika Tuhan Yesus yang mengajukan pertanyaaan kepada kita?
Bagaimanakah kita akan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut?
Seperti tersirat dalam teks diatas, dimana Yesus bertanya kepada orang yang mengikutinya: “Apakah yang kamu cari?”
Yesus mengajukan pertanyaan “Apakah yang kamu cari?” bukan untuk kepentingan Yesus sendiri, karena Dia sudah tahu apa yang ada di dalam hati dan pikiran kita.
Tetapi Yesus mengajukan pertanyaan tersebut adalah untuk kepentingan kita.
Tahukah atau sadarkah kita dengan motivasi dan harapan apa kita mencari dan datang kepada Yesus?
Pertanyaan ini tidak bisa kita jawab seperti jika sedang mencari jalan atau daerah dan bertanya kepada “Google Map” 😊
Tapi dengan pertanyaan ini Yesus ingin memimpin kita sehingga kita siap untuk berkomitmen dan mempercayaiNya sepenuhnya.
Dia ingin agar kita mengenalNya. Karena itu undangan yang disampaikan Yesus kepada kita: Datang dan Lihatlah! ("Marilah dan kamu akan melihatnya.")
Yesus tahu bahwa kerinduan terdalam dalam diri kita adalah hidup yang kekal bersama-sama denganNya. Kehidupan di hadirat Tuhan dan itu hanya dapat terpenuhi jika kita memiliki hubungan yang intim denganNya.
Sama seperti Engkau telah memberikan kepadaNya kuasa atas segala yang hidup, demikian pula Ia akan memberikan hidup yang kekal kepada semua yang telah Engkau berikan kepadaNya. (Yohanes 17, 2)
Mari kita baca lagi teks diatas (Yohanes 1, 35-39) dengan teliti dan cermat dan posisikan diri kita sebagai dua orang yang bersama-sama dengan Yohanes dan mengikut Yesus.
Kemudian Yesus mengajukan pertanyaan-pertanyaan ini kepada kita:
-
Apakah yang kamu cari?
-
Mengapa kamu datang kepadaKu?
-
Mengapa kamu mengikut Aku?
-
Apa yang kamu harapkan yang dapat kamu temukan dalamKu?
-
Apa yang kamu pikirkan tentangKu?
-
Apa yang kamu harapkan dariKu?
Kira-kira jawaban apa yang akan kita berikan kepada Yesus jika Yesus bertanya demikian kepada kita?
Apakah kita siap untuk «Datang» dan «Melihat» agar hidup kita betul-betul sepenunhnya menjadi pengikut Kristus?
Jika kita mencariNya dengan sepenuh hati ... maka Dia akan membiarkan kita menemukanNya!
15 Oktober 2023
Mieke Lolong
Penggunaan Nama Tuhan Yesus
Renungan ini diilhami dari Alkitab di dalam Kisah Para Rasul 3:6-8 yang tertulis demikian: ... Tetapi Petrus berkata: Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazareth itu, berjalanlah! Lalu ia memegang tangan kanan orang orang itu dan membantu dia berdiri. Seketika itu juga kuatlah kaki dan mata kaki orang itu. Ia melonjak berdiri lalu berjalan kian kemari dan mengikuti mereka ke dalam Bait Allah, berjalan dan melompat-lompat serta memuji Allah.
Ada beberapa orang Kristen yang menyebut nama Tuhan Yesus dalam keadaan terpaksa karena kebutuhan yang mendesak, tapi tidak ada hasilnya. Sebenarnya hal itu tidak biasa, dikarenakan nama Tuhan Yesus yang sangat dahsyat dan mempunyai kekuatan yang luar biasa itu, selalu mengabulkan permohonan kita dan memperlihatkan karyaNYA. Namun, yang kerap harus kita pahami adalah, nama yang sangat berkuasa itu, tidak bisa diibaratkan seperti sesuatu yang magis atau seperti tongkat sulap. Setiap insan yang memahami nama itu dan menggunakannya dengan pengertian yang baik dan benar, tentunya segala sesuatu yang dipohonkan akan terwujud atau akan terlihat hasilnya.
Marilah kita menelaah terlebih dahulu secara harafiah, apa yang diartikan sebagai sebuah NAMA sebelum kita ingin menggunakan nama Tuhan Yesus secara efektif. Sebuah NAMA itu adalah lebih dari sekedar artikel identifikasi, sebuah NAMA itu juga menggambarkan sebuah otoritas atau karakter... dalam bahasa Yunani disebut ONOMAH. Jadi, seandainya kita ingin meminta sesuatu di dalam nama Tuhan Yesus, kita sedang berbicara atau bertindak dalam otoritas atau karakter Tuhan Yesus. Itulah kuasa (power of attorney) yang Tuhan Yesus berikan kepada kita dengan cuma-cuma.
Terlebih lagi, ketika kita mengajukan permohonan atau permintaan dalam nama Tuhan Yesus, kita tidak perlu memaksakan iman percaya kita untuk mewujudkannya. Mengapa ? Karena iman percaya itu adalah bukti – bukti dari realitas yang tak terlihat – dan ketika realitas yang tak terlihat itu sudah tersedia, kita tidak lagi memerlukan bukti apapun. Oleh karena itu, kita tidak memerlukan lagi bukti untuk menggunakan nama Tuhan Yesus, karena nama tersebut bukanlah sebuah kenyataan yang tidak telihat; namun nama Tuhan Yesus itu adalah alat (instrument) yang telah tersedia bagi kita !!
Alkitab juga menulis di dalam Kisah Para Rasul 4:12 dikatakan: … Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.
Bukankah hal ini sesuatu yang luar biasa !! Berarti kita tidak perlu memeriksa ulang (cross examine) hidup kita terlebih dahulu untuk mengetahui apakah nama Tuhan Yesus cocok atau bermanfaat untuk kita. Kuasa yang telah kita terima untuk menggunakan nama Tuhan Yesus itu telah diberikan secara cuma-cuma, jadi tidak perlu menggunakan iman percaya tambahan. Gunakanlah kuasa nama Tuhan Yesus itu dengan pengertian yang baik dan benar seperti yang tertulis di dalam Alkitab, dan yang telah diulas di atas tadi agar mendapatkan hasil yang maximum dan luar biasa.
Kita patut bersyukur untuk nama Tuhan Yesus yang diberikan kepada kita secara cuma-cuma, nama di atas segala nama. Mari kita gunakan kuasa nama Tuhan Yesus dengan pengertian yang benar sesuai Alkitab, untuk memperoleh khasiatnya yang terjamin dan luar biasa. HALELUYAH !!!
16 September 2023
Marlina Simbolon
Alfa dan Omega
Wahyu 1:
8. Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa.
Kadang kita merasa harus melakukan ritual rohani seperti berdoa, pergi ke Gereja setiap Minggu, mendengar lagu Pujian atau berkumpul dengan komunitas Kristen. Jelas hal-hal tersebut diatas sangat dirindukan oleh Yesus Kristus dari setiap anak-anakNya. Dan saya percaya bahwa Tuhan akan sangat lebih besar lagi sukacitaNya, jika kita melakukan kehidupan rohani iman Kristen kita penuh dengan rasa sukacita, bukan oleh karena terpaksa atau merasa tidak enak karena orang-orang disekitar kita.
Tuhan mau kita membangun hubungan dekat antara Bapa dan anakNya secara pribadi.
Mendekatkan diri kepada Allah Bapa bukan proses yang selalu mudah. Dalam hal ini harus ada disiplin untuk menentang kemauan duniawi yang selalu bertentangan dengan kemauan Roh Kudus. Manusia hanya akan dapat memenangkan perkara-perkara duniawi dengan menyerahkan tubuh, jiwa dan Roh ( Trinitas) sesuai kehendak Tuhan. Pada saat seseorang menyadari, bahwa oleh karena kasih dan penyertaan Tuhan, kita diberi kekuatan dalam menghadapi berbagai musim dalam kehidupan. Disitulah pintu masuk bagi kita untuk hadir dalam hadirat Tuhan.
Tidak terbatas Kasih Allah Bapa untuk kita. Sehingga Ia mengirim AnakNya ke Dunia untuk membebaskan nenek moyang kita dari perbudakan di Mesir dan menebus dosa dosa kita diatas kayu salib. Yesus Kristus telah turun ke Dunia sebagai Juru Selamat seluruh umat manusia. Hanya melalui Yesus ada jalan, kebenaran dan hidup dan tidak ada seorangpun yang bisa datang kepada Allah Bapa, jika tidak melalui Yesus.
Merupakan suatu Anugerah bagi seseorang jika mempunyai kerinduan untuk mengenal Dia lebih dekat lagi. Karena KasihNya tidak akan pernah berubah untuk kita. Oleh karena Kasih dan PengorbananNya, Dia mendapatkan Prioritas dan kehormatan yang tertinggi dalam hidup kita.
Ibrani 13:
8. Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama lamanya.
Yesus Kristus adalah sumber kehidupan kita, Kemanakah kita akan melangkah tanpa pimpinanNya?
Setiap hari manusia membutuhkan Yesus dalam setiap aspek kehidupannya. Dia mengajarkan kita untuk berbuat kasih, damai, rendah hati dan mengampuni.
Hidup bersama Dia ada pengharapan yang tidak mengecewakan. Walaupun Tuhan mengijinkan anak anakNya menanggung beban dan mengalami pergumulan yang tidak melebihi kekuatan kita. Janganlah khawatir atau takut, karena Tuhan sedang memproses diri kita untuk menjadi pribadi yang sesuai dengan gambaranNya.
Dia ingin setiap dari kita tahan uji dan tekun dalam setiap ujian dan selalu mengandalkan Dia dalam setiap pergumulan hidup.
Bahkan kita juga akan menemukan sukacita di dalam kesengsaraan karena KasihNya bertahta di hati mereka yang melakukan setiap perintah perintahNya.
Roma5:
2. Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini. Didalam kasih karunia ini kita berdiri dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah.
3. Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan.
4. Dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan.
5. Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.
Mari kita memulai untuk mengatakan kepada diri kita sendiri, saya membutuhkan Engkau Yesus dan ingin mengenal Engkau lebih dalam lagi melalui firman firmanMu. Dan saya siap dibentuk sesuai kehendakMu.
TanganNya akan selalu terbuka bagi mereka yang datang dengan rendah hati dan tulus. Kekuatan barupun akan didapatkan bagi mereka yang menanti nantikan Tuhan.
Amsal3:
5. Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri.
6. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.
Tidak ada yang sanggup menyelamatkan kita dari berbagai keadaan selain Dia. Karena Dia adalah Yang Awal dan Yang Akhir. Dan barang siapa mencari Dia akan ada jalan kebenaran dalam hidupnya.
Matius 7 :
8. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.
3 September 2023
Cynthia Kaluntas Lebet
Baca Alkitab sebagai Respon Rasa Syukur
Apakah kita mengucap syukur ketika bangun pagi ? seperti terima kasih Tuhan untuk hari yang baru, terima kasih Tuhan untuk matahari yang bersinar, terima kasih Tuhan saat ini hujan sehingga tanaman-tanaman mendapatkan air, terima kasih Tuhan saya ini dijadikan sebagai manusia (berarti Tuhan menciptakan saya sebagai makhluk tertinggi dalam ciptaan-Nya, diciptakan pada hari ke 6 setelah segala sesuatu telah diciptakan), terima kasih Tuhan Yesus, saya ini tidak layak tapi Tuhan beranugerah menyelamatkan saya. List ucapan syukur setiap kita bisa sangat banyak kalau kita mau cari dan saya percaya semakin banyak kita bersyukur semakin kita kagum dengan Tuhan, semakin kita juga "tahu diri" di hadapan Tuhan.
Mungkin ada yang merasa waktu masih bisa bangun di hari yang baru biasa saja setiap hari, tidak ada istimewanya bahkan sejak buka mata tidak dimulai dengan perasaan bersyukur namun semua hal yang bisa menghilangkan damai sejahtera, duhhh rasanya malas harus bikin ini dan itu, harus ketemu si ini dan si itu, dan lain-lain, setiap kita bisa menambah daftar apapun yang bisa menjadi keluh kesah kita dari saat bangun pagi sehingga baru mau beranjak dari tempat tidurpun beban sudah berat.
Mungkin bahkan ada yang tidak ada waktu berdoa dan baca Alkitab pagi tapi begitu buka mata yang dilakukan cek hp, cek media sosial seperti itu hal yang urgent bagi kita, seperti ada perasaan harus cek dulu, wajib, seolah-olah keberlangsungan dunia ini bergantung saya buka hp atau tidak. Kita bisa berjam-jam menghabiskan waktu baca atau nonton apapun yang tidak membuat kita lebih baik sebagai anak Tuhan namun yang mengenyangkan daging kita.
Kita tidak sungguh-sungguh menyadari betapa bersyukurnya kita ada di dunia ini sehingga cara hidup kita lebih sering seperti apa yang kita mau dan bukan apa yang Tuhan mau seperti yang tertulis dalam Alkitab. Kebanyakan orang tidak melihat suatu anugerah kalau saat ini kita masih diberi kesempatan baca Firman Tuhan. Baca Firman sering dianggap membosankan padahal "kita perlu baca Firman setiap hari karena kita lupa setiap hari" (Martin Luther). Baca Firman diperlukan oleh setiap kita bukan karena itu sebagai suatu kewajiban tapi sebagai respon balik karena sadar saya tidak layak namun Tuhan mengasihi saya. Baca Firman seharusnya adalah kerinduan setiap orang yang mengaku percaya Tuhan Yesus karena iman itu tidak jatuh dari langit tapi karena percaya akan Firman yang kita baca atau dengar. Dari apa yang kita baca dalam Alkitab, tentunya atas pertolongan Roh Kudus disitulah kita mulai belajar memperbaiki diri kita sesuai kebenaran Firman.
Pemazmur (Mazmur 1) mengatakan Berbahagialah yang kesukaannya ialah Taurat Tuhan dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam, sementara kebanyakan orang merasa tidak ada waktu untuk itu tapi ada waktu untuk merenungkan perlakuan orang lain kepada kita, memikirkan semua sakit hati kita yang pada akhirnya hanya merusak hari kita, mood kita, emosi kita ke orang terdekat juga ikut terpengaruh. Hidup kita hanya putar-putar disitu dari kecewa ke orang yang satu kemudian kecewa ke orang yang lain. Hal seperti ini membuat kita sulit dipakai Tuhan karena kita terlalu sibuk dengan diri kita sendiri.
Ketidakpercayaan Israel (Roma 10 : 16 – 21)
10:16 Tetapi tidak semua orang telah menerima kabar baik itu. Yesaya sendiri berkata: "Tuhan, siapakah yang percaya kepada pemberitaan kami?" 10:17 Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus. 10:18 Tetapi aku bertanya: Adakah mereka tidak mendengarnya? Memang mereka telah mendengarnya: "Suara mereka sampai ke seluruh dunia, dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi." 10:19 Tetapi aku bertanya: Adakah Israel menanggapnya? Pertama-tama Musa berkata: "Aku menjadikan kamu cemburu terhadap orang-orang yang bukan umat dan membangkitkan amarahmu terhadap bangsa yang bebal." 10:20 Dan dengan berani Yesaya mengatakan: "Aku telah berkenan ditemukan mereka yang tidak mencari Aku, Aku telah menampakkan diri kepada mereka yang tidak menanyakan Aku." 10:21 Tetapi tentang Israel ia berkata: "Sepanjang hari Aku telah mengulurkan tangan-Ku kepada bangsa yang tidak taat dan yang membantah."
Dari Roma 10 yang kita baca di atas sudah disampaikan dari zaman Musa, juga zaman Yesaya bahwa orang Israel tidak mau mendengarkan Firman Tuhan sehingga kita bisa melihat hal ini sudah terjadi berulang kali bahwa orang Israel tidak sungguh-sungguh memperhatikan Firman Tuhan, tidak ikut Tuhan dengan segenap hati. Kita diingatkan lewat bagian ini untuk belajar mendengar apa yang tertulis dalam Alkitab, minta Tuhan berbelas kasih membukakan mata rohani kita agar bisa memahami dalam-Nya, luas-Nya, tinggi-Nya, indah-Nya Firman Tuhan itu dan agar kita dimampukan menjadi pelaku Firman, terus bertumbuh dalam kebenaran Firman dari sehari ke sehari. Waktu kita sangat terbatas, tidak satu orangpun bisa memastikan tahun depan masih ada bahkan 1 detik ke depan pun kita tidak bisa tahu apa yang bisa terjadi sehingga jangan menunda ketika kesempatan masih ada. Ketika kita dengan hati kita memperhatikan sekeliling kita maka kita akan mendapati begitu banyak orang yang belum kenal Tuhan padahal setiap orang tidak ada terkecuali membutuhkan Tuhan. Rasa membutuhkan Tuhan bisa berbeda bagi setiap orang tergantung seberapa kita menyadari kebobrokan kita di hadapan Tuhan. Ketika orang merasa cukup ok maka perasaan membutuhkan Tuhan itu juga kurang, kerinduan mencari Tuhan juga biasa-biasa saja apalagi mau memperbaiki diri sesuai yang ada dalam Alkitab, bisa dikatakan tidak ada kepekaan dalam membaca Firman.
