27 Februari 2022
Demita Klassen
Teologi Penderitaan – Sebuah Pengantar
​
Setiap orang yang ada di dunia ini mendambakan hidup yang bahagia dan damai, tubuh dan jiwa yang sehat, pernikahan dan keluarga yang bahagia, kesuksesan dalam karir, kepemilikan atas harta benda tertentu seperti rumah dan kendaraan, dst. Dimulai dari saat kanak-kanak yang menginginkan mainan dan bermain bersama dengan teman-teman, perlahan dengan bertambahnya usia, setiap individu seakan berlari mengejar semua pencapaian- pencapaian diatas. Tentunya tidak ada yang salah dengan hal ini jika ditinjau dari segi duniawi, karena semua orang diseluruh dunia juga pada level yang berbeda mengejar hal-hal tersebut. Di beberapa gereja tertentu pun pengejaran kebahagiaan dan pemenuhan secara materi diajarkan sebagai bukti iman pada Tuhan, dan sebaliknya orang yang tidak mencapai hal-hal tersebut dianggap (sayangnya) tidak memiliki iman yang cukup besar. Apakah hal ini benar-benar diajarkan alkitab (sesuatu yang alkitabiah) kita akan bahas dalam kesempatan lain.
Tetapi kenyataannya, di dalam kehidupan ini kita diperhadapkan pada hal-hal lain yang seakan bertentangan dengan aspirasi kita akan pencapaian kebahagiaan dan kesuksesan yang disebutkan diatas. Kenyataan hidup seringkali mengatakan lain : kematian orang yang kita kasihi, baik orang tua, pasangan, anggota keluarga, anak, sahabat; penyakit kronis ataupun akut yang tiba-tiba menyerang, pandemi, perceraian, kehilangan pekerjaan, kesulitan dalam studi/sekolah, kesulitan finansial, persahabatan yang terputus, kehilangan harta benda, menjadi korban peperangan, sampai pada penganiayaan karena iman, dst. Kenyataan menunjukkan bahwa air mata dan penderitaan ternyata adalah bagian yang cukup besar dalam hidup manusia.
Tetapi apa yang diajarkan di gereja tentang penderitaan? Seringkali tema penderitaan tidak diangkat atau kurang digemari, dan sebaliknya terutama di masa kini, banyak tema-tema tentang berkat-berkat baik berkat rohani maupun materi dan hal-hal yang positif mendapatkan tempat utama yang diajarkan di gereja. Seakan tema tentang penderitaan adalah hal yang tabu. Sangat menarik bahwa ternyata di dalam alkitab, penderitaan adalah tema yang konsisten selalu ada, dimulai dari penderitaan Adam dan Hawa karena kejatuhan dalam dosa, penderitaan bangsa Israel di tanah Mesir dan kehancuran bangsa Israel setelah masuk tanah perjanjian dan karena ketidaktaatan Israel kemudian diserang bangsa-bangsa lain, masa pembuangan ke Babel, masa Israel ditindas bangsa Romawi, masa Yesus dalam kesengsaraanNya sampai mati dikayu salib, bahkan juga kesengsaraan dan penganiayaan yang dialami oleh para rasul dan pengikut Yesus tercatat di dalam alkitab. Tapi kenapa justru topik penderitaan ini tidak banyak diangkat dan diajarkan di antara orang percaya?
Apakah arti dari teologi penderitaan (suffering theology)? Teologi penderitaan adalah suatu kajian tentang apa yang dikatakan alkitab mengenai penderitaan, dalam hubungannya dengan siapa Tuhan dan kemanusiaan. Berbagai budaya di seluruh dunia memiliki pengertiannya masing-masing tentang kenapa manusia menderita. Bagi orang percaya, sangat penting untuk mengerti pandangan alkitab kenapa Tuhan mengijinkan penderitaan dan bagaimana kita harus melalui penderitaan yang diijinkan terjadi. Sebagai pengikut Kristus, kita memperoleh suatu kesempatan untuk memuliakan Tuhan melalui penderitaan kita sampai kita akhirnya bertemu dengan Dia muka dengan muka dan hidup dalam kekekalan bersamaNya.
​
Definisi teologi penderitaan
​
Teologi penderitaan adalah pengkajian tentang apa yang Tuhan sendiri katakan mengenai penderitaan dan bagaimana kita seharusnya meresponi penderitaan.
Sebagai orang percaya, sangatlah penting untuk kita mengetahui apa yang dikatakan alkitab tentang penderitaan. Kalau kita memiliki pandangan yang benar dan alkitabiah tentang siapa Tuhan dan juga tentang kondisi manusia saat ini, kita akan memiliki pengertian yang lebih baik kenapa kita dan juga banyak orang mengalami penderitaan di dunia saat ini.
Seringkali orang bertanya : kenapa orang baik menderita? Kalau memang Tuhan adalah Tuhan yang Maha Pengasih, kenapa Dia membiarkan manusia mengalami penderitaan?
Untuk menjawab pertanyaan diatas, sangat penting untuk kita mengerti dengan benar siapakah Tuhan dan siapakah kita manusia. Kalau kita tidak mengerti dengan benar, siapakah Tuhan dalam segala kedaulatannya, maka kita akan menjadi frustasi dan marah melihat semua penderitaan di dunia dan juga penderitaan yang kita masing-masing alami. Untuk kita mengerti teologi penderitaan, kita harus melihat pada karakter dan natur dari Tuhan. Alkitab mengatakan bahwa Tuhan itu maha penyayang dan pengasih, mahakuasa, panjang sabar, berdaulat, berlimpah kasih dan setiaNya.
«Berjalanlah TUHAN lewat dari depannya dan berseru: "TUHAN, TUHAN, Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya, yang meneguhkan kasih setia-Nya kepada beribu-ribu orang, yang mengampuni kesalahan, pelanggaran dan dosa; tetapi tidaklah sekali-kali membebaskan orang yang bersalah dari hukuman, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya dan cucunya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat.» (Keluaran 34:6-7)
Selain itu Alkitab mengatakan bahwa tidak ada kegelapan sama sekali dalam Tuhan (1 Yoh 1:5) dan karena Allah itu kudus (Imamat 20:26) maka Dia tidak bisa melihat dosa. Kalau kita dapat mengerti hati Tuhan, maka kita bisa melihat bahwa tidak ada di dalam natur Tuhan untuk Dia dengan sengaja mau menyiksa atau menyebabkan manusia menderita.
Kejadian 3:16-19 mengatakan bahwa penderitaan adalah akibat langsung dari kejatuhan dalam dosa.
​
«Firman-Nya kepada perempuan itu: "Susah payahmu waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak; dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu; namun engkau akan berahi kepada suamimu dan ia akan berkuasa atasmu." Lalu firman-Nya kepada manusia itu: "Karena engkau mendengarkan perkataan isterimu dan memakan dari buah pohon, yang telah Kuperintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya, maka terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu: semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu; dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu." (Kejadian 3:16-19)
​
Alkitab mengatakan bahwa upah dosa adalah maut (Roma 3:23). Tidak seorang pun yang baik karena semua telah jatuh di dalam dosa (Roma 3:10). Karenanya manusia tidak berhak mendapatkan apapun yang baik karena seluruh umat manusia mewarisi dosa dan kecenderungan berdosa ini. Pada saat dosa masuk ke dalam dunia, maka penderitaan dan kesakitan juga masuk ke dalam dunia sebagai konsekuensi dan upah dari dosa. Karena itu, kita saat ini mengalami berbagai macam penderitaan di dalam masa kehidupan kita, seperti sakit penyakit tubuh, sakit dalam jiwa, kematian, perceraian, penganiayaan karena iman.