Roma 10 : 16 – 21 khususnya ayat 17 mengingatkan kita iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus, (saat itu Alkitab tidak dimiliki semua orang dan hanya dibacakan oleh pemimpin-pemimpin agama) tapi bersyukur kepada Tuhan yang memakai Martin Luther sehingga Alkitab bisa diterjemahkan dalam bahasa-bahasa lain dan sekarang ada juga dalam bahasa Indonesia bahkan dalam bahasa daerah dengan harga yang sangat murah. Kita bisa baca sendiri sesuai waktu kita karena setiap kita biasanya punya Alkitabnya sendiri bahkan punya beberapa dan dalam beberapa bahasa yang berbeda. Waktu kita mendengar/membaca Firman dan kita percaya apa yang kita baca/dengar disitulah iman mulai tumbuh dengan pertolongan Roh Kudus. Setelah percaya apa yang kita dengar/baca disitulah kita mulai ada kerinduan memperbaiki hidup kita seperti yang Tuhan mau, mau belajar dengan benar dan setia kepada Firman.
Realita saat ini banyak orang hanya tertarik pada hidup yang enak-enak saja, tidak ingin menyangkal diri dan memikul salib. Banyak yang tertarik bagaimana keadaan di sorga, bagaimana menikmati hidup dalam kekekalan namun malas untuk taat kepada Firman. Seperti orang-orang yang datang melihat mujizat yang Yesus buat tanpa ada kerinduan untuk mau belajar. Banyak yang datang hanya mau lihat apalagi yang Yesus ini kerjakan tanpa ada kerinduan mau mengikuti ajarannya. Kebanyakan hanya sebagai orang-orang yang berkerumun, kagum, penasaran apa yang Yesus kerjakan tapi tidak ingin belajar dari Kristus.
Bagian yang menyedihkan dari tontonan spekulasi manusia ini adalah bahwa kebanyakan orang terlalu ingin tahu seperti apa kemuliaan surgawi itu, tetapi tidak terlalu peduli tentang bagaimana mereka dapat masuk surga. "Hampir semua orang malas dan enggan berperang, sementara mereka sudah membayangkan kemenangan-kemenangan khayalan" (3.25.11). Buku Institusi Yohanes Calvin.
Buku ini sudah ditulis lebih 500 tahun lalu juga membicarakan tentang bagaimana perilaku sebagian besar orang dari dulu bahkan sampai sekarang tetap sama, tidak berpikir bagaimana caranya masuk surga namun hanya tertarik pada kemenangan di akhir padahal apa yang kita kerjakan semasa hidup mempengaruhi apa yang kita nikmati di akhir.
Kiranya lewat renungan ini kita boleh sekali lagi diingatkan untuk boleh bertekun dalam membaca Firman dan terus mempersiapkan diri sesuai yang tertulis dalam Alkitab seperti waktu kita selesai besok.
Soli Deo Gloria
18 Agustus 2023
Farry Togas
"MEMINDAHKAN PIKIRAN DAN PERASAAN KE LANGIT BARU BUMI BARU"
WAHYU 21 :1 - 3
Wahyu 21:1-3 (TB) Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan laut pun tidak ada lagi.
Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya.
Lalu aku mendengar suara yang nyaring dari takhta itu berkata: "Lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka. Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Allah mereka.
Kata langit baru dan bumi baru menjadi salah satu julukan yang mengacu pada sorga, hal ini untuk menyakinkan bahwa ada kehidupan dan kematian yang kekal setelah hari kedatangan Tuhan Yesus Kristus yang kedua kali.
Shalom ,teman-teman PERKI yang diberkati Tuhan
Semoga kita semua dalam keadaan sehat dan baik .
Mungkin ada yg bertanya mengapa saya memilih Judul di atas ? Jadi saya memilih judul yg di atas oleh karena di picu oleh rasa tidak nyaman setelah membaca ayat di atas . Yang artinya kita sebagai anak Tuhan sudah seharusnya tdk hanya memikirkan hal-hal Fana atau dengan kata lain hanya berfikir tentang hal kehidupan ini oleh karena kata Firman Tuhan ada kehidupan setelah kematian.
Dan untuk melakukan itu semua tidak gampang tanpa pertolongan dari ROH KUDUS seperti kata Firman Tuhan yang terambil dari
Yohanes 14:15-18
“Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku. Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu.”
dan bekerja sama dengan ROH KUDUS dalam menjalani kehidupan ini.
Dengan berjalannya waktu & pengaruh dunia ini kpd kita semua sungguh sangat berat untuk belajar MEMINDAHKAN PIKIRAN DAN PERASAAN KEPADA LANGIT BARU DAN BUMI BARU
Apalagi situasi, masalah yang tidak bersahabat dengan kita terkadang membuat kita mengambil jalan pintas agar tidak melewati yang namanya PROSES KEHIDUPAN
Tidak mengherankan hari ini begitu banyak orang-orang yang mau mengambil jalan pintas, seperti:
Mau menjadi kaya tapi tidak mau bekerja keras
Mau menjadi Boss sikut kiri sikut kanan
Mau cepat terkenal tanpa melewati hal-hal dasar.
Itu ke tiga contoh yang banyak di lakukan orang untuk tidak melewati jalan yang seharusnya di lakukan dan akhirnya PENYESALANLAH yang didapatkan.
Padahal PROSES KEHIDUPAN itu adalah bagian dari hidup dan kalau kita tahu itu maka pelan-pelan kita bisa BELAJAR MEMINDAHKAN PIKIRAN DAN PERASAAN KEPADA LANGIT BARU DAN BUMI BARU.
Dan mulai MENGONTROL PIKIRAN PIKIRAN YANG KOTOR ATAU TIDAK BERKENAN KEPADA TUHAN ,yang tentunya kita di bantu oleh Firman Tuhan yang menjadi makanan kita sehari-hari, oleh karena kekuatan Firman Tuhan itu sangat dahsyat yang mampu mengubahkan seseorang dari dalam dalam keluar artinya seseorang dari yang dulunya orang tersebut tidak punya kasih akhirnya punya kasih, yang dulunya keras kepala akhirnya menjadi pribadi yang penurut, yang dulunya suka memberontak akhirnya menjadi pribadi yang baik, itu semua hanya bisa dilakukan oleh ROH KUDUS
Begitu juga dengan PERASAAN kita ,dalam menjalani kehidupan ini, mari kita belajar merasakan pikiran Tuhan.
Banyak orang hari-hari ini hanya memikirkan dirinya sendiri tanpa peduli dengan perasaan orang lain apalagi memikirkan PERASAAN TUHAN.
Dan PERASAAN TUHAN ITU kita bisa rasakan hanya lewat doa, karena doa adalah nafas hidup orang benar.
Untuk itu saya mengajak untuk MEMPERKARAKAN KEHIDUPAN PERASAAN KITA KEPADA TUHAN
Dan Kita harus serius memperkarakan apa yang dirasakan Allah mengenai kita! Tanpa keseriusan maka mustahil kita bisa memindahkan pikiran dan perasaan kita kepada langit baru dan bumi baru.
Oleh karena itu ayat emas saya, yaitu di
KOLOSE 3 :23
Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.
Ayat ini sangat bisa menolong kita untuk belajar mengerti perasaan Tuhan. Dengan hanya berpusat kepada Allah
MULAILAH MEMPERKARAKAN KEHIDUPAN KITA KEPADA TUHAN DAN BERUSAHA BELAJAR UNTUK MEMINDAHKAN PIKIRAN & PERASAAN KE LANGIT BARU BUMI BARU
TUHAN YESUS MEMBERKATI
SALAM dan DOA
6 Agustus 2023
Yosie Weiss
Mengalahkan Rasa Takut
Pada pertengahan juni lalu, anak saya menghadapi ujian semester di universitas tempat dia kuliah. Ujian ini termasuk ujian yang berat dan sulit karena di lakukan secara lisan (Mündliche Prüfung) dan mereka para mahasiswa harus menghadapi 4 pos atau meja yang masing-masing di isi oleh 2 professor.
ketika menelepon anak saya, saya merasakan bahwa dia takut dan nervous menghadapi ujian, karena ujian ini akan menentukan apakah lulus ke semester berikutnya atau harus mengulang atau bahkan dikeluarkan dari universitas. Saya sempat heran karena setahu saya, anak saya selalu tenang dan penuh persiapan sebelum menghadapi ujian.
Ia juga menceritakan bahwa banyak dari rekan-rekan mahasiswanya yang merasa takut, stress, depresi, bahkan menangis! Dan hal itu membuatnya semakin takut dan khawatir. Wow betapa besarnya pengaruh dari rasa takut ini, karena mampu mengontaminasi mahasiswa lain di sekitarnya.
Sebagai seorang ibu, saya hanya bisa memberinya dukungan dan nasihat sesuai dengan Alkitab. Setelah 1 jam percakapan, kami mengakhiri dengan berdoa. Saya sempat share ayat-ayat Alkitab dari 2 Timotius 1:7 ;
1 Petrus 5:7 ;Filipi 4:13. Setelah berdoa, anak saya merasa jauh lebih tenang dan nyaman kembali.
Satu bulan berlalu, anak saya menelepon dengan sukacita dan memberitahu bahwa dia lulus ujian lisan dengan nilai 5 dari score 1- 6. Puji Tuhan!
Dari contoh diatas kita bisa menarik kesimpulan bahwa mengalihkan pandangan dari masalah kemudian melihat Tuhan akan membuat kita dapat mengatasi rasa takut kita.
Perlu diingat, rasa takut bukan berasal dari Tuhan. Ketakutan itu berasal dari Iblis. Sebagai orang Kristen, kita dapat mengatasi rasa takut dan mengalahkan Setan setiap saat dengan berpegang teguh pada Firman Tuhan dan percaya total kepada-Nya.
Lukas 10:19 Sesungguhnya Aku telah memberikan kuasa kepada kamu untuk menginjak ular dan kalajengking dan kuasa untuk menahan kekuatan musuh, sehingga tidak ada yang akan membahayakan kamu.
Ketakutan adalah keraguan dan ketidakpercayaan kepada Tuhan dan Firman-Nya; kepercayaan terhadap tipu daya setan; keadaan bimbang, tidak tenang, khawatir atau cemas. Ketakutan adalah iman yang terbalik atau iman yang terkontaminasi. Ketakutan bekerja seperti magnet yang menarik atau bahkan menarik hal-hal yang kita takuti. Ketakutan dapat memperdayakan kita untuk gagal; dan melumpuhkan kita sehingga menyebabkan kita membuat keputusan dan pilihan yang salah. Dan lebih parah lagi Ketakutan memberi Iblis kekuatan dan membuka pintu baginya untuk beroperasi dalam hidup kita.
Kita dapat mengambil langkah-langkah atau tindakan secara konsisten untuk mengatasi rasa takut dalam situasi dan ujian yang sulit seperti:
-
Membaca, mempelajari, merenungkan Firman Tuhan dan percaya kepada Tuhan dengan segenap hati dan segenap jiwa dan Firman-Nya.
-
Ingatlah siapa sesungguhnya diri kita di dalam Kristus dan SIAPA yang memiliki diri kita.
-
Kuatkan dan teguhkan diri kita. Jadilah berani dan ingat, peperangan sudah dimenangkan melalui darah Yesus diatas kayu salib.
-
Jangan mengucapkan kutukan atas hidup Anda seperti: Nasib saya selalu sial! Atau setiap bulan saya pasti sakit! Atau hidupku akan selalu sulit dan tidak ada harapan lagi!
-
Berjalanlah dalam kekuatan dan kuasa Roh Tuhan - berjalanlah dalam KASIH!
Penangkal rasa takut adalah Iman
Ketakutan dikalahkan oleh iman kepada Tuhan, Firman-Nya, dan berjalan dalam integritas dan kesetiaan kepada Firman Tuhan. Berjalan dalam ketaatan kepada Firman Tuhan menjamin perlindungan, penyediaan, dan perkenanan-Nya.
Rasul Paulus mendefinisikan iman sebagai 'dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat' (Ibrani 11:1), Iman adalah lawan dari rasa takut. Firman Tuhan mengatakan bahwa iman membuat kita percaya bahwa Tuhan akan melakukan sesuatu yang besar bahkan sebelum hal itu terjadi. Iman memampukan kita untuk mempercayai hal-hal yang mungkin tidak masuk akal bagi akal sehat kita. Salah satu cara utama kita melepaskan iman kita adalah melalui apa yang kita katakan.
Yesaya 41:10
Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, Jangan bimbang, sebab aku ini Allahmu. Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau, Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.
Dalam Alkitab ada 365 kali ungkapan " Jangan takut " Artinya tidak ada alasan untuk menjalani hari-hari kita dengan ketakutan, kecuali rasa takut akan Tuhan yang harus kita pelihara baik. Frekuensi ungkapan ini menunjukkan kepada kita bahwa kehidupan sehari-hari akan menghadirkan keadaan dan situasi yang dapat menimbulkan rasa takut, keraguan, kekhawatiran, dan ketidakpercayaan.
Melalui iman kita kepada Bapa dan Putra-Nya, Yesus Kristus, kita memiliki kekuasaan, kekuatan, dan otoritas atas segala sesuatu di bumi,dan kuasa atas seluruh bumi dan atas segala kuasa Iblis, musuh kita.
2 Timotius 1:7
Karena Tuhan tidak memberikan kita roh ketakutan; melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih, dan ketertiban.
Amin.
23 Juli 2023
Christiana Streiff
Perjalanan Iman Pada Saat Di Yerusalem
Sebagai seorang Katolik yang dibesarkan di sebuah keluarga Katolik yang cukup kuat, nama via dolorosa selalu saya dengar, terutama jika masa pra Paskah dan ibadah Paskah skan dijalani.
Semenjak saya kecil, terutama di sekolah minggu yang tiap minggu saya kunjungi, drama penyaliban Tuhan Yesus selalu disiapkan sebagai bagian dari pengenangan akan wafat dan kebangkitan Tuhan Yesus.
Pengenalan seperti ini adakah sebagai pendekatan penyebar luasan firman Tuhan Yesus kepada kami, yang masih kanak- kanak pada saat itu.
Menjadi suatu ingatan peristiwa yang sangat kuat bagi saya, dan saya yakin bagi ketiga adik saya yang dibesarkan dan disekolahkan Katolik yang sama persis. Dari Sekolah dasar sampai Sekolah menengah atas. Begitu pula dengan sekolah minggu.
Begitu pula dengan proses iman kami, puji Tuhan dari waktu ke waktu bertumbuh.
Kami, saya terutama sangat bersyukur, terutama keinginan saya, untuk ‘menghidupi’ perjalanan Tuhan Yesus dalam memikul salib di via dolorosa terkabulkan pada saat impian mengunjungi tanah perjanjian, Israel.
Pada saat di Yerusalem, di sebuah gereja yang bangunannya ditemukan dan direnovasi oleh Ratu Helena, salah satu gereja tersebut bernama gereja Ponsius Pilatus.
Tampak gereja yang dibangun pintu masuk yang relatif cukup kecil dibandingkan dengan gereja- gereja setelahnya atau salah satu gereja terbesar yang diyakini bahwa tubuh Yesus sempat disemayamkan setelah diturunkan dari kayu salib.
Untuk saya, sangat menarik tentang gereja pontius pilatus ini, sesuai dengan proses jalan salib, Disitulah pertama kali, Yesus diadili dan mulai dihujat.
Saya tadinya hanya ingin merenungi dan mengenang kisah sengsara dari semua proses yang Tuhan Yesus lalui, menjadi seperti ada sebuah perenungan yang membuat hati saya menangis diikuti dengan tetesan air mata. Pada saat itu Tuhan Yesus diadili dan dihujat tetapi seperti ada yg menyadarkan saya, bahwa saya pun sering kali ‘menghujat dan mengadili Tuhan Yesus” dengan cara saya.
Salah satunya melakukan banyak hal yang sudah diketahui salah tetapi tetap saja dilakukan. Apalagi jika saya, mengedepankan tentang untung rugi atau berpikir dengan logika karena saya malas untuk mencoba berhikmat - karena saya mengetahui tidak mudah demgan cara memohon hikmat- kurang dapat berserah tentang banyak hal yang Tuhan Yesus beri untuk dijalani- malahan sebuah Challenge untuk saya dengan berdoa dan berhikmat.
Kurang bersabar dalam kesesakan. Tetapi dengan perenungan perjalanan ini sampai di puncaknya yaitu di gereja Makan Kudus, di telinga saya, selalu terngiang benar- benar Tuhan Yesus membayar lunas dengan wafat di kayu salib untuk karya penebusan di dunia.
Kita telah ditebus nyawa kita. Kita telah diselamatkan untuk kita memperoleh kehidupan kekal bersama Dia di rumah Bapa di surga.
Seperti ada tertulis :
1 Korintus 1, 18:
Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah.
1 Korintus 1, 24:
tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah.
Jadi mengapa saya tega sering ‘menyalibkan’ Dia dengan cara saya?
Saya banyak merenung dan berpikir selama di Yerusalem pun sampai saat ini.
Saya mencoba memahami perjalanan Iman saya dengan membaca firman- firman Tuhan.