Pandangan Alkitab tentang penderitaan
​
Tuhan adalah Tuhan yang berdaulat dan Tuhan yang penuh kasih. Dia tidak menikmati saat kita harus melalui penderitaan, akan tetapi di dalam kasih dan kedaulatanNya Dia mengijinkan penderitaan dalam kehidupan banyak orang untuk menguji kita dan membuat namaNya ditinggikan. Hidup di dunia ini adalah satu-satunya waktu dimana kita bisa memuliakan Tuhan melalui penderitaan kita. Di surga nanti, tidak akan ada lagi air mata, penderitaan, kesakitan, kesedihan. Penderitaan yang kita hadapi saat ini menolong kita untuk mencari pertolongan pada Dia dan membuat kita menanti-nantian waktu kita kelak bersamaNya di kekekalan. Dalam ayat-ayat alkitab ini kita bisa mempelajari apa yang dikatakan alkitab tentang penderitaan.
a) Tuhan dapat menggunakan penderitaan kita bagi kemuliaanNya.
​
Seringkali saat kita menghadapi saat-saat yang sulit, kita segera berlari mencari Tuhan dan berdoa padaNya. Tapi saat semuanya berjalan dengan baik, kita kadang bertanya dimanakah Tuhan dan kadang kita tidak merasakan kehadiranNya.
​
Penderitaan seringkali menciptakan suatu ketergantungan pada Tuhan yang sayangnya tidak terjadi saat semuanya berjalan dengan baik. Tuhan bisa menggunakan penderitaan kita dan membuat kita berlari padaNya untuk meminta pertolongan. Dan janjiNya pada kita bahwa Dia akan menjawab kita dan akan menjadi tempat perteduhan disaat badai menerpa.
Saat kita melalui penderitaan, seringkali kita menanyakan hal-hal yang sangat esensial, seperti siapakah Tuhan itu sebenarnya, apa yang sebenarnya kita percaya tentang Tuhan, apa yang menjadi kehendak Tuhan dalam hidup kita, dan seterusnya. Tuhan mau agar kita datang kepadaNya dengan pertanyaan-pertanyaan, dengan keraguan dan dengan kesakitan, sehingga Dia bisa menunjukkan pada kita tujuan dan rencanaNya pada kita.
Melalui penderitaan, Tuhan dapat membuat kita mengalami pertumbuhan rohani yang pesat, dan Dia menggunakan penderitaan yang kita alami untuk datang mendekat kepadaNya.
Tapi kadang pilihan kita saat kita mengalami penderitaan dapat membawa kita semakin mendekat padaNya atau justru membuat kita semakin menjauh daripadaNya.
“Sesungguhnya, Aku telah memurnikan engkau, namun bukan seperti perak, tetapi Aku telah menguji engkau dalam dapur kesengsaraan. Aku akan melakukannya oleh karena Aku, ya oleh karena Aku sendiri, sebab masakan nama-Ku akan dinajiskan? Aku tidak akan memberikan kemuliaan-Ku kepada yang lain!” (Yesaya 48:10-11)
​
Tuhan sajalah yang layak menerima semua kemuliaan melalui apa yang terjadi dalam hidup kita-termasuk pada yang terjadi dalam penderitaan.
​
Tuhan juga bisa menggunakan penderitaan kita untuk menyucikan kita dari dosa-dosa kita dan mengubahkan kita semakin serupa dengan anakNya Yesus Kristus. Kita harus mengingat bahwa penderitaan kita saat ini tidaklah sebanding dengan kemuliaan kekal yang akan kita dapatkan di surga ketika kita bertemu Kristus muka dengan muka.
​
«Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami. Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.» (2 Korintus 4:17-18).
​
b) Penderitaan membawa pertumbuhan pada tubuh Kristus.
​
Tuhan Yesus tidak pernah menjanjikan bahwa pada saat kita menyerahkan hidup kita kepadaNya, maka bahtera kehidupan kita akan berlayar dengan mulus tanpa tantangan untuk selamanya. Bahkan Dia mengatakan bahwa kita akan dibenci karena namaNya :
​
«dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku. Tetapi tidak sehelaipun dari rambut kepalamu akan hilang. Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu." (Lukas 21:17-19)
​
Banyak gereja di seluruh dunia telah mengalami penganiayaan dan penderitaan, dan walaupun banyak yang mengalami penyiksaan karena iman mereka, Tuhan justru membawa lebih banyak jiwa yang percaya kepadaNya melalui situasi ini.
​
Karena kita adalah duta Yesus Kristus dan agen pembebasan dalam nama Yesus, adalah suatu kehormatan ketika kita dapat turut mengambil bagian dalam penderitaanNya. Karena cahaya Kristus yang tinggal di dalam diri kita dan sebagai anak Tuhan, kita akan dibenci oleh banyak pihak karena kita menantang kegelapan yang ada di dalam hati manusia (Matius 10:16, Lukas 21:16-18).
​
Akan tetapi ketika kita menderita dan dianiaya oleh manusia karena iman kita pada Kristus, kita sedang menyatakan kasih karunia Tuhan yang menyelamatkan dan kesetiaanNya dalam hidup kita. Wahyu 12:11 menyatakan bahwa kita telah mengalahkan musuh - si iblis- dengan darah anak domba Allah dan dengan perkataan kesaksian kita.
Bertahan dalam penderitaan merupakan tindakan yang kita harus pilih, baik secara intelektual, emosional dan dengan kesadaran kita- bahwa kita akan mengambil posisi perlawanan terhadap dunia dan iblis, demi Kristus, supaya namaNya akan dikenal di muka bumi dan atas semua bangsa.
​
Juga jika satu bagian dari tubuh Kristus menderita, maka seluruh tubuh Kristus menderita, karena Kristus adalah kepala dari seluruh tubuh, yang adalah gereja
(1 Korintus 12:26). Dan tubuh Kristus bersukacita bersama dalam penderitaan mereka karena mereka menganggap kayak untuk menderita bagi Kristus
(Matius 5:10-12). Mereka yang tidak percaya, tidak bisa menderita atau bersukacita karena penderitaan bagi nama Yesus, karena terang Kristus tidak ada didalam mereka.
«Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu. Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya. Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu.» (1 Petrus 4:12-14)
​
c) Penderitaan menolong kita untuk memandang pada kekekalan
​
Sebagai pengikut Kristus, kita memiliki pemahaman bahwa hidup di dunia ini tidak akan berlangsung selamanya. Kita tahu bahwa pada suatu saat Kristus akan datang kembali kedua kalinya dan akan memerintah di bumi dan langit yang baru untuk selama-lamanya. Jikalau kita mengerti siapakah Tuhan, dan tujuannya untuk memakai penderitaan yang kita alami untuk kebaikan kita dan kemuliaanNya, maka kita dapat memfokuskan pandangan kita pada Kristus dan pada pengharapan kita yang ada di dalam Dia.
​
«Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita.» (Roma 8:18)
Segala sesuatu yang kita alami saat ini bersifat sementara, tubuh yang kita miliki saat ini juga sementara. Suatu hari nanti Yesus akan datang kembali dan tubuh kita akan diubah seperti tubuh kemuliaanNya. Kita tidak lagi akan merasakan penderitaan dan kesakitan. Betapa hari itu akan penuh dengan kemuliaan!
​
d) Penderitaan membentuk karakter kita
​
Sebagai pengikut dan wakil Kristus di dunia ini, kita dipanggil untuk menderita karena namaNya. Dalam panggilan kita, kita diminta untuk tetap bersukacita saat kita menghadapi berbagai pencobaan, termasuk penderitaan, supaya apa yang kita alami membawa orang kepada Kristus dan memberikan kemuliaan bagi namaNya.
​
Penderitaan yang kita alami menjadi kesaksian bagi apa yang dialami Kristus di atas kayu salib. Karena Dia adalah kepala dan gereja adalah tubuhNya, maka kita ambil bagian dalam penderitaanNya, maka kita menyatakan pada dunia kasih dan dedikasi kita pada Kristus, seperti juga kasihNya pada kita. (Kolose 1 :24)
«Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. » (Yohanes 15 :13)
​
Maksud Tuhan ketika anak-anakNya mengalami penderitaan bukanlah untuk menghukum mereka, melainkan suatu beban kehormatan yang menyenangkan yang kita boleh tanggung sebagai pengikut Kristus yang membawa terang Kristus dalam diri kita.
​
«Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.»
(Roma 5:3-5)
​
Tuhan Allah itu setia dan Dia tidak akan membiarkan kita berjalan sendirian di dalam penderitaan kita. Kita harus datang kepadaNya dan percaya pada hati dan kasihNya pada kita, dan percaya bahwa Dia yang telah memulai pekerjaan baik di dalam kita, Dia juga yang akan menyelesaikannya. Dia akan memakai penderitaan kita untuk kebaikan kita dan bagi kemuliaanNya.
​
e) Menjadi serupa dengan Kristus
​
«Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar.» (2 Korintus 3:18)
​
Tuhan mengijinkan penderitaan dalam hidup anak-anakNya, untuk membawa mereka mendekat kepadaNya. Dia tidak senang atas penderitaan kita, bahwa kita melalui kesulitan dan kesakitan, tapi Dia bersuka bahwa kita memilih Dia atas kenyamanan yang ditawarkan dunia ini. Sebagai orang kristen kita dipanggil untuk menderita bagi Kristus. Sebagaimana Yesus menanggalkan hidup dan kemuliaanNya di surga dan menggantinya dengan tubuh manusia fana, kita juga dipanggil untuk menanggalkan hidup kita untuk Kristus (Filipi 2:5-11). Artinya kita menghitung harga yang harus dibayar dalam mengikut Dia dan kita tahu bahwa Tuhan layak menerima hal itu.
​
Jika itu adalah kehendak Tuhan agar kita menderita, biarlah itu terjadi, karena itu bagi kemuliaanNya. Kita hanya harus taat dan patuh pada panggilanNya, untuk melalui penderitaan kita bagi Kristus (1 Petrus 4:19)
​
Tuhan bisa memakai penderitaan yang kita alami untuk mengubah kita menjadi semakin serupa dengan gambaran anakNya Yesus Kristus. Semakin kita taat untuk membiarkan Dia membentuk kita menjadi apa yang Dia inginkan, dan bersukacita bahwa Dia beserta dengan kita melalui penderitaan ini, maka semakin efektif iman kita bertumbuh di dalam Kristus. Tuhan sedang terus bekerja di dalam kita dan menguduskan kita. Tentu saja ini bukanlah proses yang menyenangkan yang harus dilalui. Tapi Dia sedang mengerjakan sesuatu yang indah melalui penderitaan yang kita alami saat ini.
​
f) Penderitaan menghasilkan Ketekunan
​
Ada berbagai macam penderitaan yang akan kita hadapi di dalam kehidupan kita. Tetapi bagaimana kita melalui penderitaan itulah yang akan membawa kemuliaan bagi nama Yesus. Penderitaan akan mengembangkan dan menumbuhkan karakter dan iman kita ketika kita memilih untuk percaya pada Kristus dan membiarkan Dia mengambil alih atas hasil yang akan dihasilkan oleh penderitaan kita.
​
Bagaimana sikap hati kita ketika kita harus menghadapi penderitaan? Alkitab mengatakan bahwa kita harus berdiri teguh dalam iman, tidak goyah, bersukacita selalu, ketika kita tahu bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payah kita tidak sia-sia.
​
“Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.”
(1 Korintus 15 :58)
​
«Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan.» (Roma 5:3-4)
​
Penderitaan kita saat ini menunjukkan bahwa Tuhan penuh kuasa dan Dia dapat menggunakan kelemahan kita bagi kemuliaan Dia, sebagaimana rasul Paulus tuliskan dalam 2 Korintus 1:8–11; 4:7; 12:9.
​
Mengapa penting untuk memahami teologi penderitaan
​
Ketika kita memiliki pemahaman yang benar dan alkitabiah dalam teologi tentang penderitaan, maka kita akan dimampukan menjalani penderitaan kita karena kita mengingat siapakah Tuhan Allah yang kita sembah ditengah-tengah penderitaan kita. Kita akan mengerti bahwa Tuhan dapat memakai penderitaan kita untuk kebaikan kita dan juga sekaligus bagi kemuliaanNya.
​
Walaupun kita tidak selalu bisa mengerti kenapa kita harus melalui penderitaan, kita bisa percaya bahwa Tuhan adalah Allah yang Maha Baik dan tidak ada sesuatupun yang bisa memisahkan kita dari kasihNya seperti yang dinyatakan dalam Roma 8:31-39. Kita selalu bisa berteriak meminta tolong kepadaNya dalam kesesakan kita dan Dia akan selalu mendengar doa permintaan tolong kita seperti dalam Mazmur 145.
​
Sebagai orang percaya, sangat penting bagi kita untuk memiliki pemahaman yang benar dan alkitabiah tentang penderitaan, karena saat kita harus melalui penderitaan, hal ini akan mendorong kita menjauh dari Tuhan atau membawa kita semakin mendekat padaNya, tergantung pemahaman kita tentang penderitaan.
​
Tuhan mengijinkan kita melalui masa yang sulit dan penderitaan, supaya iman kita kepadaNya dikuatkan. Tuhan bahkan memberikan keberanian dan sukacita di tengah penderitaan kita, Tetapi adalah bagian kita setiap hari untuk memilih sukacita di tengah penderitaan.
​
«Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun. » (Yakobus 1 :2-4)
​
Kita harus dengan kesadaran memilih untuk mengucap syukur pada Tuhan dalam masa penderitaan.
Filipi 4 : 4-7 mengingatkan untuk kita tidak kuatir tentang apapun juga tetapi menyatakan dalam segala hal keinginan kita dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.
​
Akan sangat mudah bagi pikiran kita untuk berfokus pada kesulitan yang kita alami dan tidak mengucap syukur pada Tuhan untuk semua yang Tuhan telah limpahkan kepada kita. Di tengah penderitaan kita, kita harus mengangkat hati kita dan memandang hanya kepadaNya, percaya bahwa Dia tetap Tuhan seperti yang Dia katakan tentang dirinya. Kita harus berpegang teguh pada janji-janjiNya bahwa Dia akan selalu bersama kita dan tidak akan meninggalkan kita seperti yang dikatakan Yesus dalam Matius 28 :20.
​
Di dalam kehidupan kita yang sementara di dunia ini, sebagai anak-anak Tuhan kita sedang terus diproses olehNya untuk kita dapat menjadi bejana bagi kemuliaan Tuhan. Tuhan mengijinkan penderitaan, kesulitan, pencobaan dalam hidup kita untuk maksud dan rencanaNya dipenuhi dalam hidup kita. Pada akhirnya ketika kita taat pada Sang Penjunan yang sedang membentuk kita bejana tanah liat, maka Tuhanlah yang akan dimuliakan dalam kehidupan kita.
Amin
20 Februari 2022
Mieke Lolong
Kita Mampu Mengalahkan Kekhawatiran
Sebab itu janganlah kamu khawatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.
- Matius 6:34 -
Setiap menjelang akhir tahun atau sewaktu kita memasuki dan menapaki awal tahun yang baru, kita umumnya mempunyai harapan-harapan yang baik atau menyimpan berbagai kekhawatiran yang tidak pasti... Nah, di renungan minggu ini, aku ingin membagi pemikiran tentang hal kekhawatiran. Kenapa kita tidak perlu untuk khawatir... karena nyatanya, kebanyakan semua hal yang kita khawatirkan itu umumnya tidak terjadi, atau berubah menjadi baik dari pada yang sudah kita antisipasi sebelumnya. Kekhawatiran itu, sama seperti iman.., adalah suatu kekuatan spiritual!