Saya berusaha dan terus berusaha menghargai berkat tang saya terima setiap hari, adalah hadiah baru dari Tuhan Yesus yang telah disiapkan - saya mensyukuri ini adalah karunia yang diberikan olehNya karena KasihNya dan waktu yang merupakan kesempatan bagi saya untuk memperbaiki hari- hari atau waktu yang telah lewat dimana saya jatuh dan gagal dalam mencintai Dia, dalam menjalankan ajaran KasihNya.
Seperti yang tertulis dalam
Mazmur 119:130
Firman-Mu yang di ungkapkan memberi terang; memberi pemahaman kepada orang yang sederhana.
Semakin hari semakin saya menyadari tentang arti pengajaran Tuhan Yesus untuk mengasah iman kita untuk lebih lagi kita bertekun dan ‘memandang’ rupa wajah Yesus tidak saja dalam kesesakan kita menghampiri tapi dalam semua perkara dalam kehidupan di dunia, saya dan kita semua sangat terberkati untuk selalu melibatkan Dia - sang Penolong- katema Dia lebih mengetahui segala hal yang terbaik untuk kita. Apapun yang terjadi Imam kita tetap berpegang teguh kepada Dia.
Karena segala isi dunia ini adalah kepunyaanNya - sang Maha Pencipta.
Firman Tuhan yang telah menyadarkan saya:
1 Korintus 1, 26-31
26) Ingat saja, saudara-saudara, bagaimana keadaan kamu, ketika kamu dipanggil: menurut ukuran manusia tidak banyak orang yang bijak, tidak banyak orang yang berpengaruh, tidak banyak orang yang terpandang.
(27) Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat,
(28) dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti,
(29) supaya jangan ada seorang manusiapun yang memegahkan diri di hadapan Allah.
(30) Tetapi oleh Dia kamu berada dalam Kristus Yesus, yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita. Ia membenarkan dan menguduskan dan menebus kita. (31) Karena itu seperti ada tertulis: "Barangsiapa yang bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan."
9 Juli 2023
Alfonco Sinaga
KASIHILAH MUSUHMU
Lukas 6: 27-29; 31; 37-38; 41
27 Tetapi kepada kamu yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu.
28 mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu, berdoalah bagi orang yang mencaci kamu.
29 Barangsiapa menampar pipimu yang satu, berikanlah juga kepadanya pipimu yang lain, dan barangsiapa yang mengambil jubahmu, biarkan juga ia mengambil bajumu.
31 Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka.
Hal menghakimi
37 Janganlah kamu menghakimi, maka kamu pun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamu pun tidak akan dihukum, ampunilah dan kamu akan diampuni.
38 Berilah dan kamu akan diberi, suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai akan diukurkan kepadamu.
41 Mengapakah engkau melihat selumbar di dalam mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu sendiri tidak engkau ketahui?
Amsal 27
3 Batu adalah berat dan pasir pun ada beratnya, tetapi lebih berat dari kedua-duanya adalah sakit hati terhadap orang bodoh.
17 Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya.
22 Sekalipun engkau menumbuk orang bodoh dalam dalam lesung dengan alu bersama-sama gandum, kebodohanmu tidak akan lenyap
Perumpamaan tentang pohon dan buah
Matius 7: 17-19
17 Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedangkan pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik
18 Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik.
19 Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api.
Apa bedanya musuh dan lawan? Lawan itu lebih dianggap positif, dapat diartikan sebagai saingan, rival, atau kompetitor. Lawan ini membuat kita termotivasi untuk mengembangkan diri menjadi lebih baik lagi. Sedangkan musuh adalah orang yang bersengketa dengan kita, orang yang berkonflik dengan kita, atau orang yang tidak menyukai kita atau sebaliknya orang yang tidak kita sukai.
Musuh tidak membuat kita menjadi orang lebih baik, tapi sebaliknya menjadi orang yang lebih jahat, atau bahkan lebih jahat dari yang kita musuhi.
Tanpa sadar kita sering menjadi “korban” musuh-musuh kita. Kita terperangkap dengan kelemahan musuh kita. Di luar sana tentu banyak orang jahat yang tidak suka dengan kelebihan kita, dia akan berusaha menjatuhkan kita, tapi ingat jangan terjebak oleh intrik-intrik orang tersebut, jangan termakan dengan pola pikir orang itu, atau bahkan politik orang tersebut.
Tuhan Yesus berkata, kasihilah musuhmu! Mengapa? Karena inilah satu-satunya jurus ampuh untuk bisa melepaskan diri dari «jebakan» sebuah permusuhan. Kenapa saya sebut «jebakan»? Ya karena sebenarnya orang tersebut belum tentu juga berdampak apa-apa dalam hidup kita. Kita bukannya dia kasih makan, atau pekerjaan, dsb. Lalu kenapa pula kita sibuk mengurusi orang tersebut? Jangan-jangan orang yang memusuhi kita itu sesungguhnya sedang dalam masalah, lalu dia mencari pelampiasan terhadap diri kita. Setiap orang tidak sempurna, kalau ada orang iri, dengki dan cemburu terhadap kita, itu artinya orang itu masih banyak kekurangan, mungkin orang itu kurang kerja keras, kurang rajin, malas, suka pansos, suka pamer, dll… Lalu kenapa kita harus meladeni orang-orang tersebut. Tidak lebih baikkah bila kita kasihi dan doakan dia?
Apa jadinya kalau kita memusuhi dia, maka kita akan terjebak atau terperangkap dalam permainan orang tersebut. Ibaratnya dia yang gila, kita ikut-ikutan gila, dia yang salah kita ikut-ikutan berdosa. Maka Yesus berkata, kasihilah musuhmu. Semakin kita ladeni dia, apa yang terjadi? Boro-boro kita menang, malah bikin kesalahan-kesalahan baru. Pengalaman berbicara, permusuhan tidak pernah ada yang menang atau kalah, yang ada saling melukai, atau memperdalam luka. Tidak hanya melukai orang lain, kita juga bisa tanpa sadar melukai diri sendiri juga bahkan keluarga kita, kita menghabiskan waktu dengan musuh-musuh tersebut, dan otomatis mengurangi waktu dan perhatian kita terhadap diri dan orang-orang yang kita kasihi, kita menjadi manusia yang lebih sensitif dari biasanya, gampang tersinggung, gampang marah, dsb.
Dengan demikian, dengan mengasihi musuh, maka kita menjadi orang-orang yang menjadi pemenang, hanya dengan mengasihi musuh kita itulah kita bisa memperoleh kemenangan, bukan dengan mengajak peperangan. Coba kita lihat perang yang terjadi sekarang, siapakah yang menang? Tidak ada.
Tuhan Yesus tahu bahwa sesungguhnya yang memelihara permusuhan itu adalah iblis. Jadi kalaupun Yesus berkata demikian bukan berarti Dia sedang halusinasi, tapi Yesus ingin tembak langsung ke sasaran. Memang hanya dengan mengasihilah kunci kemenangan iman Kristen. Inilah senjata yang sangat jarang kita gunakan, padahal perkataan itu berasal langsung dari mulut Yesus, semestinya kalau kita benar-benar percaya kepada Yesus, kita harus melakukan perintah ini. Sebab hanya dua kemungkinan sumber kita bertindak di dunia ini, yaitu Tuhan atau iblis. Kalau iblis tentu menginginkan permusuhan itu terus abadi, itulah membuat dia bahagia. Tapi sebaliknya Yesus menginginkan agar manusia itu tidak menjadi korban dari tipu muslihat si iblis.
Pernahkah kita mendengar dalam dunia pergaulan bahasa-bahasa seperti ini?
-
Ah teman tidak usah banyak-banyak tapi yang berkualitas. Tapi tanpa sadar menjadikan diri kita menjadi pribadi yang eksklusif. Dan ini bisa tidak enak didengar oleh orang lain. Karena seakan-akan orang ini sombong dan menyatakan dirinya berkualitas.
-
Ah malas ah terlalu percaya sama teman, nanti ujung-ujungnya kita ditusuk dari belakang. Tapi tanpa kita sadari, ini menggambarkan diri kita orang yang terkesan terlalu polos dan naif (lugu, polos, kurang pengalaman).
-
Ah kalau si Polan ada, maka saya gak akan pernah datang ke pertemuan itu.
-
Ah seadainya aku tidak pernah berteman dengan orang itu.
-
Ah kalau dia tidak berubah maka saya pun tidak berubah.
Tapi kalau kita sudah mengaku orang percaya tidak boleh demikian, kita seharusnya bersikap seperti ini:
-
Teman 1000 masih sedikit, musuh 1 kebanyakan.
-
Bertemanlah sebanyak mungkin, karena dengan bertemanlah kita bisa mempraktekkan kasih dan menguji serta menajamkan diri kita dan menguji kesabaran kita (besi menajamkan besi, manusia menajamkan sesamanya (Amsal 27:17).
-
Jangan berteman secara eksklusif tapi inklusif.
-
Jangan menghakimi orang lain.
-
Nikmati perbedaan sebagai kekayaan dalam pertemanan.
-
Meskipun berteman tetap harus dijaga batas-batas privasi.
-
Jangan takut diomongin orang lain, sebaliknya jadikan omongon itu menjadi bahan instrospeksi.
-
Belajarlah kekuranganmu dari musuhmu atau lawanmu, seharusnya kita berterimakasih kepada mereka.
Tuhan Yesus memberkati, Amin.
25 Juni 2023
Viviane Studler
TUHAN PEMILIK CHICKEN NUGGETS
Ilustrasi:
Seorang laki-laki pergi ke Airport dan dia masih mempunyai cukup banyak waktu sebelum keberangkatan pesawatnya.
Kemudian dia pergi ke MacDonald di area Airport dan memesan satu box berisi 10 Chicken Nuggets beserta Cola.
Kemudian dia memandang sekelilingnya, tampak semua tempat duduk penuh .. akhirnya dia melihat ada satu tempat yang hanya diisi oleh seorang wanita dan kemudian dia pun menghampiri meja dimana wanita tersebut duduk.
Dengan santai pria ini meletakkan kopernya disebelah kursi yang akan didudukinya, membuka jaketnya kemudian menggantungkannya di kursi dan kemudian duduk.
Lalu dengan santai pria ini pun mulai membuka box chicken nugget yang ada diatas meja, mengambil satu chicken nugget, menutup kembali boxnya dan kemudian mulai memakannya. Lalu dengan nikmatnya dia pun meminum seteguk cola ...
Pada saat dia meneguk cola nya ..... dilihatnyalah si wanita yang duduk semeja dengannya membuka box chicken nugget-nya, mengambil satu chicken nugget dan menutup kembali box tersebut kemudian mulai memakannya dan melempar senyum kepadanya ...
Pria ini tidak percaya dengan apa yang dilihatnya … Wanita ini mencuri chicken nuggetnya, memakannya dengan nikmat, di depan matanya .... pria ini tidak mempercayai penglihatannya 😊 dia pikir wanita ini kurang ajar sekali …
Tapi pria ini tidak mau menegur wanita ini karena dia takut jika wanita ini membuat suatu reaksi yang mungkin berakibat tidak baik baginya, sehingga dia hanya melemparkan sorot mata “yang mematikan” kepada wanita ini, sorot mata kejengkelan dan kemarahan.
Kemudian pria ini pun mengambil lagi satu chicken naugget dan dengan sengaja meletakkan box chicken nugget tersebut di dekatnya dan mulai menikmati chicken nuggetnya.
Saat dia meneguk cola-nya, kembali si wanita ini dengan berani meraih box chicken nugget di dekatnya, membukanya kemudian mengambil satu chicken nugget dan mulai memakannya ….
Sekali lagi pria ini tidak mempercayai apa yang dilihatnya dan dialaminya… wanita ini dengan enaknya mencuri chiaken nuggetnya, di depan matanya tanpa rasa bersalah sedikitpun. Tapi pria ini mengambil keputusan untuk tetap diam dan tidak menegur wanita ini.
Tidak lama kemudian wanita ini mulai bangkit berdiri, mengambil dan mengenakan mantelnya, mengambil tasnya dan … mengambil satu lagi chicken nugget, menggigitnya setengah kemudian mengembalikannya ke dalam box, tersenyum, melambaikan tangan dan pergi.
Melihat kejadian itu, kejengkelan serta kemarahan pria ini mulai naik ke ubun-ubun dan dia berpikir wanita ini pasti tidak waras, tapi dia tetap berdiam diri.
Tidak lama kemudian pria ini pun melihat jamnya dan dia pun mulai berdiri karena sudah waktunya untuk menuju pesawat, mengambil jaketnya dari kursi, mengenakannya kemudian membungkuk,untuk mengambil koper yang dia letakan di sebelah kursinya.
Dengan terkejut pria ini melihat box dengan 10 chicken nuggetnya ada di atas kopernya dan ini membuat pria ini terbengong-bengong 😊
Pria yang sejak tadi merasa jengkel dan marah terhadap wanita yang duduk satu meja dengannya tadi karena dia mengira wanita ini mencuri chicken nuggetnya … barulah menyadari bahwa selama ini justru si wanita ini yang sudah berbagi chicken nugget miliknya dengan dirinya … … oalaahhh …
Kita tahu bahwa semua yang ada di muka bumi ini adalah milik Tuhan.
Dari Ilustrasi di atas kita juga bisa mengambil kesimpulan bahwa semua chicken nugget juga adalah miliknya Tuhan.
Lalu sekarang .. apa hubungannya chicken nugget ini dengan Firman Tuhan?
Apakah Alkitab juga bercerita tentang chicken nuggets?
Mazmur 24,1:
Tuhanlah yang empunya bumi serta segala isinya, dan dunia serta yang diam di dalamnya.
Jadi bukan hanya chicken nuggets saja milik Tuhan, tapi juga BigMac, Double Cheeseburger, Vegi Burger dan sebagainya …. 😊
Tuhan adalah pencipta langit dan bumi dan semua yang ada di langit dan di bumi adalah milikNya. Atau dengan kata lain dapat disebutkan bahwa TIDAK ADA SATUPUN di langit dan di bumi yang bukan miliknya Tuhan!
Coba kita menutup mata dan membayangkan apa yang ada dirumah kita …. mungkin sofa yang bagus, kulkas, mesin kopi, perlengkapan dapur lainnya, dekorasi dinding dan masih banyak lagi … atau ke garasi, mungkin disana ada mobilmu yang bagus, ada e-bike yang baru kamu beli setelah menabung sekian waktu …. atau lihatlah apa yang ada di dalam rekening bankmu!
Jika kita mengerti benar-benar arti dari Mazmur 24,1 maka kita akan menyadari bahwa apa yang kita miliki semua adalah milik TUHAN.
Kejadian 1, 26:
Berfirmanlah Allah: ”Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.”
Jika kita membaca ayat diatas .. hmmm.. tampaknya lebih ok ya disbanding Mazmur 24,1 😊
Tuhan memberikan kita manusia suatu status yang khusus, yaitu kita sebagai pengelola yang dipercaya, termasuk juga untuk mengelola chicken nuggetsnya Tuhan 😊
Kita juga adalah ciptaan Tuhan sama seperti yang alainnya yang ada di muka bumi ini … tapi bedanya, kita diciptakan SERUPA DAN SEGAMBAR dengan Allah!
Dan Tuhan mau kita menguasai semua yang ada di atas muka bumi ini yang juga Tuhan ciptakan.
Jika kita mendengar kata “menguasai” mungkin akan timbul dalam benak kita suatu arti yang negatif, suatu kekuasaan … tapi bukan itu yang dimaksud disini.
Yang dimaksud adalah seperti seorang gembala dan kawanan dombanya, sang gembala ingin memberi yang terbaik kepada domba-dombanya, seperti yang tertulis dalam Mazmur 23. Tuhan adalah gembala kita, Dia membaringkan kita di padang yang berumput hijau, membimbing kita ke air yang tenang dan seterusnya … Dia hanya memberi yang terbaik kepada kita, domba-dombaNya. Seorang gembala akan menjaga, melindungi, merawat domba-dombaNya.
Begitu juga dengan Yesus yang berdiskusi dengan para murid, seperti yang dapat kita baca dalam Injil Markus 10, 35-45, dimana Yakobus dan Yohanes bertanya kepada Yesus apakah mereka bisa duduk di sebelah akann atau kiri Yesus …
Lalu bagaimana dengan murid-murid yang lainnya? Tempat ke 3 hingga 12?
Bagaimana dengan kita … betapa sering kita juga menginginkan kekuasaan, menginginkan tempat yang terbaik, menjadi yang terpandang, terkenal, terpenting atau terkemuka.
Tapi Yesus berkata lain, Yesus berkata justru barangsiapa ingin menjadi yang terbesar maka dia harus menjadi pelayan yang melayani sesamanya.
Begitu juga dengan kita, sekalipun kita di beri kuasa untuk menguasai semua yang Tuhan ciptakan tapi kita harus menyadari bahwa semua itu bukan milik kita dan kita harus menjaga apa yang dipercayakan kepada kita, termasuk harta benda milik kita, kekuasaan yang dipercayakan kepada kita dan sebagainya.
Tuhan memberikan semuanya itu kepada kita, Dia tidak mengambilnya tapi justru memberikan dan mempercayakan semuanya kepada kita.
Begitu juga dengan chicken nuggets yang Tuhan percayakan, bolehkah saya memakan semuanya sendiri? Atau apakah Tuhan mau saya berbagi? Berapa yang saya butuhkan untuk diri saya sendiri? Mungkin saya hanya butuh 5 chicken nuggets… terus apa yang harus saya lakukan dengan 5 chicken nuggets yang lainnya?
Di dalam Injil Markus 10,17-25 yang menceritakan bagaimana sukarnya seorang kaya masuk dalam kerajaan Allah, sekalipun anak muda ini telah melakukan semua yang “diperintahkan” tapi dia masih “mengagungkan” kekayaannya. Kekayaannya menjadi “tuan” bagi dirinya.
Dia mencintai “Chicken Nugget” nya lebih daripada dia mencintai TUHAN, padahal chicken nuggets yang dia miliki adalah juga miliknya Tuhan!
INTI dari renungan ini adalah, apakah kita mau dan sanggup untuk melepaskan apa yang mengikat kita sehingga dengan demikian kita dapat mengikut Kristus atau apakah «Chicken Nuggets» kita jauh lebih berharga? Padahal Chicken Nuggets itu juga adalah miliknya Tuhan.
Tuhan mau kita memuliakanNya dengan «Chicken Nuggets» yang kita miliki, chicken nuggets yang Dia percayakan kepada kita.
Mari kita mulai melepaskan hal-hal yang mengikat kita, chicken nuggets yang ada pada kita yang membuat kita sulit untuk mengikut Kristus dan membuat kita jauh dari Kristus.
11 Juni 2023
Romo Roy Jelahu
Panggilan: Penempatan Identitas Dua Subyek
Panggilan Matius terbilang menarik sekaligus bermakna. Seorang yang secara sosial mapan karena pekerjaan, meninggalkan kemapanan itu karena mendengarkan sebuah permintaan. Ikutlah aku. Kalimat itu terbilang sangat singkat, seperti juga perjumpaan mereka, Jesus dan Matius. Diceritakan, Jesus mendatangi Matius. Berdiri dihadapnnya. Menyapanya. Menyentuh kerinduan terdalamnya, yang mungkin pada saat kehadiran Jesus di tempat itu, telah merasa diri tidak pantas untuk berjumpa dengan seorang Nabi.
Sapaan Jesus «ikutlah aku» terbebas muatan paksaan, prasangka atau motivasi penghakiman. Sebaliknya. Di dalam kalimat itu, terungkap jati diri Jesus yang mengasihi. Sapaan Jesus membentuk sebuah ikatan, relasi dan kebersamaan baru bersama Allah. Selain itu. Di dalam kalimat itu termuat kekuatan termuat kekuatan, perhatian untuk sebuah transformasi. Melalui sapaan itu, Jesus membimbing Matius untuk merefleksikan kembali identitasnya sebagai anak Allah dan mengambil keberanian untuk meninggalkan pengalaman salah dan dosa.
Membaca perjumpaan khas Jesus dan Matius ini, mengingatkan saya pada sebuah teori Rezonans dari seorang Sosiolog Hartmut Rosa, dalam bukunya «Resonanz: eine Soziologie der Weltbeziehung, 2016». Menurutnya, manusia membentuk dan dibentuk di dalam sebuah relasi, yang di dalamnya menyadarkan manusia akan identitasnya. Identitas yang dimaksud adalah Subyek, yakni keluhuran nilai-nilai kemanusiaan yang ada pada setiap pribadi dan (seharusnya) tidak tereliminasi oleh sifat dan karakter lainnya.
Pengembalian pada identitas (disebutnya dengan terminologi Transformasi) itu dibentuk oleh sebuah kepekaan. Kepekaan ini melahirkan sebuah tanggung jawab dan sikap untuk membantu orang lain. Bantuan itu disebut Rosa sebagai «Berührung und Bewegung». Namun, Transformasi sikap itu terbebas dari sebuah intervensi, ikatan motivasi dan interese pribadi lain (Unverfügbarkeit). Relasi itu adalah ruang murni, di mana pribadi-pribadi yang berinteraksi merupakan Subyek pada hakikatnya dan dihargai.
Demikian halnya kehadiran Yesus dan pengikutsertaan Matius dalam relasi kemuridan. Panggilan oleh Allah, pertama-tama dimaksudkan, sebagai penyadaran akan identitas. Keterasingan karena dosa menjauhkan Manusia dari keterjalinan dengan Allah. Dan Jesus membangun sebuah ruang Resonanz iman, yang membantu manusia untuk pulang kembali kepada Allah (pertobatan yang dalam terminologi Rosa disebut Entschleunigung). Di dalam ruang kesadaran baru itu, Allah mencari cara agar manusia dalam kesadarannya kembali kepada-Nya. Cara itu adalah kasih. Kasih itu ditunjukkan di dalam Salib. Pengorbanan Salib Jesus adalah puncak tertinggi ajakan Allah tanpa intervensi dan paksaan, agar manusia masuk ke dalam relasi dengan-Nya.
Selanjutnya, setiap panggilan adalah luhur di mata Tuhan. Panggilan itu adalah jalan, di mana kita bukan saja menemukan identitas tetapi juga mengalami rasa bahagia. Suatu kondisi, yang disebut rosa sebagai gelungenes Leben, di mana pribadi di tempatkan sebagai subyek di dalam relasi-relasi sosialnya. Dengan demikian, panggilan adalah sapaan Allah yang dijawab oleh manusia di dalam ruang kebebasan, sekaligus kesadaran akan pentingnya persatuan dengan Allah.
Sapaan di dalam perjumpaan
Boleh dikatakan, relasi adalah sesuatu yang terberi. Entah dengan orang lain atau juga diri dan Alam lingkungan, manusia membentuk dan membutuhkan relasi. Perjumpaan Jesus dan Matius, menurut saya, sangat baik menjadi refleksi bagi relasi dengan manusia, alam dan Tuhan sendiri.
Pertama: identitas kristiani. Relasi itu telah dimulai dalam pembaptisan. Sapaan Allah itu kita jawab dengan Ja. Dan seharusnya juga teraplikasi di dalam hidup harian. Dasarnya adalah kebebasan. Kita menerima Tuhan di dalam iman Kristianitas karena kesadaran bahwa itu adalah jalan yang baik.
Kedua: Di dalam sapaan, walaupun sederhana, termuat bukan saja motivasi, tetapi juga rasa bahagia. Salam itu bahkan menyembuhkan dan menyelamatkan. Contoh pula salam Maria kepada Elisabeth pada kunjungannya, bahkan membawa efek rasa bahagia untuk juga anak yang sedang dikandung Elisabeth. Memang memurnikan Sapaan dari intervensi dan motivasi yang salah, seperti kekerasan, paksaan, itu tentu tidak mudah. Kadang sapaan itu bermuatan nada sinisan atau kritikan tanpa solusi. Bercermin dari sikap Jesus, kita dapat menjadikan sapaan sebagai bagian dari Misi Kristiani kita kepada orang lain. Sapaan, senyuman adalah juga cara kita membuktikan iman akan Allah yang adalah kasih.
28 Mei 2023
Armin Keller
Hari Raya Pentakosta
Dewasa ini banyak orang tidak tahu mengapa kita merayakan Hari Raya Pentakosta. Tetapi sudah sejak zaman Musa (dalam Perjanjian Lama) hari raya ini sangat penting dan termasuk di antara tiga pesta yang paling besar bagi orang Israel. Pesta ini dirayakan selama satu minggu. Dulu biasanya banyak orang berziarah ke Yerusalem untuk perayaan ini. Dalam pesta itu mereka merayakan dua hal:
-
Pengucapan Syukur atas hasil panen gandum, yakni makanan pokok yang paling penting bagi mereka.
-
Pengucapan Syukur atas pemberian Hukum Taurat kepada bangsa Israel di gunung Sinai.
Kedua pokok ini sudah menuju kepada Tuhan Yesus yang adalah Roti Hidup dan Firman Kehidupan.
Dalam Perjanjian Baru Roh Kudus dicurahkan pada hari Pentakosta. Semua orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat menerima-Nya. Dengan peristiwa itu terjadi Kelahiran Gereja orang Kristen, sebab pada hari itu sekitar 3000 orang bertobat dan dibaptis. Zaman Misi mulai, sebab orang Kristen mulai pergi ke mana-mana dan memberitakan Injil.
Para murid Yesus, yang dulu sangat takut dan menyembunyikan diri, menerima kuasa melalui Roh Kudus. Dengan berani dan penuh semangat mereka bersaksi tentang iman mereka.
Kutuk yang dulu datang ketika orang mendirikan menara Babel (Kejadian 11: bahasa mereka dikacaukan) sekarang dihapuskan untuk sementara melalui kedatangan Roh Kudus. Keajaiban yang luar biasa terjadi dan mereka dapat saling mengerti, walaupun mereka pakai bermacam-macam bahasa dan datang dari pelbagai negara. Mereka dipersatukan dan tidak takut penganiayaan dan penderitaan.
Kalau kita dipenuhi oleh Roh Kudus, kitapun memperoleh semangat untuk melayani Tuhan. Tetapi semangat saja tidak cukup. Kita harus memelihara hubungan kita dengan Tuhan Yesus, karena tanpa Dia kita tidak bisa berbuat apa-apa. (Yohanes 15:4-5) Melalui relasi kita dengan Dia, kita memperoleh visi untuk kerajaan-Nya.
Roh Kudus memberi perlengkapan yang sangat indah bagi kita, yakni 5 K: kuasa, keberanian, keyakinan, kepastian dan karunia-karunia yang bermacam-macam. Apakah Saudara sudah mengalami perlengkapan ini di dalam hidupmu? Kalau kita mengundang Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat ke dalam hidup kita, kita juga menerima Roh Kudus dengan perlengkapan-Nya.
Amen
14 Mei 2023
Mieke Lolong
Hati-hatilah Dalam Berkata-kata
Bibir orang benar tahu akan hal yang menyenangkan, tetapi mulut orang fasik hanya tahu tipu muslihat. – Amsal 10:32
Perkataan yang diucapkan melalui lidah kita, dapat menjadi sumber berkat yang besar karena mampu memberikan 4(empat) hal bermanfaat yang dibutuhkan oleh manusia.
Pertama, perkataan kita dapat memberi pengajaran tentang kebijaksanaan (wisdom). Bisa dibaca dalam Kitab Amsal 10 ayat 31-32 dan Kitab 2 Timotius 2:2. Kita perlu memberitahukan apa yang telah Tuhan ajarkan kepada mereka-mereka yang membutuhkan tuntunan dan haus akan ilmu pengetahuan. Jangan memaksakan, dan jangan malu untuk membagikan apa yang telah Tuhan berikan kepada kita. Ibaratnya, kalau kita ingin memberi makan ikan kepada orang yang lapar, itu dapat menghidupnya selama 1(satu) hari saja, tetapi kalau kita mengajarkan orang itu cara menangkap ikan, hal tersebut dapat menghidupinya seumur hidup.
Kedua, perkataan kita dapat juga mengambil manfaat dari teguran untuk perbaikan (correction), yang mana tidak semua orang suka diperbaiki baik sikap maupun tutur-katanya. Sepantasnya kita bersikap seperti yang ditulis dalam Kitab Amsal 15:31-33, yaitu mempertimbangkan kritik yang membangun, melatih kepatuhan, serta mendengarkan teguran, memberi pengertian, kerendahan hati mendahului kehormatan. Tentu saja tidaklah mudah bagi kita untuk mengatakan hal yang benar dan mengorbankan pertemanan, namun kita dapat mempercayai teguran dari seorang teman seperti yang tertulis dalam Kitab Amsal 27:6 yang bunyinya : seorang kawan memukul dengan maksud baik, tetap seorang lawan mencium secara berlimpah-limpah.
Dengan demikian, kita harus dapat melakukan 3 hal, yakni :
1. Kita menyampaikan kebenaran berdasarkan pertemanan, jadi kalau kita belum
melakukannya, serahkan kepada seorang teman yang sudah berpengalaman.
2. Kita menyampaikan kebenaran dengan kasih seperti dalam Kitab Efesus 4:15.
3. Kita menyampaikan kebenaran dengan jujur dan lugas seperti dalam Kitab Amsal 28:23
Ketiga, perkataan kita dapat memberi dorongan semangat (encouragement), bisa kita baca dalam Kitab Amsal 15:4, 15:23, 16:24 dan 25:11. Banyak jiwa yang terluka memperoleh kesembuhan dan kekuatan liwat kata-kata yang membangkitkan semangat dari teman-temannya atau orang-orangyang memberikan perhatian. Terkadang, hanya dengan mengirim surat, mengirim e-mail atau menelpon sudah sangat membantu dalam hal ini.
Keempat, perkataan kitapun dapat membawa keselamatan (salvation), seperti tertulis dalam Kitab Amsal 11:30 : Hasil orang benar adalah pohon kehidupan, dan siapa bijak, mengambil hati orang. Perkataan yang paling benar, paling berguna dan tinggi nilainya yang diucapkan melalui lidah kita adalah memberitakan perihal tentang Tuhan Yesus kepada sesama !!! DIA tidak perlu dibela, cukup diperkenalkan saja...
Seperti ada tertulis juga dalam Kitab Amsal 10:11, perkataan-perkataan baik kita yang dikeluarkan untuk orang-orang yang tersesat, dapat merubah masa lalu mereka, masa kini dan masa yang akan datang. Perkataan-perkataan baik kita juga dapat menolong orang-orang menjadi lebih dewasa dalam pertumbuhan keimanannya serta mendekatan hubungan mereka dengan Tuhan. Hal ini sesuai dengan apa yang tertulis dalam Kitab Amsal 10:21 (Bibir orang benar menggembalakan banyak orang, tetapi orang bodoh mati karena kurang akal budi).
Nah, konon di masa perang dunia ke-2 yang lalu, pernah ada poster yang bertuliskan : *Perkataan yang ceroboh membawa kematian*. Aku pernah mendengar bahwa seandainya kita mengetahui perihal negative tentang seseorang, cobalah menanyakan 4 (empat) pertanyaan ini kepada diri kita sendiri, sebelum menyebar-luaskannya :
1. Apakah hal itu benar ?
Di dalam Sepuluh Perintah Allah (Ten commandments), dan bukan Sepuluh Saran Allah (Ten suggestions), dikatakan untuk: jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu. (Kitab Keluaran 20:16). Oleh karena itu, janganlah mengomentari atau tetaplah berdiam diri, seandainya kita tidak tahu apakah hal itu benar atau tidak... waktulah yang akan menentukannya.
2. Apakah hal itu bersifat rahasia ?
Jadi, apakah yang kita mendengarnya dari orang lain yang sebenarnya tidak boleh disebar-luaskan ? Kalau kita juga menceritakannya lagi kepada orang lain, berarti kita menyalah-gunakan kepercayaan yang diberikan untuk tidak menyebar-luaskan berita yang kita dengar tadi. Ada tertulis dalam Kitab Amsal 11:13 yaitu: siapa mengumpat, membuka rahasia, tetapi siapa yang setia, menutupi perkara. Jelaslah disitu, bahwa Tuhan menuntut kita untuk tidak mengorbankan integritas kita dengan mengkhianati kepercayaan.
3. Apakah hal itu membantu ?
Apakah berita yang kita sebarkan itu membangun atau menjatuhkan sifatnya ? Apakah sifatnya membangun dan menguntungkan bagi orang lain ? Seperti kita tahu setan senantiasa ingin menjatuhkan, melemahkan dan menghancurkan… oleh karena itu janganlah bersekutu dengan dia. Dalam Kitab Efesus 4:29, dikatakan demikian: Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan baik untuk membangun, dimana perlu, supaya mereka yang mendengarnya beroleh kasih karunia.
4. Apakah hal itu perlu untuk diutarakan ?
Cobalah untuk bertanya kembali dalam diri kita, apakah keuntungan yang didapat oleh orang lain kalau kita meneruskan berita yang kita dengar itu... terkadang penyesalan itu terjadi setelah kita mengeluarkan ucapan kita tersebut dari pada menyimpannya. Menurut Kitab Amsal 29:11, dikatakan bahwa: Orang bebal melampiaskan seluruh amarahnya, tetapi orang bijak akhirnya meredakannya.
Refleksi yang juga berlaku bagi diriku adalah: jadilah bijak... dan berhati-hati dengan apa yang kita ucapkan.
7 Mei 2023
Megawati Samudra
MENJADI ELITE
1 Korintus 10, 13
Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai, Ia akan memberikan padamu jalan keluar.
Ayat Firman Tuhan diatas sangat menguatkan saya khususnya saat saya berada dalam suatu pergumulan. Dalam suatu pergumulan seringkali kita merasa bahwa Tuhan tidak memperhatikan kita, kita seringkali merasa sendiri dan ditinggalkan.
Sebagai suatu kesaksian pribadi, pada saat saya sedang mengalami pergumulan dalam keluarga saya, saya diingatkan akan suatu pelajaran di dalam kelas pemuridan yang saya ikuti, yaitu bagaimana menjadi “Team Elite”
Team Elite adalah suatu team khusus yang mempunyai keahlian khusus, team yang terlatih dan tahan uji. Contohnya di Amerika, mereka memiliki Navy Seal, di Indonesia Kopasus dan di negara-negara lainnya dengan nama-nama yang lain.