Seperti sebuah magnet, kekhawatiran bisa menarik hal-hal yang kita takuti, bisa mengaburkan penilaian kita dan bisa juga mendistorsi perspektif yang ada. Tuhan tidak pernah menginginkan kita untuk terbeban akan masalah-masalah yang ada hari ini bercampur dengan masalah-masalah yang akan kita hadapi di hari besok.
Dalam hal ini, ada 3 (tiga) tahap yang disarankan agar dapat membantu kita mengalahkan kekhawatiran :
1. Lakukan perubahan atau penggantian;
Dengan memberi tahu seseorang untuk tidak akan berhasil atau percuma saja. itu adalah seperti kekejangan emosional; satu-satunya cara untuk mematahkannya adalah dengan menggantinya.Seperti ada tertulis di dalam kitab Filipi 4:8 yang bunyinya : Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semua itu. Jadi kita perlu mengganti cara berpikir kita, serta apa yang kita pikirkan.
2. Lakukan pembedahan atau pembongkaran;
Dalam kitab 1 Yohanes 4:18 ada tertulis : Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan, sebab ketakutan mengandung hukuman dan barang siapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih. Di dalam Kitab Suci yang berbahasa Inggeris, dikatakan : ... fear involves torment ... Jadi dalam hal ini terjemahannya adalah di dalam ketakutan itu ada kesiksaan. Jadi kekhawatiran itu akan menyiksa kita; imajinasi kita akan mengamuk/terguncang, dan dapat memunculkan semua skenario yang menakutkan. Namun tidak juga logis, karena ketika kita membedahnya / membongkarnya secara rasional dan sistematis, hal tersebut dapat kehilangan kekuatannya sendiri untuk mengendalikan kita.
3. Melangkahlah lebih tinggi atau naik menuju ke atas;
Seorang penulis dan juga pembicara publik asal Belanda, Corrie ten Boom (1892 – 1983), pernah membuat suatu analogi (atau ekspresi linghuistik) tentang seorang pastor yang ternama, yang sedang terbang melintas sungai Mississippi di Amerika, dan tiba-tiba langit menjadi gelap. Dia mengatakan kepada pilot pesawat tersebut : kita sudah tidak bisa melihat kemana arah yang akan kita tuju...
Secara tenang, sang pilot menanggapi yang dirasakan oleh pastor itu, dan menjawabnya : ...kita hanya perlu terbang ke atas untuk menghindari panas bumi, debu dan asap...
Dan ternyata benar..., setelah terbang melewati ketinggian 1000 feet, pesawat mereka muncul di udara yang sangat jernih dengan pemandangan yang sangat indah. Itulah IMAN, yang diibaratkan oleh Corrie ten Boom ibarat radar yang menembus kabut. Ketika kekhawatiran mencoba mengaburkan hati dan pikiran kita, sebaiknyalah kita menengadah ke atas dengan menempatkan kepercayaan kita kepada Tuhan... karena ada tertulis di dalam kitab Yesaya 40:31 yang bunyinya: Tetapi orang yang menanti-nantikan Tuhan mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.
Dalam situasi yang membingungkan atau tidak menentu, seperti yang kita alami akhir-akhir ini, selain kita belajar menerima situasi, mari kita menaklukkan kekhawatiran yang kerap muncul di dalam sanubari kita dengan mengandalkan Tuhan serta hanya berharap pada DIA saja sambil mengucap syukur.
Biarlah Tuhan yang akan memelihara hati dan pikiran kita untuk tertuju kepadaNYA, agar kita siap menerima berkat yang tidak terduga-duga dan sangat jauh melebihi kekhawatiran kita, karena damai sejahtera Allah, yang melampaui akal, akan memelihara hati dan pikiran kita dalam Kristus Yesus.
6 Februari 2022
Vivianne Studler
JAGALAH HATIMU ...
Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan. (Amsal 4: 23)
Dunia saat ini dipenuhi oleh orang-orang yang semakin sibuk menjaga uang dan harta kekayaannya, sibuk menjaga penampilan jasmaninya agar tampak tetap cantik dan tampan, sibuk menjaga popularitas dan jabatannya agar tidak kalah pamor, agar menjadi terkenal dan sebagainya ...
Tapi sering kali kita lupa bahwa ada hal lain yang sangat penting untuk kita jaga dalam hidup ini, yaitu HATI kita.
Dalam Matius 15: 19 tertulis “Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat.
Dikatakan disana bahwa hati bisa menjadi sumber kejahatan, karena itu jagalah hatimu baik-baik, sebab hatimu menentukan jalan hidupmu. Ada korelasi antara hati dan jalan hidup kita.
Pada umumnya orang beranggapan bahwa kepala dan otak manusia yang menjadi pusat dan pengatur kegiatan manusia.
Tetapi Alkitab menyatakan bahwa hatilah pusat dari semua itu, seperti ada tertulis "dari situlah (hati) terpancar kehidupan" (Amsal 4: 23)
Bahwa hatilah yang menentukan pikiran kita, bukan otak kita.
Ada banyak orang Kristen, tampaknya melayani Tuhan tapi sesungguhnya diri sendiri yang dikedepankan, lalu kehebatan, kekuatan dan kemampuan diri yang digembar-gemborkan di hadapan semua orang.
Kita harus ingat bahwa talenta, karunia, bakat alami dan kelebihan-kelebihan yang kita miliki adalah anugerah dari Tuhan, karena itu kita harus dipergunakan untuk kemuliaan nama Tuhan, bukan untuk memperbesar ego sendiri (Roma 11: 36).
Jika kita melayani Tuhan dengan mengandalkan kekuatan dan kemampuan diri, serta membangga-banggakan apa yang kita punyai, selain kita sedang menghalangi kuasaNya bekerja di dalam kita, maka kita bisa direndahkan Tuhan karena ada kesombongan dalam hati kita (Lukas 16: 15).
Seharusnya fokus utama pelayan Tuhan adalah memberitakan Injil & memuridkan yang sudah percaya dan bertobat supaya karakter yang baru tumbuh (Matius 28:19-20), terus memberitakan kuasa salib Kristus dan nama Tuhanlah yang di permuliakan, bukan memberitakan dan mengedepankan kelebihan pribadi dan "aku" kita harus makin berkurang, tapi Yesus semakin besar (Yohanes 3:30).
Ada banyak orang Kristen membaca Alkitab hanya sebatas untuk mengisi otaknya saja, tidak sampai menembus hati, itulah sebabnya tidak ada dampaknya.
Sebaliknya, orang yang tekun membaca Alkitab dan merenungkan Firman itu dan menyimpannya dalam hati, dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran AIR HIDUP (Yohanes 7: 38).
Karena itu jangan menganggap sepele yang namanya sakit hati dan iri hati, karena itu semua dapat mematikan kita.
Ayub 5: 2
Sesungguhnya orang bodoh dibunuh oleh sakit hati dan orang bebal dimatikan oleh iri hati.
Banyak orang merasa tidak senang atas keunggulan, kepandaian atau keberuntungan orang lain atau jika orang lain memiliki sesuatu yang lebih dari yang kita miliki. Inilah yang disebut dengan iri hati ...
Sangat penting bagi setiap orang percaya untuk menjaga hati kita agar tidak terkontaminasi oleh iri hati dan sakit hati.