Untuk dapat menjadi anggota suatu Team Elite, maka seseorang harus menjadi “Elite” dulu.
Team Elite adalah team yang terlatih, tahan banting, tidak mudah mengeluh, tidak mudah menyerah. Team Elite bukanlah team yang pasif tapi justru sebaliknya.
Team Elite memiliki persamaan persepsi atau cara pandang, kompak dan tidak mendatangkan resiko bagi teamnya. Mereka dilatih siang malam, baik secara fisik dan juga mental mereka.
Saat saya sedang berada dalam pergumulan, saya teringat akan sikap dari team Elite ini.
Saya tahu ini adalah latihan bagi manusia roh saya, dimana manusia roh saya pun perlu bahkan sangat perlu dilatih agar menjadi kuat dan tahan banting saat menghadapi pergumulan.
Dalam 1 Korintus 9, 24-27 dikatakan bahwa tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota zang abadi. Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul. Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri di tolak.
Penting sekali saat kita sedang berada dalam pergumulan, kita selalu ingat bahwa ini semua adalah latihan untuk manusia roh kita, sehingga kita menjadi pribadi yang elite, yang tidak mudah putus asa saat menghadapi pergumulan, tapi benar-benar percaya dan berserah sepenuhnya serta mengandalkan perolongan Tuhan saja.
Seorang anggota team Elite pun harus patuh dan dia akan mempercayai pemimpin atau komandannya sepenuhnya.
Saya tahu bahwa pemimpin saya, yaitu Yesus sendiri tidak akan menempatkan saya dalam posisi yang akan membahayakan saya, tapi justru sebaliknya, Dia akan menolong dan bahkan memberikan jalan keluar seperti yang Dia janjikan.
Jadi apapun pergumulan kita saat ini, entah itu dalam hal pekerjaan, keuangan ataupun mungkin dalam masalah keluarga,, ingatlah selalu bahwa saat ini kita sedang dilatih untuk menjadi elite, menjadi kuat dan tahan banting dan layak untuk menjadi team elite kerajaan surga. Tuhan yang adalah pemimpin atau komandan kita tidak akan membiarkan kita berperang sendiri, tapi Dia akan maju bahkan akan berperang untuk kita.
8 April 2023
Pdt. Lucky Effendi
Untung Rugi dalam Kristus
Filipi 3:7-10 (diterjemahkan dari bahasa asli)
7 [Tetapi] apapun dahulu merupakan bagi-ku keuntungan, ini aku sudah anggap karena Kristus sebagai kerugian,
8 bahkan lebih lagi aku menganggap semuanya sebagai kerugian adanya karena melampaunya pengenalan (akan) Kristus Yesus, Tuhan ku, yang karena Dia semuanya aku telah rugi dan (aku) anggap sebagai sampah, sehingga Kristus aku menangkan,
9 dan (aku) ditemukan dalam Dia; bukan (karena) memiliki keadilan ku yang dari hukum, melainkan yang melalui iman (kepada) Kristus, yang (adalah) keadilan dari Allah atas-dasar iman;
10 supaya mengenal Dia dan kuasa kebangkitan Nya dan persekutuan (dengan) penderitaan Nya, (dengan-cara) aku diserupakan dengan kematianNya.
Apa, yang dianggap untung bagi seseorang, mungkin dipandang biasa oleh orang lain; dan apa, yang dianggap rugi bagi orang tertentu, mungkin juga tidak menjadi suatu persoalan bagi orang lain. Seseorang mungkin merasa lebih beruntung, kalau ia mendapatkan hadiah berupa seperangkat alat masak, tetapi yang lain mungkin akan merasa lebih senang, kalau ia diberi kupon makan gratis di tempat makan tertentu. Ada orang yang merasa rugi, kalau ia menghabiskan waktu untuk membaca firman Tuhan, tetapi orang lain merasa, justru kalau ia bisa membaca firman Tuhan adalah sebuah keuntungan. Semuanya keperbedaan ini terjadi, karena masing-masing kita memiliki sistem nilai dan Weltanschauung (worldview, cara pandang terhadap dunia) yang berbeda-beda, sehingga minat, prioritas dan kebutuhan kita juga menjadi berbeda-beda.
Terlepas dari perbedaan tersebut, ada hal-hal yang diinginkan atau dibutuhkan oleh banyak orang. Dalam ilmu ekonomi ada tiga hal yang menentukan harga yaitu permintaan (demand), jumlah (quantity) dan penawaran (supply). Demikianlah hal-hal, yang diminati banyak orang, tetapi sulit didapatkan dan tidak bisa dimiliki oleh sembarangan orang, akan dianggap penting dan menjadi sebuat keuntungan bagi yang bisa memilikinya.
Di ayat-ayat sebelumnya Paulus menyebutkan apa yang bisa dia banggakan dalam hidup religius dia di antara orang-orang Yahudi (4-6). Dia seorang orang Yahudi sejati, bukan hanya dalam hal fisik tetapi juga jiwa dan hidup religiusnya. Sebagai seorang Farisi ia berusaha secara sangat ketat melakukan hidup keagamaannya dengan benar. Ia berasal dari sebuah keluarga yang lumayan berpengaruh di tengah-tengah orang Yahudi dan ia adalah seorang yang sangat cerdas, sehingga ia dapat diterima oleh Gamaliel, seorang guru besar yang terkenal, sebagai muridnya (Kis 22:3). Dengan semua kelebihan tersebut bisa dikatakan, bahwa Paulus mengenal dan mengerti tulisan-tulisan Perjanjian Lama jauh di atas rata-rata orang Yahudi. Bagi seorang Yahudi apa, yang dimiliki Paulus, adalah keuntungan yang luar biasa.
Keuntungan adalah Kerugian? Semua adalah Sampah?
Tetapi mengapa Paulus mengatakan, bahwa karena Kristus semua, yang bisa disebut sebagai keuntungan tersebut, justru adalah kerugian (7)? Karena segala kelebihan tersebut malah mengakibatkan dia gagal mengenal Kristus, Tuhannya dengan benar. Ia bahkan menjadi seorang yang kejam dan penuh kebencian, menganiaya orang-orang yang percaya kepada Kristus. Ia masuk ke rumah-rumah doa untuk menyiksa orang-orang tersebut, memaksa mereka menyangkali iman, dan menangkap mereka untuk dipenjarakan; tetapi tidak cukup itu, bahkan kalau mereka berhasil lari ke luar kota, iapun akan pergi mengejar mereka; ia tidak akan berhenti sampai mereka mati (Kis 22:4, 26:9-11). Paulus adalah seorang teroris jaman itu.
Menarik sekali Paulus sendiri bahkan mengatakan, bahwa saat itu ia dalam keadaan tanpa pengetahuan dan tanpa iman (1Tim 1:13). Bukankah justru ia seharusnya termasuk salah satu dari orang-orang beruntung, yang memiliki pengetahuan dan iman yang luar biasa? Paulus dahulu berpikir, bahwa dia sudah mengerti kitab suci dan mengenal Allah, tetapi akhirnya ia dengan rendah hati harus mengakui, bahwa ia belum memiliki pengetahuan sejati. Apa yang ia percaya sebagai pengenalan akan Allah justru sebuah pengertian yang salah. Dan karena pengetahuannya yang salah juga, maka apa, yang ia pikir sebagai iman yang sejati, ternyata adalah sebuah keyakinan yang salah. Iman tidak bisa berdiri sendiri tanpa kebenaran. Itu sebabnya Paulus mengatakan, bahwa apapun miliknya, yang merupakan keuntungan, ternyata bukan keuntungan tetapi justru kerugian (7).
Apa yang merupakan keuntungan kita? Orang-orang yang berkuasa bisa menggunakan kuasanya untuk menindas orang-orang lain. Banyak orang yang memiliki harta, justru menjadi sombong dan merasa ia tidak memerlukan Tuhan. Ada orang-orang pandai, yang menjadi arogan, berpikir ia cukup cerdas dan menganggap ia tidak perlu lagi mendengar apa yang Tuhan katakan. Banyak sekali hal-hal, yang merupakan keuntungan bagi kita, justru menghalangi kita untuk mengenal Allah dan kebenaranNya. Bahkan agama dan iman kristiani bersama dengan segala posisi theologis kita bisa menjadi kerugian untuk mengenal Kristus. Seperti Paulus justru kepercayaan dan pengetahuan agamanya yang menyesatkan dia.
Paulus tidak hanya berbicara soal keuntungannya yang ternyata adalah kerugian, tetapi ia bersikap lebih dari itu, karena semua hal ternyata dia juga anggap sebagai kerugian dan sampah (8). Di sini Paulus tidak lagi berbicara tentang keputusan yang ia buat di masa lalunya, tetapi sikap dia yang aktuel, karena ia menyadari sekali, bahwa apapun bisa menjadi kerugian. Hal-hal yang biasa, seperti kesibukkan sehari-hari bisa membelokkan fokus kita dari Tuhan. Karena kekecewaan banyak orang meninggalkan Tuhan. Kekurangan juga sering membuat kita tidak jujur kepada Allah. Allah akhirnya bisa hanya menjadi obyek pemuasan kebutuhan kita dan proyeksi dari keinginan dan ketidakmampuan kita. Pada saat susah banyak orang mencari Tuhan, tetapi sebenarnya bukan Tuhan yang ia cari, tetapi hanya berkat dan pertolonganNya. Tidak heran, setelah masalah selesai, banyak orang tidak lagi peduli akan Dia.
Karena Kristus!
Bagaimana Paulus mengenali kesalahannya? Paulus pada saat itu tidak memiliki kemampuan untuk mengenali dosanya. Sama seperti kebanyakan orang, yang percaya bahwa dirinya sendiri benar dan semua orang lain salah, ia dikuasai oleh arogansi dan keyakinannya, bahkan ia berpikir, bahwa ia sedang membela Tuhannya, dengan cara ia menjadi penganiaya jemaat Allah (bdgk. Kis 26:9).
Penyebab Paulus sadar, seperti pengakuan Paulus sendiri, tidak lain dan tidak bukan adalah Kristus (7). Yesuslah yang membuat dia mengerti akan kesalahan dan dosanya. Bukan Paulus yang mampu untuk memilih Kristus, tetapi Allah, yang penuh dengan belas kasihan dan anugerah, yang menyatakan AnakNya kepada Paulus (Gal 1:15-16). Dalam perjalanannya ke Damsyik Tuhan Yesus menyatakan diriNya kepada Paulus (Kis 9:3ff, 22:6ff, 26:12ff). Pada saat ia mengenal Kristus, maka pengenalan akan Tuhan ini membuat Yesus Kristus menjadi begitu penting bagi dia dan semua yang lain adalah sampah belaka, yang tidak bisa diperbandingkan dengan Kristus (8). Tuhan Yesus menjadi prioritas utama dan segala-galanya bagi Paulus.
Menukar Semua dengan Kristus
Pengenalan akan Kristus bukan saja membawa Paulus kepada kesadaran akan dirinya yang berdosa, tetapi pengenalan ini juga membawa Paulus kepada sebuah pilihan hidup, mempertahankan yang lama atau bertobat. Banyak orang mengalami penyesalan dosa, tetapi mereka tidak bersedia meninggalkan jalannya yang lama untuk mengambil jalan yang baru. Orang takut untuk kehilangan segalanya! Banyak orang mau diselamatkan, tetapi tidak mau meninggalkan dosa, sehingga mengambil jalan di tengah-tengah. Dengan dalih tidak mau menjadi fanatik mereka bangga menjadi orang yang suam-suam kuku, tidak panas atau dingin. Tuhan Yesus pernah mengatakan bahwa Ia muak dengan orang-orang munafik seperti ini dan mau memuntahkan mereka (Wahyu 3:16).
Seseorang yang masih bergulat untuk memilih antara dosa dan Tuhan, ia belum mengenal Kristus. Bagi Paulus pengenalan akan Kristus membuat semua yang lain tidak lagi penting, bahkan kelihatan sebagai sampah. Dosa menjadi sesuatu yang menjijikkan dan bukan lagi sebuah pilihan untuk dipertimbangkan. Ia meninggalkan semua dosanya dan kehilangan seluruhnya, supaya ia mendapatkan Kristus dan bisa berada di dalam Dia (8-9). Istilah di dalam Kristus (ἐν χριστῷ; baca: en Christo) adalah sebuah istilah teknis untuk menggambarkan seorang yang sudah bersatu dengan Kristus (bdgk. Yoh 15:4-5, 2Kor 5:17). Seorang yang berada di dalam Kristus tidak lagi akan mendapat penghukuman kekal (Roma 8:1) dan mereka yang memiliki Yesus memiliki hidup yang kekal (1Yoh 5:12).
Paulus menyadari, kalau ia boleh diselamatkan, itu bukanlah karena kehebatan dia untuk menjalankan perintah-perintah Tuhan dalam hukum Taurat (9). Ia tidak memiliki apa-apa lagi untuk dibanggakan dan ia merasa, apa, yang ia punya, hanyalah sampah belaka. Paulus menyadari bahwa semuanya adalah semata belas kasihan Tuhan, yang menyelamatkan dia dari lumpur dosa. Dia dianggap benar (adil, tidak bersalah) oleh Allah, bukan karena dia benar dan tidak bersalah, tetapi karena kebenaran (keadilan) dari Allah, yang Tuhan berikan kepada dia oleh karena ia percaya kepada Kristus (9). Kristus mengambil alih dosa-dosanya dengan menanggungnya di kayu Salib, dan kebenaran Kristus Allah kenakan kepada dia, sehingga ia boleh dianggap benar dan diselamatkan.
Pada waktu Paulus memenangkan Kristus (8) dan ditemukan dalam Kristus (9), Paulus dibawa kepada pengenalan akan tiga hal, yaitu pengenalan akan Kristus, akan kuasa kebangkitanNya dan akan persekutuan dengan penderitaanNya (10). Dengan ia diserupakan dengan kematian Tuhan Yesus (10), ia dipersatukan dengan Kristus yang telah mengorbankan diriNya di kayu Salib. Dengan demikian Paulus yang lama ikut disalib dan mati bersama dengan Kristus (Roma 6:6). Paulus dibawa kepada pengenalan yang lebih intim akan Kristus, hati dan kasihNya yang mengasihi manusia sedemikian rupa, sehingga Ia rela mengorbankan diriNya untuk mati disalib. Paulus dibawa kepada persekutuan dengan penderitaanNya, penderitaan yang jauh lebih dalam dari penderitaan jasmani Tuhan, yaitu penderitaan yang tidak bisa dilihat dengan mata jasmani, penderitaan akibat kerelaan Tuhan menanggung dosa dan hukuman dosa manusia. Di sana manusia lama Paulus ikut mati bersama dengan kematian Kristus. Dan di dalam persatuan dengan Kristus ini, Paulus mengalami kuasa kebangkitan Tuhan. Kuasa yang sama yang sudah membangkitkan Kristus dari kematian menbangkitkan Paulus untuk mengenakan manusia baru dan masuk ke dalam kehidupan yang baru (Rm 6:4). Demikianlah Paulus ditransformasi dari manusia lama yang berdosa menjadi Paulus yang baru, yang hidup berkenan kepada Allah.
Jadi bagaimana kita bisa mengalami persekutuan dengan kematian dan kebangkitan Tuhan? Jika kita perhatikan bentuk pasif pada kata kerja „diserupakan“, maka kita tahu ini adalah bagian yang dikerjakan Allah dan tidak bisa dikerjakan oleh kita. Bagian kita adalah menyadari betapa terpuruknya kita dalam dosa, bahwa pada akhirnya semuanya, baik keuntungan maupun kerugian, adalah sampah semata dan membawa kerugian bagi kita. Kelebihan dan kelemahan, kesombongan dan perasaan rendah diri, kekayaan dan kemiskinan, kepandaian dan kebodohan kita, semuanya bisa jadi penghalang. Jangan kita takut kehilangan semuanya, karena dengan kehilangan semuanya kita justru mendapatkan Kristus dan mengalami persekutuan dengan Dia, penderitaan dan kematianNya, sehingga kita tidak perlu menjadi kita yang lama lagi, kita boleh mati bersama dengan Kristus. Maka kuasa kebangkitanNya akan membangkitkan kita menjadi manusia baru untuk masuk ke kehidupan yang baru. Buang sampah dan dapatkan Kristus!
Selamat Paskah 2023!
2 April 2023
Marlina Simbolon
Hati Memancarkan Kehidupan Seseorang
Demikianlah Firman Tuhan dari Amsal 4; 23
Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.
Karena hal tersebut penting untuk memelihara kehidupan kita sebagai anak-anak Tuhan setiap hari.
Dari dalam hati terpancar kehidupan setiap pribadi seseorang. Hati yang menentukan perilaku kita dalam berinteraksi terhadap sesama manusia. Dari hati kita akan terpancar damai dan suka cita-Nya, Jika kita mau membuka hati untuk diisi dengan kebenaran-kebenaran Firman Tuhan.
Pada saat kita bersedia untuk lebih mengenal Yesus Kristus melalui firman-firmanNya dan ingin membangun hubungan lebih dekat lagi dengan Dia. Saya percaya kuasa Roh Kudus akan membimbing kita dalam Journey of faith kita dan akan memperbaharui setiap dari kita untuk menjadi pribadi yang lebih benar dihadapan-Nya.