Pasang pelapis anti gores (jangan membalas kejahatan dengan kejahatan, bersukacitalah senantiasa, tetaplah berdoa, mengucap syukur dalam segala hal, memiliki hati ynag suci) dalam hati kita dan jangan kita berlaku seperti kakak-kakak Yusuf yang tega menjual Yusuf karena iri hati dan sakit hati atau Saul yang ingin sekali membunuh Daud, atau Kain yang tega membunuh Habel adiknya sendiri ...
“Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!” (Mazmur 139:23, 24)
Bagaimanakan kondisi hati kita saat ini?
Mari kita memeriksa hati kita masing-masing dengan jujur dan mohon pertolongan Roh Kudus untuk mengubah dan melembutkan hati kita.
Jadi akhirnya, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu. (Filipi 4: 8)
Seperti air mencerminkan wajah, demikianlah hati manusia mencerminkan manusia itu. (Amsal 27: 19)
“Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya.” (Lukas 6: 45)
TUHAN MEMBERKATI
30 Januari 2022
Farry Togas
PUASA DANIEL
Shalom Aleichem
Teman-teman PERKI yang baik hati dan di sayang Tuhan Yesus, semoga kita semua sehat dan selalu dalam perlindungan Tuhan.
Renugan saya saat ini tentang:
"PUASA DANIEL "
Latar belakang saya menulis tentang PUASA DANIEL, karena buat saya penting sekali buat kita semua untuk mengetahui betapa sangat pentingnya untuk kehidupan KEROHANIAN dan TUBUH JASMANI
Di awal tahun 2022 ini saya mengajak beberapa teman-teman untuk ikut PUASA DANIEL selama 21 Hari
dan puji Tuhan beberapa orang mau ikut berkomitmen untuk ikut Puasa Daniel.
Apakah Puasa Daniel?
Daniel 10:2 -3
Pada waktu itu aku, Daniel, berkabung tiga minggu penuh: makanan yang sedap tidak kumakan,
daging dan anggur tidak masuk ke dalam mulutku dan aku tidak berurap sampai berlalu tiga minggu penuh.
Puasa Daniel adalah puasa yang dilakukan secara spesifik, dimana Anda menghindari atau menikmati makanan yang Anda sukai di awal tahun dan memilih makanan yang sederhana.
Tujuan dari puasa ini adalah untuk TIDAK melakukan hal-hal yang biasa dilakukan, supaya fokus Anda hanya tertuju pada Tuhan dan berdoa. Alkitab tidak memberikan keterangan detail tentang jenis-jenis makanan yang tidak boleh dimakan, namun dikatakan bahwa Daniel menghindari makanan yang dinikmati raja dan hanya memakan sayur, buah dan minum air.
Yang mana kita mulai tanggal 10 Januari 2022 sampai dengan tanggal 30 Januari 2022.
Tujuan 21 Hari Doa dan Puasa Daniel:
• Tujuan yang ingin dicapai dari setiap Doa dan Puasa adalah untuk semakin intim dengan Tuhan.
• Ketika Anda mengakhiri setiap Doa dan Puasa, Anda akan semakin kuat di dalam kerohanian dan semakin sungguh-sungguh dalam mendedikasikan hidup Anda untuk Tuhan.
• Meminta tuntunan pengetahuan, kepandaian, hikmat dan pengertian serta impian-impian yang baru, teristimewa dalam menjalani tahun yang baru ataupun tahun ke depan (Daniel 1: 17)
Sejak hari pertama sampai ke tiga godaannya sangat berat ,dan kami bisa maklumi karena kita biasanya di pagi hari minum kopi atau teh ditemani roti, selai, butter atau sesuatu yang manis lalu saat ini kita hanya makan makanan rebusan ketela, talas, ubi kayu atau buah.
Kami tiba-tiba harus berhenti dan begitu juga pada saat kita akan makan siang yang biasanya makan nasi, ayam, daging, ikan dan sekarang hanya sayur dan buah-buahan juga air putih.
Tapi dengan berjalannya hari setelah seminggu kami sudah agak terbiasa dengan hal baru apalagi kami di saat PUASA DANIEL ini lebih meningkatkan jam doa dan membaca Firman Tuhan dan hal itu sungguh sangat membantu untuk tetap melakukannya walaupun ada juga teman yg menyerah di tengah jalan atau stop di tengah jalan, tapi hal itu bukanlah suatu masalah dan doa saya buat teman tersebut kedepan bisa ikut lagi PUASA DANIEL dan menyelesaikannya.
Karena dari awal saya juga sudah menginformasikan bahwa untuk melakukan Puasa Daniel ini tidaklah mudah dan harus di sertai dengan KOMITMENT karena selama 21 hari ini kita melakukan Penyangkalan diri seperti yang Daniel lakukan.
Dan kita tahu bersama bagaimana hasil dari Puasa Daniel tersebut.
Dan setelah kami memasuki minggu terakhir atau hari yang ke 20, beberapa teman mempunyai beberapa kesaksian yang pointnya adalah MEREKA BERSYUKUR KEPADA TUHAN KARENA DISAAT ADA MASALAH MEREKA MENDAPAT KEKUATAN EXTRA OLEH KARENA SEDANG MELAKUKAN PUASA DANIEL INI.
Dan juga sebagian dari kami merasa bahagia karena lewat PUASA DANIEL ini berat badan mereka otomatis turun beberapa kilo.
Saya bersyukur kepada Tuhan memasuki awal tahun baru ini bisa memimpin teman-teman melakukan PUASA DANIEL.
Biarlah semua hanya untuk Kemuliaan nama Tuhan semata-mata ...amin.
Kesimpulan
Kita hidup dalam generasi yang sangat menginginkan Tuhan, melakukan dan mengabdikan sangat sedikit. Sementara Daniel berpuasa dan berdoa selama dua puluh satu hari, kami menghabiskan waktu beberapa menit untuk berdoa.
Puasa Daniel menunjukkan kepada kita bahwa Allah menanggapi hati yang dikuduskan dan ditentukan untuk menghormatinya bahkan dalam konteks yang sama sekali tidak menguntungkan.
Teladan abdi Allah ini hendaknya mengilhami kita untuk mengikuti jejaknya dan mengharapkan hasil yang luar biasa.
Terima kasih
Tuhan Yesus memberkati
Salam dan doa
23 Januari 2022
Alfonco Sinaga
Ucapan Bahagia
Matius 5 : 1-12
1 Ketika Yesus melihat orang banyak itu, naiklah Ia ke atas bukit dan setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya
2 Maka Yesus pun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya:
3 Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.
4 Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur.
5 Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi.
6 Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena merek akan dipuaskan.
7 Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan.
8 Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.
9 Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.
10 Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.
11 Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat.
12 Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu.”
Sepintas ayat-ayat di atas ada yang bertentangan dengan logika manusia, cobalah lihat ayat 4 misalnya “Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur”. Bagaimana orang yang sedang berduka cita dapat berbahagia? Ini sungguh di luar akal manusia. Demikian juga ayat 3 “Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga”. Bagaimana orang yang miskin malah diberi sebuah Kerajaan Sorga? Demikian juga ayat 10 “Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga”. Bagaimana orang yang dianiaya dapat berbahagia?. Demikian pula ayat 11 “Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat”. Bagaimana orang dapat berbahagia dalam keadaan yang sungguh tidak menyenangkan ini?