Dari hati tumbuh Iman dan Pengharapan, dan dari hati juga terpancar kasih Tuhan. Bagi kita yang percaya tapi tidak bisa melihat Dia. Saat teduh dengan Tuhan merupakan saat yang sangat menyenangkan. Jika kita melakukannya sebagai gaya hidup setiap hari. Saya senang mempunyai saat teduh dengan Tuhan setiap pagi sebelum memulai aktifitas. Karena saya ingin Tuhan yang terlebih dahulu berjalan di depan Saya.
Bisa dimengerti bahwa kapasitas waktu setiap orang individual. Saya percaya bahwa kita orang Kristen sudah terlatih dengan sangat baik dengan Time Management. Kita bisa menyediakan waktu sekitar 10 –20 menit atau lebih untuk saat teduh dengan Tuhan. Kembali lagi semua itu tergantung Agenda pagi saudara.
Mari kita sapa Dia yang sudah terlebih dahulu mengasihi kita dengan berdoa, membaca dan merenungkan firman-firman-Nya sebelum kita memulai aktifitas dan kehidupan kita setiap hari. Bila kita mempunyai kesempatan untuk merenungkan firman-firman Tuhan dalam perjalanan ketempat kerja atau tujuan lainnya. Saya percaya hal ini dapat menjaga hati dan pikiran dalam menghadapi kehidupan kita pada hari itu.
Kenapa penting menjaga hati ?
Lukas 8; 15
« Yang jatuh ditanah yang baik itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan».
Dalam hal ini firman Tuhan diperumpamakan sebagai benih yang ditabur dan kita sebagai Ladang/ Tanah-Nya. Dia telah menyediakan kita benih-benih kebenaran yang akan ditabur.
Pertanyaannya, apakah kita siap untuk menanamkan benih-benih dari Tuhan didalam hati kita?.
Setiap hari kita akan menghadapi berbagai aktifitas yang secara langsung atau tidak langsung berhubungan dengan setiap orang.
Interaksi ini dapat menimbulkan konflik antara manusia. Tetapi barang siapa dapat menjaga hatinya, dia akan menghadapi dan menyelesaikan konflik dengan hati yang dipenuhi benih-benih kebenaran yang datang dari Dia. Hal ini dapat terjadi, Jika kita bersedia menanamkan firman-firman Tuhan didalam hati kita untuk terus tumbuh subur dan menghasilkan buah-buah kebenaran-Nya dalam kehidupan kita.
Lukas 8 ; 5
« Adalah seorang penabur keluar untuk menaburkan benihnya. Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh dipinggir jalan, lalu diinjak orang dan burung-burung di udara memakannya sampai habis».
- Perumpamaan burung diatas adalah sebagai iblis
- Benih itu adalah firman Allah ( Ayat 11)
- Yang jatuh di pinggir jalan itu ialah orang yang telah mendengarnya ( dalam hal ini tidak ditanamkan di dalam hati);
Kemudian datanglah iblis dan mengambil firman itu dari dalam hati mereka, supaya mereka jangan percaya dan diselamatkan (Ayat 12).
Firman Tuhan adalah perisai bagi kita untuk menangkis iblis yang setiap waktu berusaha mencuri damai sejahtera Tuhan dari dalam hati kita.
Efesus 6; 16
« Dalam segala hal pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat».
Bagaimana menjaga hati yang sehat?
1 Samuel 24; 4
« Lalu berkatalah orang-orangnya kepada Daud: «Telah tiba hari yang dikatakan Tuhan kepadamu: Sesungguhnya, Aku menyerahkan musuhmu kedalam tanganmu, maka perbuatlah kepadanya apa yang kau pandang baik.»
Pekerjaan Daud adalah mengembalakan domba ayahnya, Isai dari Betlehem. Daud mempunyai pribadi yang berani dan melindungi. Terlebih lagi Daud selalu melibatkan Tuhan dalam kehidupannya setiap hari. Daud bertanya kepada Tuhan sebelum pergi melawan orang Filistin.
Bisa dilihat dari 1 Samuel23; 2 Lalu bertanyalah Daud terhadap Tuhan: «Apakah aku akan pergi mengalahkan orang Filistin itu?» Jawab Tuhan kepada Daud: «Pergilah, kalahkanlah orang Filistin itu dan selamatkanlah Kehila».
Hal ini menunjukkan dekatnya hubungan Daud dengan Tuhan. Daud akhirnya pergi melawan orang Filistin sesuai perintah Tuhan.
1 Samuel 18; 37
« Pula kata Daud: « Tuhan yang telah melepaskan aku dari cakar singa dan dari cakar beruang, Dia juga akan
melepaskan aku dari tangan orang Filistin itu.»
Karena keberaniannya, Saul adalah raja pertama di Israel, mengajak Daud untuk ikut berperang melawan tentara Filistin dan Goliat yang disegani oleh musuhnya karena ukuran tubuhnya sangat besar. Daud maju berperang dan selalu berhasil kemanapun Saul mengirimnya. Lalu Saul mengangkat Daud sebagai prajurit andalannya.
Pada suatu hari, setelah mereka kembali dari perang dan berhasil mengalahkan musuhnya. Banyak perempuan Israel menyongsong kedatangan mereka sambil menyanyi dan menari dengan sukacita.
1 Samuel 18; 7
«Dan perempuan yang menari-nari itu menyanyi berbalas-balasan, katanya: « Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa.» ( Laksa: Puluhan ribu)
Nyanyian tersebut membangkitkan amarah Saul. Sejak Saat itu tumbuh perasaan iri dari dalam hati Saul terhadap Daud.
Singkat cerita, Saul selalu berusaha melenyapkan Daud dengan berbagai cara. Tetapi Daud selalu berhasil dalam setiap perjalanannya, sebab Tuhan menyertai dia. (ayat14).
Sampai suatu hari Saul dan 3000 perajuritnya yang terpilih dari seluruh orang Israel berusaha menangkap Daud di Padang gurun En-Gedi. Sebenarnya Daud mempunyai kesempatan untuk melukai atau membunuh Saul. Tetapi Daud hanya memotong punca jubah Saul dan tidak mengizinkan orang-orangnya bangkit menyerang Saul.Kenapa?,….Karena Daud ingat perkataan Tuhan. 1 Samuel 4; 24.
Bahkan setelah kejadian tersebut diatas, Daud masih mau bersujud dihadapan Saul dan masih menyebutnya «Tuanku Raja». Unbelievable perbuatan Daud yang tetap rendah hati terhadap Saul. Dia tetap menjaga hatinya walaupun Saul telah berusaha membunuh dia. Kenapa bisa?...karena Daud berpegang dan merenungkan perkataan Tuhan.
Saya percaya Jika Daud tidak membaca dan merenungkan firman-firman Tuhan, maka Daud tidak bisa menjaga hati nya yang telah di kuasai oleh Roh Kudus untuk mengasihi orang yang berusaha membunuhnya.
Pada akhirnya Saul menyadari perbuatannya yang tidak benar terhadap Daud dan berkata ,
1Samuel 24; 17 Katanya kepada Daud: «Engkau lebih benar dari pada aku, sebab engkau telah melakukan yang baik kepadaku, padahal aku melakukan yang jahat kepadamu».
Di dalam berkeluarga, berteman dan berkomunitas bisa saja terjadi perbedaan pendapat dan pertengkaran. Dan semua itu bisa saja menimbulkan kekecewaan atau kebencian. Sekaranglah waktunya kita menjaga hati kita untuk mendahului berbuat benar dengan berdamai. Karena perkataan mulut biasanya keluar dari hati. Jika kita mempunyai hati yang benar, begitupun yang keluar dari mulut. Semoga saudara dan saya bisa menjaga hati kita semua sesuai dengan kebenaran firman Tuhan. Demikian renungan ini akan ditutup dengan
Roma 12; 18 « Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung kepadamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang!.» Amen.
Selamat akhir pekan dan Tuhan memberkati kita semua.
19 Maret 2023
Cynthia Kaluntas Lebet
Kehidupan Doa
Bersyukur ke Tuhan atas kesempatan boleh merenungkan satu bagian penting dalam Firman Tuhan tentang doa yang dikatakan sebagai nafas hidup orang percaya. Kehidupan doa yang kental menjadi kerinduan saya secara pribadi, kerinduan saya untuk kehidupan doa saya boleh lebih berkualitas di hadapan Tuhan bukan hanya sebagai suatu rutinitas tapi sebagai suatu keintiman dengan Tuhan, keinginan yang terus ingin dan ingin lagi berkomunikasi dengan Bapa, keinginan untuk bersyukur atas setiap hal yang saya boleh rasakan dalam kehidupan saya sehari-hari ataupun orang-orang di sekitar yang membuat saya semakin terkagum-kagum dengan Dia, Sang Empunya seluruh alam semesta, keinginan untuk mencurahkan segala isi hati yang saya rasakan ketika sedih ataupun senang, kenginan untuk bergantung sepenuhnya kepada Bapa, berharap sepenuhnya kepada Bapa, percaya sepenuhnya kepada Bapa.
Yakobus 5 : 13 – 16
5:13 Kalau ada seorang di antara kamu yang menderita, baiklah ia berdoa! Kalau ada seorang yang bergembira baiklah ia menyanyi! 5:14 Kalau ada seorang di antara kamu yang sakit, baiklah ia memanggil para penatua jemaat, supaya mereka mendoakan dia serta mengolesnya dengan minyak dalam nama Tuhan. 5:15 Dan doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit itu dan Tuhan akan membangunkan dia; dan jika ia telah berbuat dosa, maka dosanya itu akan diampuni. 5:16 Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.
Ayat 13 dikatakan kalau menderita, baiklah ia berdoa. Berdoa adalah sarana kita berkomunikasi dengan Tuhan, sarana kita bertemu dengan Allah dimana Tuhan satu-satunya pengharapan kita, kita tidak punya pilihan lain kecuali datang ke Tuhan. Tentunya kita bisa lari ke dunia yang kelihatannya sering menawarkan solusi yang lebih baik namun pada akhirnya fana. Tapi sebagai anak Tuhan saya percaya kita pasti tahu kalau kita hanya punya satu pilihan yaitu datang kepada Bapa lewat Putra Tunggal-Nya,Yesus Kristus.
Demikian juga ketika kita membawa pergumulan saudara-saudari kita yang sudah mempercayakan beban pergumulannya untuk kita doakan seperti dikatakan di ayat 14, yang sakit meminta para penatua mendoakan berarti meminta orang lain yang lebih rohani ataupun majelis atau pemimpin di gereja kita, bisa saja itu berarti meminta Bapak, Ibu, Saudara-Saudari, maka kita mengambil beban doa ini dengan sungguh-sungguh meminta kepada Tuhan seolah-olah itu beban doa kita, pergumulan kita sehingga dalam kita meminta kepada Tuhan ada kesungguhan kita disana, dari hati kita, bahkan dengan hati remuk di hadapan Tuhan memohon belas kasihan-Nya untuk pokok doa yang kita naikkan.
Ayat 15 dikatakan dengan iman, dengan yakin, percaya apa yang kita sampaikan ke tempat yang benar. Kadang kita berdoa hanya sebagai kebiasaan karena diminta ataupun yang penting sudah menjalankan "ritual", ini ujian, adakah kita masih bisa berdoa dengan iman? atau yang penting sudah disebutkan. Kiranya kita boleh menjaga hati kita sehingga ketika kita berdoa, kita berdoa dengan yakin percaya kepada Tuhan, sungguh-sungguh datang kepada Tuhan membawa beban doa kita atau saudara-saudari kita dan kita memang ingin Tuhan menjawab apa yang menjadi pergumulan kita ataupun yang kita doakan itu. Tentunya kita tahu betul ketika kita meminta kepada Tuhan, kita tidak meminta untuk hal yang sembarangan. Orang yang dekat Tuhan punya kepekaan saat meminta kepada Tuhan dan hanya meminta hal-hal yang sinkron dengan kehendak Bapa.
Filipi 4:6
Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.
Janganlah hendaknya kamu kuatir berarti dengan yakin, silakan sampaikan keinginannya apa, dengan iman menaikkan doa kita. "Keinginanmu" disini bukan untuk kepentingan pribadi kita agar kita kaya atau terkenal namun tentunya bukan berarti kalau kaya pasti tidak baik, belum tentu. Jika orang yang Tuhan izinkan kaya karena kekayaan dipakai untuk hal benar kenapa tidak tapi sering kekayaan hanya untuk kepentingan diri sendiri.
Kembali ke ayat 15 berdoa dengan iman artinya mempercayakan sepenuhnya apa yang menjadi beban kita kepada siapa kita beriman. Bagi kita sebagai orang Kristen berarti beriman kepada Kristus. Kalau kita lihat orang-orang dalam Perjanjian Lama mereka berdoa dengan berani, penuh insiatif, apa adanya, kadang kita baca sepertinya kok berani sekali, percaya diri sekali, tentunya ini karena relasi mereka dengan Tuhan yang dekat.
Kita ambil contoh Nehemia, silakan baca di Nehemia 1 : 2 – 11, Nehemia ada di pembuangan di Babel pada zaman pemerintahan Artahsasta, waktu Hanani saudaranya datang dari Israel, Nehemia bukan tanyakan bagaimana tanahku, rumah keluargaku disana atau hal lain yang berhubungan dengan dirinya tapi yang ditanyakan bagaimana keadaan orang-orang yang masih tinggal disana? Saat pembuangan itu orang-orang yang diambil adalah orang-orang yang sehat, pintar, badan yang kuat, gagah intinya yang bisa berguna tentunya untuk negara yang mengambil mereka sementara yang tua, sakit-sakitan, cacat, yang dianggap tidak berguna, ditinggalkan dalam kesulitan yang besar di negara mereka, mungkin kesulitan dalam mencari makanan, tempat tinggal, dan lain-lain.
Nehemia dikatakan sampai menangis, berkabung berhari-hari, puasa, doa padahal kalau dipikir dalam cara kita berpikir sebagai orang berdosa toh orang-orang itu bisa tidak berguna, kenapa sih sampai sebegitunya memikirkan mereka yang notabene cuma menyusahkan namun Nehemia dengan hatinya seperti kita baca di atas, menangis, berkabung beberapa hari, puasa dan doa. Kalau bukan karena Nehemia mengasihi tidak mungkin bisa melakukan itu. Manusia tidak ada kekuatan untuk mengasihi jika Tuhan tidak menganugerahkan. Menggunakan kekuatan kita manusia berdosa tidak mungkin bisa sungguh-sungguh mengasihi, tidak mungkin bisa bertahan lama, kita hanya sanggup mengasihi ketika itu di topang Tuhan, ketika Tuhan memberikan kesanggupan mengasihi. Mengasihi keluarga atau orang yang kita kenal secara pribadi mudah namun mengasihi yang lebih rendah dari kita, kenal secara pribadipun tidak, itu sulit, bahkan sangat tidak mungkin di luar Kristus. Kasih dari Tuhan memberi kekuatan Nehemia mengasihi orang-orang Israel. Dia tidak melupakan orang-orang sebangsanya. Kalau kita dengar istilah dunia kalau tidak kenal maka tidak sayang, kita orang Kristen beda karena kita sudah terlebih dahulu dikasihi Bapa maka kita dimampukan mengasihi orang lain yang kita tidak kenal, bahkan bersyafaat untuk orang lain. Kita bisa dengan sungguh-sungguh dari hati kita mendoakan pergumulan orang lain bahkan sekalipun kita tidak mengenal mereka.
Nehemia berdoa bukan untuk kepentingan dia, dia berdoa dengan berani, dengan sungguh-sunguh negosiasi dengan Tuhan, berdoa siang dan malam, ada ketekunan disana, ada kerendahan hati, sadar siapa dia di hadapan Tuhan, mengaku keberdosaan mereka (orang Israel) di hadapan Tuhan, seperti pemungut cukai yang berdiri jauh-jauh dan begitu merasa tidak layak di hadapan Tuhan. Doa Nehemia penuh insiatif.
Daniel, kita tahu sekalipun dilarang berdoa malah berdoa tiga kali sehari. Kalau bukan karena iman kepada Tuhan tidak mungkin bisa melakukan itu karena situasi saat itu jika melanggar perintah raja akan di hukum mati, namun Daniel tetap bertekun berdoa kepada Tuhannya, sekalipun dia sadar betul konsekuensinya.
Elia berdoa dengan sungguh-sungguh agar hujan tidak turun dan doanya Tuhan dengar tapi tentunya kita tahu ini bukan menunjukkan Elia hebat tapi Tuhan yang Elia sembah adalah Tuhan yang hebat. Orang yang dekat Tuhan tidak mungkin lagi minta sesuatu untuk kemuliaan dirinya karena dia pasti terus belajar mematikan keinginan dagingnya dan juga mau terus belajar untuk hidup berkenan kepada Tuhan.
Bahkan kalau kita baca di Alkitab, Yesus pun sering menyendiri dan berdoa sekalipun pelayanan yang sangat sibuk tapi tetap memberikan waktu untuk berdoa kepada Bapa apalagi kita manusia berdosa, kita perlu memberikan waktu kita untuk berdoa kepada Bapa.
Doa harus menjadi gaya hidup kita sehari-hari bukan untuk terlihat orang karena ini tentang kedekatan relasi kita dengan Bapa. Saya percaya ketika kita mendoakan pokok-pokok doa kita bukan di tempat ramai tapi kemungkinan di kamar atau di tempat sepi. Tentunya berdoa di depan umum bukan salah juga, misalnya pada saat ibadah di gereja, di persekutuan, dll. Intinya kita tidak berdoa untuk orang lihat wooww dia dekat Tuhan karena berdoa dimana-mana, komat kamit depan orang agar orang bisa memujinya juga terlihat rohani.
Ayat 16, saling mengaku dosa, melihat motivasi kita kepada Tuhan, kita berdosa, minta pengampunan dengan sungguh-sungguh dari hati kita sebelum menaikkan permohonan kita dan saling mendoakan karena setiap orang membutuhkan topangan doa.
1 Tesalonika 5:17-18: “Tetaplah berdoa. Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.”
Kiranya kehidupan kita selalu dipenuhi dengan ungkapan syukur apapun yang Tuhan sedang renda dalam hidup kita saat ini dan tetaplah berdoa selama nafas masih menjadi bagian kita. Saya tutup dengan tulisan Leonard Ravenhill di bawah ini "Tidak ada orang yang lebih besar dari kehidupan doanya…"
“No man is greater than his prayer life. The pastor who is not praying is playing; the people who are not praying are straying. We have many organizers, but few agonizers; many players and payers, few pray-ers; many singers, few clingers; lots of pastors, few wrestlers; many fears, few tears; much fashion, little passion; many interferers, few intercessors; many writers, but few fighters. Failing here, we fail everywhere.”
Leonard Ravenhill
SOLI DEO GLORIA
4 Maret 2023
Farry Togas
Mengucap Syukur
“Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.” (1 Tesalonika 5:18)
Shalom teman-teman PERKI yang baik hati dan diberkati Tuhan
Semoga Renungan ini bisa menjadi berkat buat kita semua .....amin
Mungkin mudah bagi kita untuk mengucap syukur ketika keadaan sedang baik-baik saja, tetapi alangkah sulitnya melakukan itu ketika kita tengah berada dalam kesesakan. Yang lebih disayangkan lagi, ada banyak orang pula yang lupa untuk mengucap syukur ketika sedang dalam keadaan baik karena terlena dalam segala kenyamanan atau kenikmatan hidup. Sebuah ucapan syukur sesungguhnya merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan Kekristenan bukan cuma untuk menunjukkan kita sebagai pribadi yang menghargai segala yang sudah diberikan Tuhan dalam hidup ini, tetapi juga karena ada kuasa dibalik sebuah ucapan syukur. Hari ini mari kita fokus kepada bagaimana besarnya kuasa dibalik ucapan syukur.
Mari kita lihat kisah ketika Tuhan Yesus memberi makan ribuan orang hanya dengan bermodalkan beberapa roti dan ikan kecil dalam Matius 15:32-39 (juga tertulis dalam Markus 8:1-10). Kisah ini terjadi setelah Yesus berkotbah kepada ribuan orang dan menyembuhkan mereka yang sakit. Yesus kemudian berkata kepada murid-muridNya bahwa mereka ini harus diberi makan. Tetapi jumlah yang ada terlalu sedikit untuk itu. Lantas apa yang terjadi? Yesus meminta murid-muridNya untuk membawa jumlah kecil makanan tersebut, dan “Sesudah itu Ia mengambil ketujuh roti dan ikan-ikan itu, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya memberikannya pula kepada orang banyak.” (Matius 15:36). Ajaib! Semua orang kemudian bisa makan dengan kenyang, bahkan dikatakan setelah itu masih terdapat sisa tujuh bakul besar penuh. “Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, tujuh bakul penuh. Yang ikut makan ialah empat ribu laki-laki, tidak termasuk perempuan dan anak-anak.” (ayat 37-38). Apa yang tadinya tidak mungkin terjadi menjadi mungkin. Apa yang membuat hal mustahil itu kemudian mungkin? Kita bisa melihat bahwa kuncinya ada di balik pengucapan syukur, seperti yang tercatat dalam ayat 36 di atas. Dari sini kita bisa melihat bahwa jelas ada kuasa di dalam ucapan syukur.
Seorang hamba Tuhan pernah merinci pentingnya ucapan syukur itu. Ia berkata bahwa Ucapan syukur itu merupakan bentuk pengungkapan atau cara dimana kita:
• Menyerahkan segalanya termasuk masalah-masalah yang kita alami ke dalam tangan Tuhan.
• Berserah sepenuhnya.
• Mengatakan kepada Tuhan bahwa kita mau dibentuk dan diproses sesuai cara dan kehendak Tuhan.
• Membiarkan kasih Tuhan mengalir dalam hidup kita.
• Membiarkan kuasa Tuhan bekerja dalam mengubahkan hidup kita.
• Meninggalkan segala keinginan pribadi kita dan menerima sepenuhnya apa yang terjadi, bahkan dalam keadaan paling buruk sekalipun.
• Menghargai segala sesuatu yang sudah diberikan Tuhan kepada kita hari ini.
• Percaya dengan iman bahwa seburuk apapun yang kita alami hari ini, ada suatu rencana besar yang Tuhan sediakan bagi kita di depan sana. Dan ada banyak lagi hal yang bisa kita peroleh di balik sebuah ucapan syukur.
Sesulit-sulitnya pergumulan yang tengah kita hadapi saat ini, Tuhan sudah berkata agar hendaknya kita jangan takut. “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.” (Filipi 4:6). Dari ayat ini kita bisa melihat bahwa kita tidak perlu kuatir, tetapi kita diperkenankan untuk menyampaikan keinginan dan harapan kita kepada Tuhan, dan itu dilakukan dalam doa dan permohonan yang disertai ucapan syukur. Lalu mari lihat ayat berikut ini: “Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.” (1 Tesalonika 5:18). Apakah kita hanya perlu bersyukur dalam sebagian hal saja, hanya ketika semuanya berjalan baik? Ayat ini mengatakan tidak. Kita diminta untuk mengucap syukur dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah sebenarnya dalam Kristus bagi kita. Ingat pula bahwa penyampaian ucapan syukur pun harus dilakukan dalam nama Yesus. “Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita.” (Efesus 5:20).
Seperti mukjizat yang terjadi di atas, hal yang sama bisa terjadi dalam kehidupan kita. Seberat apapun masalah yang tengah kita hadapi baik dalam pekerjaan, keluarga, keadaan keuangan dan sebagainya, hadapilah itu dengan selalu mengucap syukur dalam segala keadaan. Kuasa Tuhan akan bekerja lewat ucapan syukur kita sehingga mukjizat yang paling mustahil sekalipun akan bisa terjadi. Kita bisa mengalami pemulihan atas apapun pergumulan kita hari ini. Ucapan syukur mampu mendatangkan kuasa Tuhan dalam kehidupan kita. Tuhan mencurahkan RohNya agar bekerja dalam hidup kita, memberi hikmat untuk melakukan apa yang benar di mata Tuhan yang sesuai dengan kehendakNya. Apa yang tidak pernah kita pikirkan, itulah yang akan Tuhan berikan kepada kita. Sebab Firman Tuhan berkata: “Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.” (1 Korintus 2:9). Dan kuncinya ada pada ucapan syukur. Ucapan syukur membuktikan bahwa kita sungguh mengasihi Dia dan percaya bahwa segala yang Dia berikan adalah hanya yang terbaik bagi kita. Oleh karena itu, janganlah putus asa, hilang harapan atas apa yang kita alami. Semua itu tidak akan memberikan manfaat apa-apa dan hanya akan menutup turunnya berkat Tuhan atas diri kita. Sebaliknya, ucapan syukur yang paling sederhana sekalipun yang berasal dari hati yang tulus akan mendatangkan bekat berkelimpahan atas hidup kita. Pastikan hari ini hati kita penuh dengan ucapan syukur, dan percayalah Tuhan yang setia akan selalu memberikan jalan keluar sesuai dengan rencanaNya yang terbaik bagi kita.....amin
Renungan di atas saya lengkapi dengan satu pujian saya juga tentang:
MENGUCAP SYUKUR
BERSUKACITALAH SENANTIASA
TETAPLAH BERDOA
MENGUCAP SYUKURLAH DALAM
SEGALA HAL
SBAB ITULAH YG DI KEHENDAKI ALLAH DI DALAM KRISTUS
BERSUKACITALAH SELALU
TETAP ANDALKAN TUHAN
BERSYUKURLAH KEPADANYA
TETAP PANDANG TUHAN
REFF
MENGUCAP SYUKUR ADALAH KEHENDAK BAPA
MENGUCAP SYUKUR PERINTAH TUHAN
MENGUCAP SYUKUR YESUS TLAH LAKUKAN ME.NGUCAP SYUKURLAH SELALU
19 Februari 2023
Yosie Weiss
Bersiaplah untuk Menunggu
Dalam Matius 25:1-13 dikisahkan Perumpamaan tentang Sepuluh Gadis yang didasarkan pada adat pernikahan Yahudi, dimana perumpamaan ini adalah simbolisme Kristen dan merupakan kisah peringatan tentang persiapan kedatangan Kristus.
Inilah ringkasan Perumpamaan tentang Sepuluh Gadis
Sepuluh pengiring pengantin (gadis-gadis) menanti kedatangan mempelai laki-laki untuk pernikahannya. Kedatangan mempelai laki-laki terlambat dari yang diharapkan. Lima pengiring pengantin yang bijaksana yang telah membawa minyak ekstra untuk menjaga lampu mereka tetap menyala di malam hari menyambut pengantin pria saat dia tiba. Kelima pengiring pengantin lainnya tidak membawa minyak tambahan, jadi ketika pengantin pria tiba, para wanita muda yang bodoh itu pergi untuk membeli dan mengambil lebih banyak minyak. Akan tetapi, pintu-pintu perjamuan pernikahan telah ditutup sebelum kelima pengiring pengantin itu kembali dan akhirnya mereka tidak diizinkan masuk.
Sepuluh gadis dalam perumpamaan ini melambangkan orang-orang Kristen yang menantikan kedatangan Kristus, sang pengantin pria. Kelima pengiring pengantin yang telah mempersiapkan minyak tambahan, adalah mereka yang mempunyai hubungan yang dekat dengan Tuhan.
Ketika pengantin pria datang lebih lambat dari yang diharapkan, para wanita yang telah dipersiapkan untuk penyambutan, merasa lelah dan mengantuk. Pada saat itulah kasih karunia mereka (minyak tambahan) membawa mereka masuk dan mereka diberi penghargaan yang luar biasa di pesta pernikahan, atau Kerajaan Surga.
Sementara itu lima orang yang tidak siap, mendapati diri mereka berebutan untuk mendapatkan lebih banyak minyak dan mereka kehabisan waktu sampai kedatangan pengantin pria, yang berarti kedatangan Kristus kembali. Pintu-pintu perjamuan kawin telah ditutup, sehingga mereka tidak dapat masuk ke dalam kerajaan surga.
Pesan moral dari perumpamaan ini ditemukan dalam Matius 25:13 "Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari dan saatnya."
Mengapa kelima gadis itu tidak membagikan minyak mereka? Sebagai orang Kristen, kita dipanggil untuk menolong mereka yang membutuhkan, kita mungkin bertanya-tanya mengapa kelima gadis yang membawa minyak tambahan tidak membagikannya. Penolakan 5 gadis yang bijaksana untuk memberi minyak mereka tidak bisa ditafsirkan sebagai sikap yang tidak mau berbagi atau pelit. Penolakan itu menunjukkan betapa minyak dan pelita menjadi bagian yang tak terpisahkan dari yang membawanya. Jelas yang dimaksud bukan minyak sungguhan, melainkan minyak yang menghidupkan orang dari dalam dan tak dapat dibagi ke orang lain.
Lambang dari “Minyak” (Ibrani: שֶׁמֶן – SHEMEN) (Yunani: “ελαιον – ELAION”) adalah kehadiran/ pengurapan, communion dengan Roh Kudus. Lima gadis bijak itu tidak dapat membagikannya, karena kita tidak dapat memberikan communion atau kesiapan rohani kepada orang lain, karena hal itu menyangkut hubungan pribadi setiap orang dengan Tuhan dan harus dibangun di dalam hati dan jiwa kita sendiri.
Perumpamaan Sepuluh Gadis berikut ini memberikan pelajaran tentang keselamatan.
Orang-orang Kristen yang tulus adalah gadis-gadis yang bijaksana dan yang bodoh adalah orang-orang munafik. Orang-orang munafik mengaku mengasihi Tuhan dan menunjukkan banyak tanda lahiriah bahwa mereka setia kepada Kristus, tetapi kebenaran hanya ditemukan di dalam diri mereka. Kita mungkin mencoba menipu satu sama lain atau bahkan diri kita sendiri dengan berpikir bahwa kita hidup untuk Kristus, tetapi Tuhan tidak pernah tertipu. Dia melihat apakah kita memiliki hati yang pahit atau hampa. Dia tahu apakah kata-kata dan tindakan kita hanya untuk pertunjukan/ show atau motif lain agar mendapat approval dari manusia.
Para wanita yang menantikan mempelai pria berharap agar dia datang tepat waktu. Demikian juga dengan kita dan Kristus. Keinginan kita tentang waktu yang tepat terkadang berbeda dengan keinginanNya. Tetapi percayalah bahwa waktu-Nya benar-benar sempurna. Dalam waktu-Nya, kita sering dipanggil untuk menunggu. Kita harus mempersiapkan hati dan jiwa kita untuk jangka panjang. Hal ini termasuk mengembangkan hubungan pribadi dengan Tuhan, memahami kehendak-Nya bagi kehidupan kita, memimpin ke tempat yang Dia tuntun, dan mengasihi satu sama lain. Semua hal ini tidak akan terjadi jika kita menyadari bahwa waktu kita di bumi akan segera berakhir. Jalanilah hidup ini seolah-olah akhir dari segalanya adalah hari ini.
Kelima gadis yang memiliki minyak tambahan melambangkan orang-orang yang benar-benar dilahirkan kembali, yang menantikan kedatangan Kristus dengan penuh semangat dan tanpa lelah.
Kelima gadis tanpa minyak melambangkan orang-orang percaya palsu yang menikmati keuntungan dari komunitas Kristen tanpa kasih yang sejati kepada Kristus. Mereka lebih mementingkan pesta daripada kerinduan untuk melihat mempelai laki-laki. Harapan mereka adalah bahwa pergaulan mereka dengan orang-orang percaya yang sejati ("berikanlah kepada kami sebagian dari minyakmu" dari ayat 8) akan membawa mereka masuk ke dalam kerajaan surga pada akhirnya.
Tentu saja, hal ini tidak akan pernah terjadi. Iman seseorang kepada Yesus tidak dapat menyelamatkan orang lain. Kata "Tuhan, Tuhan" dan "Aku tidak mengenal kamu" pada ayat 11 dan 12 sangat cocok dengan kecaman Yesus terhadap orang-orang percaya palsu dalam Matius 7:21-23, "Bukan setiap orang yang berkata kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, yang akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga, dialah yang akan masuk. Banyak orang akan berkata kepada-Ku pada hari itu: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan demi nama-Mu kami mengusir setan, dan demi nama-Mu kami mengadakan banyak mujizat? Maka Aku akan berkata kepada mereka: Aku tidak pernah mengenal kamu, enyahlah dari pada-Ku, hai kamu yang melakukan kefasikan."
Semoga kita tidak ditemukan "pergi untuk membeli minyak" (ayat 10) ketika Kristus datang kembali. Luangkanlah waktu sekarang untuk mengisi pelita kita dengan minyak serta membawa minyak tambahan. Teruslah menanti dan berjaga-jaga dengan penuh sukacita dan antisipasi.
Penghakiman yang akan datang
Ada banyak orang yang menyangkal tentang penghakiman terakhir, keberadaan neraka, tetapi Tuhan membuat semua hal ini sangat jelas sekali dalam FirmanNya. Salah satu contohnya adalah dalam Matius 25:46 "Maka orang-orang jahat akan pergi ke tempat penghukuman yang kekal, tetapi orang-orang benar ke dalam hidup yang kekal."
Ada banyak kejahatan di dunia ini yang mengintai dan menggoda kita untuk menjauh dari Tuhan. Kejahatan itu membawa kita kepada tujuan dan kesenangan duniawi. Kita sering mengabaikan atau tidak menyukai istilah takut akan Tuhan, akan tetapi rasa hormat kita terhadap kuasa dan otoritas Tuhan dapat membantu kita melawan kejahatan dan tetap waspada dalam perjalanan kehidupan kristiani kita sementara kita menantikan penghakiman terakhir.
Mungkin ada diantara kita yang tidak suka mendengar tentang penghakiman Bapa. Hal itu membuat kita gelisah dan bahkan mungkin takut. Tetapi Tuhan tidak menciptakan kita dengan maksud untuk mengirim kita semua ke dalam penghukuman kekal. Tuhan ingin menyambut kita semua ke dalam Kerajaan surgawi untuk hidup bersama-Nya selamanya.