Saya mempelajari ayat-ayat ini, apakah ayat-ayat tersebut adalah sebuah kepastian, dalam arti akankah otomatis terjadi demikian? Tidak. Saya melihat ayat-ayat 3, 4, 10 dan 11 adalah sesungguhnya sebuah motivasi, sebuah dorongan, sebuah penyemangat. Dan motivasi itu langsung keluar dari perkataan Tuhan Yesus. Dalam pengertian, apabila kita melakukan dan mengamini perkataan tersebut, maka terjadilah demikian pada diri kita. Sebutlah orang yang berdukacita, pada umumnya atau dapat kita katakan bahwa semua orang yang berduka pasti sedih, tidak bahagia. Tapi kenapa Yesus berkata “Berbahagialah”? Di sinilah letak rahasianya, bahwa setiap kejadian tidak seharusnya berlangsung secara permanen. Orang berduka tidak seharusnya berduka selama-lamanya, karena orang berduka pasti akan dihibur oleh Yesus sendiri. Sebab perkataan itu datang dari Yesus sendiri. Jadi kalau kita mau mendengar perkataan Yesus ini maka kita tidak boleh larut dalam duka. Dia tahu yang membuat manusia itu larut dalam duka adalah iblis, sebab iblis memang ingin manusia itu larut dalam duka, hingga manusia itu lupa kepada Tuhan dan lalu jatuh ke dalam kegelapan.
Nah di sinilah Yesus hadir untuk memotivasi manusia itu, dalam keadaan yang tidak mengenakkan jangan larut di dalamnya, tapi sebaliknya datang pada Yesus, dengarkan dan imanilah perkataan-Nya. Demikian juga pada ayat-ayat lainnya, seperti ayat 5 “Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi”. Ini adalah jaminan dari Tuhan, orang-orang yang akan memiliki (atau menguasai) bumi ini sesungguhnya hanya diberikan kepada orang-orang yang lemah lembut, orang yang tutur katanya lembut, tidak kasar, penuh dengan kasih sayang. Coba saja perhatikan para pemimpin dunia, rata-rata perkataan mereka relatif lemah lembut, membangun, optimis dan positif. Sebaliknya pemimpin yang perkataannya kasar, kekuasaannya akan berakhir, atau mereka akan dikucilkan dunia.
​
Demikian juga pada ayat 6 “Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan”, orang yang mencari Tuhan akan diberinya kepuasaan, apabila orang tidak perduli Tuhan, maka orang itu akan berjalan tanpa arah tanpa tujuan yang jelas. Kemudian ayat 7 “Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan”, ayat ini mengingatkan kita agar jangan pelit, tapi murah hati, jangan perhitungan, sebab orang seperti itu tidak akan beroleh kemurahan. Hanya orang yang murah hatilah yang akan Tuhan berikan kemurahan.
Kemudian ayat 8 “Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah”. Ayat ini luar biasa, kalau kita mampu menjaga hati kita tetap bersih, tulus, tidak berbelok, tidak bercabang, tidak punya niat jelek, tidak curang, tidak dendam, tidak iri, tapi menjaga kesuciannya, maka kita akan mampu melihat Allah, sungguh luar biasa bukan? Arti suci di sini adalah kita tidak melacurkan kehidupan kita kepada hal-hal yang bersifat duniawi.
​
Ayat 9 “Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah”. Mungkin dalam pergaulan kita sehari-hari ada saja orang yang suka mengadu domba, ada orang yang suka membuat kehidupan orang lain berantakan, ketahuilah mereka itu sesungguhnya adalah anak-anak iblis. Hanya yang membawa damailah yang akan disebut anak-anak Allah.
​
Dan yang terakhir, ayat 12 “Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu”, apapun yang kita lakukan di dunia ini, lakukanlah seturut kehendak Allah, sesuai firman Tuhan, belajar dan terus belajar, karena sesungguhnya kita tidak berasal dari dunia ini, dan yang kita kumpulkan adalah berapa besar upahmu di sorga kelak, itulah tujuan hidup yang sesungguhnya, bukan berapa besar upah yang kita peroleh di bumi ini tapi di sorga.
Amin.
16 Januari 2022
Frankie Massie
Dibanjiri Berkat Tuhan Di Tahun Yang Baru
Berkat terbesar dari Tuhan adalah keluarga setelah keselamatan.
Di ibadah Minggu Perdana Perki, IMP awal November tahun lalu, kita sudah mendengar Renungan: Apa Berkat Tuhan akan datang sendiri?
Segala berkat ini akan datang kepadamu dan menjadi bagianmu, jika engkau mendengarkan suara Tuhan, Allahmu. Ulangan 28: 2
Melalui Ibadah dan Persekutuan Doa terus menerus, berkat terus menerus mengalir.
​
Kita tidak akan masuk ke tahun yang baru dengan keadaan kering berkat, sebaliknya, kita akan dibanjiri berkat Tuhan.
Berkat Tuhan adalah pasti bagi orang percaya yang mau melakukan segala hal bagi Tuhan dan merespons panggilan Nya. Tuhan akan memanggil kita untuk memberitakan keselamatan dan menjadi kesaksian di tengah dunia ini.
Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita, kiranya Ia menyinari kita dengan wajah Nya.
Mazmur 67: 2
1. Apa yang akan Anda lakukan di tahun yang baru ini agar kita dibanjiri berkat Tuhan?
2. Persiapan apa saja yang kita lakukan?
3. Apa rhema janji Tuhan atas hidup kita tahun ini? Sudahkah kita mendapatkannya?
Yesaya 44: 1-8
Yesaya 44: 3 Sebab Aku akan mencurahkan air ke atas tanah yang haus, dan hujan lebat ke atas tempat yang kering. Aku akan mencurahkan Roh Ku ke atas keturunanmu, dan berkat Ku ke atas anak cucumu.
Bagi orang percaya, berkat Tuhan adalah sebuah hal yang pasti, bukan sekedar janji yang meninabobokan. Saat pemazmur bicara mengenai berkat, bukan berarti dia tidak tahu bahwa perjalanan hidup orang percaya tak selalu mulus, terkadang harus melewati masalah kesulitan dan pergumulan.
Namun ketika bicara tentang berkat, pemazmur hendak menegaskan bahwa di tengah situasi yang sulit atau masalah yang berat sekalipun kasih setia Tuhan tidak akan pernah berubah dan berkat Nya juga akan selalu ada bagi orang yang mengasihi Dia. Ingat dengan perjalanan bangsa Israel keluar Mesir.
​
Banyak hal yang sudah kita alami di tahun 2021, mungkin ada air mata dan juga banyak berkat yang sudah kita terima. Hari ini, 16 hari sudah kita memasuki tahun 2022. Kita belum mengetahui apa yang akan kita hadapi di hari-hari mendatang, karena hanya Tuhan yang merancangkan segala sesuatunya di depan sana. Namun, kita tidak perlu khawatir dan takut, karena Tuhan sudah memberikan janji Nya yang luar biasa bagi kita semua. Bahkan Dia sudah memberikan kita berkat akhir tahun yang akan terus menyertai kita di hari-hari yang akan datang di tahun 2022.
Jalan TUHAN kadang sulit dimengerti, tetapi harus dituruti. Sulit dipercaya, tapi harus dipatuhi. Sulit dipikirkan, tapi harus dihadapi. Apapun keadaan yang kita hadapi, diatas segalanya TUHAN sedang merajut yang terbaik bagi kehidupan kita.
Hal-hal yang lebih dahsyat dan luar biasa akan Tuhan nyatakan tahun ini. Banyak berkat yang sudah Tuhan siapkan bagi kita di tahun 2022, jangan sampai kita terlewatkan. Tetaplah bergaul karib dengan Tuhan, jangan hanya menunggu berkat datang sendiri, karena Tuhan hanya akan memberikan berkat-Nya kepada orang yang hidup melekat kepada Nya.
Bangun komitmen baru dengan Tuhan, semakin hari semakin intim dengan Tuhan. Bangun saat teduh, bangun Pondok Daud, bangun mezbah pujian. Teruslah belajar dan jadi pelaku Firman.