Namun, dengan penuh kasih Dia menyerahkan pilihan kepada kita. Itulah kehendak bebas kita. Kita dapat memilih untuk menjalani hidup kita dengan cara apa pun yang kita inginkan. Jika kita memilih untuk berpaling dari Tuhan, Dia mengizinkan kita, bahkan melalui kekecewaan-Nya. Akan tetapi jika kita berbalik kepada-Nya, Dia akan menyambut kita dengan tangan terbuka. Tuhan memberi kita setiap kesempatan untuk datang kepada-Nya. Keselamatan kita adalah harapan terbesar-Nya.
Amin
5 Februari 2023
Christiana Streiff
Kesuksesan Menurut Kita
Terkadang dalam kegiatan kita beraktivitas dałam kehidupan, kita sering menilai status kesuksesan diukur dengan takaran materi. Bahkan dinilai melalui pengakuan terhadap status dalam masyarakat atau penghormatan dalam setiap jabatan yang kita miliki.
Sampai detik hari ini, hal tentang kesuksesan, pengertiannya masih diukur dengan penilaian secara dunia. Meskipun, kita semua mengakui sebagai anak-anak Tuhan Yesus, pengertian kita masih berputar di ranah yang sama. Mengapa tidak kita coba merenungkan, apa arti kesuksesan sesuai yang Tuhan Yesus inginkan?
Setiap dari kita tidak terlepas dari aktivitas pelayanan, baik dałam lingkup sosial, kerohanian atau dalam hal kemasyarakatan.
Juga setiap pelayanan yang kita berikan, pastilah membutuhkan waktu, tenaga, dana dań perhatian kita. Bahkan jika berbicara dałam kontekst pekerjaan adalah pelayanan. Merupakan panggilan kita semua, terlibat dałam setiap pelayanan atau pekerjaan. Ada maksud Tuhan Yesus mengapa kita ditempatkan dałam suatu pelayanan atau pekerjaan. Tentu saja kita harus fokus terhadap tujuan kita melayani dalam hal apapun, jangan sampai terjebak dengan pengertian keberhasilan melayani yang kemudian menjadi kesuksesan kita, menjadikan kita merasa bahwa hasil dari kerja keras kita semata. Sedangkan kita seringkali lupa karena kasih karunia dan campur tangan Tuhan lah kita bisa berhasil dan hasil sekecil apapun kita patut mensyukurinya.
Firman Tuhan, di dalam surat Roma 8, 28 dikatakan:
Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.
Sesuai dengan rencana Allah pun, harus benar-benar dipahami, bersedia dan berserah atas rencana-rencana yang telah disiapkan
olehNya, meskipun tidak sesuai dengan kesukaan atau keinginan pribadi kita. Seperti dałam Firman yang dikatakan dalam Matius 10: 38, Barang siapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagiku.
Kedua firman Tuhan inilah yang menjadi dasar kekuatan saya dalam proses pada saat saya memberi pelayanan baik di lingkup kerohanian atau bukan. Seringkali sebagai manusia, saya cukup sering kali merasa bahwa saya dapat meraih banyak hal karena kekuatan dan kemampuan saya secara manusia, yang nota bene tidak terlepas dari kemampuan saya berpikir, berpendapat dan meng-implementasikan dengan baik, sehingga dapat meyakinkan seseorang. Terbersit dalam hati saya, saya merasa hebat dan rasa percaya diri saya semakin memicu ke-akuan saya. Bahkan cukup banyak yang mengakui di kalangan komunitas dimana saya berada.
Tetapi, saya bahkan banyak dari kita łupa akan keberanian dan pengabdian Rasul Paulus yang bertobat dan kemudian melayani sesuai dengan keinginan gurunya. Bahkan Rasul Paulus, dinilai sebagai murid yang gagal dalam menyebarkan ajaran Firman Tuhan bahkan sampai masuk ke dalam penjara. Bahkan di dalam penjara pun, bersaksi meski didera dan terakhir dia disalib. Tetapi pelayanan dan cintanya kepada Tuhan Yesus tidak sia-sia.
Di kala saya, sedang lemah dan `kehausan`mengapa dalam melayani sesama terasa begitu berat, saya teringat kembali kisah pertobatan Rasul Paulus. Dengan kita diingatkan, kita dapat merenungkan pelayanan Rasul Paulus.
Begitu juga dengan Rasul Petrus yang pada akhirnya diberi kunci Kerajaan Surga oleh Bapa, karena pertobatan dan cinta nya kepada Bapa di surga.
Mengawali perjalanan kehidupan di tahun 2023, saya mengubah, cara berpikir saya dalam konteks pekerjaan dan pelayanan. Mencoba untuk memahami dengan lebih baik dari sebelumnya, arti pelayanan yang sesungguhnya. Apakah saya mengerjakan dengan sepenuh hati? Apakah semuanya untuk kecintaan saya kepada Tuhan Yesus? Ataukah hanya untuk menuju kesuksesan semata? Seperti takaran atau ukuran secara dunia.
Sembari kita merenungkan, kita meng-interaksikan kepada Bapa di surga, pada saat kita berdoa disitulah saat kita berkomunikasi denganNya.
Kolose 3:23
Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.
22 Januari 2023
Alfonco Sinaga
BERSUKACITALAH DALAM PENGHARAPAN, SABARLAH DALAM KESESAKAN, DAN BERTEKUNLAH DALAM DOA
Setiap orang pasti pernah mengalami kesesakan. Sesak itu punya banyak sekali padanan kata. Yang pertama dapat berarti tidak longgar, tidak lega, tidak lapang. Yang kedua penuh jejal hingga tidak ada tempat kosong untuk berjalan. Yang ketiga dapat berarti sukar bernapas, sendat atau senak, sulit bernapas dengan lega misalnya karena marah sekali, dan yang lebih parahnya tidak tahu mau marah kepada siapa, atau mau marah kepada seseorang tapi serasa tidak ada gunanya. Yang keempat dapat berarti sukar atau susah, tidak leluasa, terjepit. Yang kelima dapat berarti terimpit dalam kesulitan dan kesukaran, terdesak, tidak dapat melawan. Itulah cakupan dari sebuah kesesakan, rasanya seperti kita terkurung dan kita membutuhkan pertolongan.
Apabila kita merasakan kesesakan dan seperti tidak ada harapan, maka kita bisa terjebak dalam keputusasaan dan depresi. Kita akan takut keluar rumah, kita akan takut melihat orang lain, kita akan takut bertemu orang lain, dan kita merasa seolah-olah kitalah orang paling malang dan orang paling sial di dunia ini. Kita tidak mampu melihat orang tertawa, kita cemburu melihat orang bahagia, dan kita larut dalam pikiran-pikiran negatif dari hari ke hari.
Kita merasa lemah, tidak berguna, merasa bodoh dan merasa kalah bersaing dengan orang lain. Lalu kita mulai menghakimi diri sendiri, meyalahkan diri sendiri, murung, dan sering sedih dalam kesendirian. Kita ingin keluar dari kesesakan itu tapi tidak bisa, karena serasa kita tidak punya tenaga dan kemampuan untuk keluar dari kesesakan tersebut.
Lalu apakah jalan keluarnya?
Roma 12:12 “Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa”.
Yang pertama kita lakukan dalam sebuah kesesakan adalah: sabar! Sabar ini punya arti yang luas, salah satunya dia berhubungan dengan fungsi waktu. Orang yang sabar itu adalah sebuah sikap yang hanya bisa diukur dengan waktu. Sabar itu punya makna menerima sebuah keadaan atau kesesakan dalam sebuah kurun waktu. Orang yang sabar dalam satu hari lalu besoknya marah, itu tidak disebut sabar. Sabar punya makna tidak melakukan hal-hal yang reaktif, tidak melakukan hal-hal yang justru menambah sesak di dada. Sabar artinya menerima sebuah keadaan apa adanya. Dan percaya dengan menerima keadaan tersebut dalam jangka waktu yang tidak terbatas, maka sesungguhnya waktulah yang nantinya akan mengalahkannya.
Amsal 16:32 “Orang yang sabar melebihi pahlwan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota.”
Luar biasa bukan? Orang sabar itu dihargai Tuhan melebihi seorang pahlawan, dan diumpamakan melebihi pasukan yang merebut sebuah kota. Luar biasa, betapa beruntungnya orang sabar itu!
Ibarat kita menanam sebuah tanaman, sebutlah jagung. Bila kita menanam jagung, tidak mungkin esok harinya, atau minggu depannya jagung tersebut langsung berbuah bukan? Dia butuh waktu sampai dia berbuah dan 3 bulan setelahnya baru dapat dipanen. Itulah hukum alam yang sudah ditetapkan Tuhan. Bahwa semua ada waktunya. Sama seperti kesesakan tersebut, sabarlah menunggu hingga waktunya tiba maka buah kesabaran itu akan kita petik menjadi buah sukacita.
Sebaliknya bila kita tidak bersabar maka sama saja menunda buah sukacita itu akan kita petik. Semakin reaktif kita terhadap sebuah kesesakan maka semakin lama kesesakan itu akan hilang. Oleh sebab itu kita harus berusaha sabar sejak hari pertama rasa sesak itu muncul dalam hidup kita. Semakin cepat kita sabar menghadapi masalah, maka masalah itu akan semakin cepat selesai. Namun demikian kita harus merespon terhadap masalah yang kita hadapi, meresponnya secara positif. Misalnya memperbaiki kesalahan kita, memperbaiki kekeliruan kita, cara hidup kita dan sudut pandang kita.
Setelah kita sabar dalam kesesakan, peliharalah pengharapan. Ingatlah bahwa setiap masalah pasti ada jalan keluarnya, hanya persoalan waktu dan kegigihan kita mencari jalan keluarnya. Dan terkadang tanpa kita minta bisa saja sebuah keajaiban terjadi, satu hal di luar dugaan terjadi. Dengan berpengharapan maka dari sisi ruang hati kita yang lain akan muncul bibit-bibit semangat dan optimisme. Bibit-bibit itu akan bertumbuh seiring dengan waktu dan perbaikan-perbaikan yang kita lakukan dalam menghadapi kesesesakan itu.
Ibrani 6:19 “Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir.”
Milikilah pengharapan, agar jiwamu aman. Bahwa kesesakanmu hari ini bukanlah akhir segalanya, bukanlah hari kiamat, tapi pengharapan itu tetap hidup. Dengan pengharapan maka jiwa kita menjadi tenang dan aman, dan ibarat sebuah kapal, maka kapal atau perahu kita tidak akan terbawa ombak, perahu kita akan tetap tertambat pada posisinya, karena jangkar kapal itu tertancap di dasar laut, meskipun di sekeliling banyak ombak dan badai menerpa maka kapal itu tidak kan terbawa. Agar pengharapan kita semakin kuat, tambatkanlah pada Yesus, maka jiwa kita akan tenang dan tidak ada rasa takut sedikitpun. Percayalah bahwa Tuhan punya rencana terindah dalam hidup kita yang Dia tidak berikan ke sembarang orang. Hanya Tuhan beri kepada orang-orang special yang Dia kasihi dengan cara khusus.
Dan yang terakhir yang perlu kita lalukan adalah: berdoa! Doa adalah jembatan komunikasi kita dengan Tuhan Semesta Alam, Penguasa segalanya, Tuhan Maha Kuasa. Doa adalah nafas iman kita kepada Tuhan. Dengan doalah kita dapat berkomunikasi kepada Tuhan, dengan mulut kita berkata-kata, dengan kita berlutut di bawah salib-Nya, dengan rendah hati kita tersungkur di kaki Yesus, maka di situlah pertolongan akan Tuhan berikan. Jangan lupa Tuhan kita adalah Maha Pengasih, dan Maha Penyayang, tidak mungkin kita dibiarkan jatuh dan binasa. Tuhan pasti akan tolong kita yang berseru kepada-Nya. Tuhan akan menjawab doa-doa yang kita panjatkan, meskipun ada yang lambat ada yang cepat. Termasuk apabila permintaan kita tidak dikabulkan, itu juga adalah sebuah jawaban. Dan kita percayai jawaban apapun yang Tuhan berikan adalah yang terbaik bagi kita, karena Tuhan maha mengetahui apa yang kita butuhkan, sementara kita terbatas hanya meminta apa yang kita inginkan, tapi apa yang terbaik bagi kita, belum tentu kita tahu, tapi Tuhan tahu.
Dengan doalah kita akan menyampaikan permintaan kita, permohonan kita dan keluh kesah kita dalam kesesakan yang sedang kita hadapi.
Matius 7:7-8 “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu akan dibukakan.
Amin
8 Januari 2023
Viviane Studler
Mazmur 23
TUHAN, gembalaku yang baik
Mazmur Daud.
1. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.
2. Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang.
3. Ia menyegarkan jiwaku.
Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya.
4. Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.
5. Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak;
pialaku penuh melimpah.
6. Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.
Memasuki tahun 2023, saya memilih Mazmur 23 untuk menjadi ayat penuntun Perki Swiss selama tahun 2023 ini.
Jika dengan teliti kita membaca Mazmur 23 ini, maka akan kita dapati banyak janji Tuhan yang sangat menguatkan kita, beberapa diantaranya adalah:
1. Adanya PENYEDIAAN (Providence)
Dapat kita lihat di ayat 1 dan 2, bahwa TUHAN adalah gembala kita dan DIA yang akan menyediakan segala yang kita perlukan dan kita tidak akan kekurangan.
Entah apa yang akan kita hadapi di tahun 2023, ingatlah selalu bahwa DIA adalah penyedia yang setia (Provider)
2. Adanya TUJUAN (Purpose)
Di ayat 3 dapat kita lihat ada TUJUAN penting yang DIA berikan untuk kita, yaitu tujuan agar kita berada di jalan yang benar.
TUHAN sendiri yang akan menuntun kita di sepanjang tahun 2023 ini, agar jalan yang kita lalui adalah jalan yang benar menurut kehendakNya, bukan semau-mau kita.
3. Adanya JANJI (Promise)
Di ayat ke 4 dapat kita baca janji Tuhan yang akan selalu memimpin dan menghibur kita.
Sekalipun kita berjalan dalam lembah kekelaman, kita tidak perlu takut karena DIA yang berjanji akan mengawal kita adalah TUHAN yang setia. Dengan gadanya akan dihancurkannya musuh-musuh kita dan dengan tongkatnya kita akan dipimpinNya.
Bandingkan juga dengan janji Tuhan yang dapat kita baca di Mazmur 139, 7-9 yang berbunyi:
Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapanMu? Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana, jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, di situ pun Engkau. Jika aku terbang dengan sayap fajar dan membuat kediaman di ujung laut, juga disana tanganMu akan menuntun aku dan tangan kananMu memegang aku.
Jelas dimanapun, dalam situasi dan kondisi apapun kita berada, DIA ada bersama-sama dengan kita dan DIA yang akan menghibur dan memberikan kekuatan kepada kita.
4. Adanya PERLINDUNGAN TUHAN (Protection)
Masih di ayat yang sama (ayat ke 4) ada janji PERLINDUNGAN, dimana DIA akan selalu melindungi & menjaga kita sebagaimana layaknya seorang GEMBALA menjagai domba-dombanya.
5. Adanya KEMAKMURAN (Prosperity)
Dapat kita lihat di ayat yang ke 5, bagaimana TUHAN akan melindungi kita. Tidak hanya itu saja, bahkan DIA akan menyediakan hidangan dihadapan lawan-lawan kita. Dia melindungi kita agar kita tidak keurangan dan DIA juga yang akan menyediakan segala keperluan kita.
Dia bahkan mengurapi kepala kita dengan minyak dan piala kita tidak hanya penuh tetapi akan melimpah.
Dan terakhir janji Tuhan bahwa kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti kita, seumur hidup kita dan kita akan diam di dalam rumah TUHAN sepanjang masa.
Itulah janji-janji TUHAN yang bisa kita dapati di dalam Mazmur 23 dan dapat kita jadikan sebagai ayat pedoman kita di sepanjang tahun 2023 ini.
Kiranya kita semua akan dapat menjalani tahun 2023 ini dengan penuh sukacita, penuh pengharapan dan percaya serta memegang janji-janji Tuhan bahwa DIA yang adalah GEMBALA AGUNG kita, DIA sendiri yang akan memimpin dan menyediakan segala sesuatu yang kita perlukan.
Sebagai layaknya seekor domba, kita ketahui bahwa domba adalah binatang yang «tidak tahu arah (no direction)”, adalah binatanag yang tidak balas menyerang jika diserang, adalah binatang yang jika terlentang tidak dapat berdiri sendiri tapi harus dibantu oleh gembalanya untuk dapat bangkit berdiri kembali, domba juga adalah binatang yang penuh perasaan yang dapat mendengar dan mengenali suara gembalanya, domba juga bukan binatang yang berkompetisi seperti kuda di tempat pacuan, domba juga tidak dapat menyembuhkan dirinya sendiri jika dia terluka dimana ada binatang lain yang mungkin cukup hanya dengan menjilat tubuhnya sendiri, domba juga dagingnya dan bulunya sangat berharga dan masih banyak lagi yang dapat kita pelajari dari seekor domba.
Sebagaimana seekor domba bergantung penuh pada gembalanya, begitu pula kita adalah domba-dombaNya dan dialah GEMBALA yang akan selalu menolong dan berada bersama-sama kita.