Percayalah Tuhan Yesus sangat mencintai kita semua. Kita akan memasuki tahun ini dengan berkat dan favor Tuhan. Bukan semoga diberkati, tapi pasti diberkati, bahkan sudah diberkati. Kita tidak akan masuk tahun 2022 dengan kekeringan berkat, sebaliknya kita semua akan masuk tahun yang baru dengan dibasahi bahkan dibanjiri berkat Tuhan. Tuhan akan mencurahkan hujan yang lebat ke tanah yang kering (Yesaya 44: 3) karena Tuhan memberkati dan melindungi kita
Tuhan Yesus, kami bersyukur atas berkat yang sudah Kau limpahkan dalam hidup kami. Ampuni bila kami masih sering mengeluh, menggerutu dan merasa tidak cukup.
Ajar kami Tuhan, untuk senantiasa bisa bersyukur dalam segala keadaan. Ajar kami untuk bisa menikmati apapun yang sudah Kau ijinkan terjadi dalam hidup kami dan layakkan kami untuk menerima berkat melimpah dari Mu. Di dalam nama Tuhan Yesus, kami berdoa.
​
Matius 6: 33
Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
​
Sudah sekian lama kita ada di masa yang tidak mudah karena pandemi yang sedang terjadi. Banyak dari kita yang harus kehilangan orang-orang terkasih, harus berjuang mencari pekerjaan baru, berjuang merintis usaha baru bahkan tidak sedikit yang mengalami penurunan dalam penghasilannya. Bisa dikatakan inilah kegelapan yang semakin gelap yang melanda banyak orang. Dan tidak sedikit pula kita, anak-anak Tuhan yang harus mengalami hal yang sama. Ini sama seperti yang dialami oleh banyak orang-orang hebatnya Tuhan yang tercatat di Alkitab bagaimana kegelapan juga sempat melanda hidup mereka. Raja Daud salah satunya, hidupnya tak pernah lepas dari berbagai masalah yang membuatnya dalam posisi terjepit.
​
Tetapi bagaimanapun rumitnya persoalan yang dialami Daud, betapapun gelapnya keadaan boleh nampak, Tuhan tetap menyertai, meluputkan bahkan memberkati Daud dengan begitu limpahnya. Daud terlahir sebagai seorang pemuji dan penyembah, kasihnya kepada Tuhan tidak perlu di ragukan lagi. Ketika dalam kesesakan, Daud selalu mengandalkan dan bergantung sepenuhnya pada Tuhan. Ketika masa jayanya, ia pun tidak melupakan Tuhan.
Lakukan yang Terbaik
Manusia tidak memiliki talenta yang sama,
tapi kita memiliki kesempatan yang sama untuk mengembangkan talenta kita.
Tugas kita adalah mengerjakan dengan sebaiknya baiknya apa yang sudah Tuhan percayakan kepada kita. Tidak penting berapa jumlah talenta yang kita miliki. Hal yang jauh lebih penting adalah mengembangkan setiap talenta yang sudah Tuhan anugerahkan dengan sebaik-baiknya untuk kemuliaan Dia.
Menikmati berkat Tuhan.
Tuhan memiliki kuasa atas segala sesuatu di dunia ini. Tuhan juga lah yang menentukan apakah kita akan mendapat banyak rezeki atau mengalami kesulitan. Namun semua itu juga tergantung pada upaya dan kerja keras kita dalam bekerja.
Berkat Tuhan itu bermacam-macam jenisnya. Ada yang tampak dan ada yang tak terlihat. Contoh berkat yang tampak seperti rezeki banyak, kesuksesan karir, pendidikan, lomba, pencapaian dalam kompetisi, keluarga yang penyayang, dan lain sebagainya.
Sedangkan berkat yang tidak tampak adalah berkat secara rohani, yaitu kesenangan atau sukacita ketika kita berjumpa dengan kawan, udara pagi yang sejuk, langit sore yang indah, angin sepoi sepoi, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Namun mungkin saja ada beberapa di antara kita yang tidak menyadari betapa besarnya berkat dari Tuhan Yesus Kristus. Padahal Tuhan sendiri telah menyertakan begitu banyak berkat dan kebaikan Nya kepada kita sepanjang hari tanpa kita sadari.
Berkat Tuhan Selalu Baru
Ratapan 3: 32
Karena walau Ia mendatangkan susah, Ia juga menyayangi menurut kebesaran kasih setia Nya.
Prediksi bahwa tahun 2022 adalah tahun yang penuh ketidakpastian mendorong orang dunia untuk segera mencari jawaban dan mengadukan nasibnya kepada paranormal, dukun atau orang pintar. Mereka bertanya tentang kepastian hidupnya, masa depan, usaha, karir, jodoh dan sebagainya. Haruskah kita turut terprovokasi, lalu mengambil tindakan seperti yang mereka lakukan dengan lari mencari pertolongan kepada ilah lain?
Atau juga tahun pengharapan?
Sebagai anak anak Tuhan sudah seharusnya kita memiliki kehidupan yang berbeda dari orang dunia karena kita memiliki Tuhan yang heran dan ajaib. Perjalanan hidup kita di sepanjang tahun 2021 kemarin adalah bukti bahwa sesulit apa pun hari hari yang kita jalani, kita tidak berjalan sendirian, tapi ada Tuhan yang selalu menopang dan menggendong kita. Tak dibiarkannya kita bergumul sendirian. Kasih dan pemeliharaan Nya tak pernah berubah! Karena itu milikilah keyakinan bahwa kita pun pasti sanggup menjalani hari-hari ke depan dan menyongsong hari esok yang penuh pengharapan bersama Tuhan. Apa dasarnya? Firman Tuhan. Tertulis: Tak berkesudahan kasih setia Tuhan, tak habis-habisnya rahmat Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!
Ratapan 3: 22-23.
Artinya ada jaminan Tuhan yang luar biasa, dimana Ia selalu menyediakan berkat Nya bagi kita dan berkat itu selalu baru setiap pagi, bukan berkat sisa-sisa. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok.
Matius 6: 34
Kasih, berkat dan pemeliharaan Nya akan kita alami dari hari ke hari di sepanjang hidup kita. Inilah janji Tuhan, dan janji Nya adalah ya dan amin. Ini membuktikan bahwa Tuhan selalu memberi yang terbaik dan tidak pernah mengecewakan anak anak Nya.
Bagaimana dengan kita? Kita seringkali mengecewakan Tuhan. Ketika dalam masalah kita langsung mengeluh, persungut-sungut, marah dan menyalahkan Tuhan, padahal hal ini diijinkan terjadi adalah demi kebaikan kita. Itulah manusia, begitu mudah berubah dan mengecewakan. Karena itu jangan pernah berharap dan mengandalkan manusia, melainkan berharaplah hanya kepada Tuhan, karena Dia adalah Pribadi yang tidak pernah mengecewakan kita!
Selalu ada berkat bagi orang percaya setiap hari!
Tuhan Yesus, terima kasih untuk satu tahun yang sudah kami lewati. Kami yakin dan percaya di tahun yang baru ini kami akan Engkau banjiri dengan berkat Mu. Kami terima berkat tahun ini dengan penuh kepastian. Di dalam nama Tuhan Yesus kami sudah berdoa.
Amin.
9 Januari 2022
Merlin Lichtsteiner
Rencana Tuhan indah pada waktunya
Dalam hidup ini terkadang kita merasa sendiri dan merasa tidak ada Tuhan, apabila kita sedang menghadapi masalah dan beban yang sangat berat. Itu pernah saya alami waktu saya mengharapkan sesuatu dan Tuhan tidak langsung mengabulkannya. Tuhan terkadang membutuhkan waktu untuk menjawab doa kita.
Matius 7:7-8
7. Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.
8. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.
Saya bersyukur sekali bisa menjadi bagian dari anggota Persekutuan AGAPE, yang selalu mendoakan saya dan merangkul saya di dalam kasih serta selalu menguatkan saya. Pernah saya hampir berpikir ingin meninggalkan Tuhan karena doa saya tidak dijawab-jawab oleh Tuhan. Tapi setelah saya pikir-pikir berpaling dari Tuhan juga tidak ada artinya karena doa saya juga tidak akan terjawab. Lalu saya mencoba mencari Tuhan dan lebih banyak berkomunikasi dengan Tuhan melalui doa dan membaca firman Tuhan. Saya lebih mendekatkan diri kepada Tuhan. Saya curhat kepada Tuhan dan datang pada-Nya.
Matius 11,28
Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.
Dengan makin sering berkomunikasi dengan Tuhan maka saya semakin kuat dan semakin berharap serta bersandar pada-Nya. Disertai dengan membaca firman Tuhan karena semua janji-janji Tuhan tertulis di Alkitab yang membuat saya semakin kuat dan yakin Tuhan akan jawab doa saya. Disertai juga sambil terus melayani di Persekutuan AGAPE dengan tanggung jawab dan kepercayaan yg diberikan kepada saya dari menjadi Bendahara, Sekretaris sampai menjadi Ketua di Persekutuan AGAPE. Semua saya jalani dan melayani dengan sukacita dan selalu bersyukur.
Ratapan 3,25
TUHAN adalah baik bagi orang yang berharap kepada-Nya, bagi jiwa yang mencari Dia
2 Petrus 3:9
Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.
Di tahun yang ke-12 Tuhan ijinkan perusahaan tempat saya bekerja bangkrut dan tutup. 300 toko di seluruh dunia harus ditutup. Saya sedih sekali karena saya harus kehilangan pekerjaan dan jabatan yang sudah saya raih dengan susah payah. Saya harus melepaskan jabatan sebagai Store Manager yang membawahi 15 orang pegawai di kedua toko di Zürich.
Amsal 19,21
Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan Tuhanlah yang terlaksana.
Di tahun yang ke-12 saya berusaha kembali untuk mencoba membuat bayi tabung di Spanyol-Alicante. Yang sudah tidak terpikirkan lagi oleh saya, karena sudah dua kali berusaha di Swiss-Zuerich dan gagal. Begitulah rencana Tuhan untuk hidup saya di tahun yang ke-13 Tuhan jawab doa saya dengan mengabulkan doa saya yaitu ingin menjadi seorang ibu. Tuhan beri kami seorang putri dan kami beri nama Gabriella yang artinya Tuhan adalah kekuatanku. Tuhan luar biasa mengatur hidup saya. Tuhan tutup perusahaan tempat saya bekerja dan Tuhan berikan saya keturunan.
Yesaya 55:8-9
8. Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN.
9. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.
Pengkhotbah 3:11
Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.
Amin
2 Januari 2022
Elma Roux
Apakah Jawaban Saudara?
Kata Musa kepada Firaun: ”Silakanlah tuanku katakan kepadaku, bila aku akan berdoa untukmu », untuk pegawaimu dan rakyatmu, supaya katak-katak itu dilenyapkan dari padamu dan dari rumah-rumahmu, dan hanya tinggal di sungai Nil saja.”
Keluaran 8:8-9 TB
​
Bagaimana perasaan kita mengingat katak? Geli, takut, jijik? Apakah mengingat bentuk mata, kaki, kulit, lompatan, koor katak yang lagi paduan suara atau apa saja yang paling kita ingat mengenai katak. Kalau ada 1 katak saja masuk dalam rumah, duduk manis di atas kursi, atau di meja makan, periuk, lemari pakaian, apalagi kalau katak sudah ada di mana-mana tak terhitung banyaknya sampai memanjati kita dan semua anggota keluarga, tetangga dan orang sekampung, sekota dan … jawaban kitalah yang menentukan « kapan » katak-katak itu disingkirkan dari kehidupan kita dan orang lain yang ada di sekitar kita?
Memasuki hari ke- 2 di tahun 2022 ini, mari kita merenungkan kisah katak yang merupakan salah satu kisah mengenai 10 tulah di Mesir, dari air menjadi darah sampai kematian semua anak sulung di tanah Mesir.
Kisah katak merupakan tulah ke-2 yang dialami Firaun, semua keluarganya, semua pegawainya dan semua rakyatnya akibat dari ketegaran hati Firaun yang menolak membiarkan orang Israel keluar dari tanah Mesir.
Mari kita baca ulang peristiwa ini;
1.Berfirmanlah Tuhan kepada Musa: ”Pergilah menghadap Firaun dan katakan kepadanya: Beginilah firman Tuhan: Biarkanlah umat-Ku pergi, supaya mereka beribadah kepada-Ku;
2. Jika engkau menolak membiarkannya pergi, maka Aku akan menulahi seluruh daerahmu dengan katak.
3. Katak-katak akan mengeriap dalam sungai Nil, lalu naik dan masuk ke dalam istanamu dan kamar tidurmu, ya sampai ke dalam tempat tidurmu, ke dalam rumah pegawai-pegawaimu, dan rakyatmu, bahkan ke dalam pembakaran rotimu serta ke dalam tempat adonanmu.
4. Katak-katak itu akan naik memanjati engkau, memanjati rakyatmu dan segala pegawaimu.”
Keluaran 8:1-4 TB
Dan situasi inilah yang benar-benar terjadi di tanah Mesir, katak ada di mana-mana, di tempat tidur, di ruang makan, pembakaran roti, panci, periuk bahkan memanjati Firaun, semua pegawainya dan rakyatnya. Menghadapi kejadian ini, Firaun sadar kalau meminta doa kepada Tuhan melalui Musa dan Harun, katak-katak itu akan segera dijauhkan ari padanya dan dari rakyatnya.
Diapun segera memanggil Musa dan Harun untuk datang dan dia meminta supaya mereka berdoa kepada Tuhan supaya katak-katak itu menjauh dari tanah Mesir dan Firaun berjanji akan membiarkan bangsa Israel untuk pergi.
Kemudian Firaun memanggil Musa dan Harun serta berkata: ”Berdoalah kepada Tuhan, supaya dijauhkan-Nya katak-katak itu dari padaku dan dari pada rakyatku; maka aku akan membiarkan bangsa itu pergi, supaya mereka mempersembahkan korban kepada Tuhan.”
Keluaran 8 :8
Sebelum memenuhi permintaan Firaun untuk berdoa, Musa mengajukan pertanyaan kepadanya:
​
9. Kata Musa kepada Firaun: ”Silakanlah tuanku katakan kepadaku, bila aku akan berdoa untukmu, untuk pegawaimu dan rakyatmu, supaya katak-katak itu dilenyapkan dari padamu dan dari rumah-rumahmu, dan hanya tinggal di sungai Nil saja.”
Keluaran 8:9 TB
Bila, kapan Firaun mau supaya Musa berdoa untuknya?
Musa siap kapan saja untuk berdoa, yang menentukan waktunya adalah Firaun sendiri, kapan dia mau didoakan yang mana dia tahu sendiri kalau Musa berdoa untuknya, katak-katak itu akan segera dijauhkan dari padanya.
Jawaban Firaun dituliskan di ayat 10, membuat saya tersentak, “besok”
Bagaimana Firaun masih menunggu sampai besok supaya katak-katak itu bisa lenyap dari hidupnya, keluarga dan bangsanya ??? Waktu pertemuan dengan Musa dan Harun itupun tidak dituliskan dengan jelas, pagi, siang, sore atau malam? Tapi menunggu sampai besok saat tahu kalau sudah tahu katak bisa dijauhkan Tuhan segera? Apa faedah yang Firaun rasakan dengan dikelilingi ratusan katak? Hanya Firaun yang tahu…
Perenungan untuk kita saat ini, kalau dihadapkan kepada situasi seperti Firaun dan kita mendapat pertanyaan yang sama, apakah jawaban kita?
Apakah akan memilih seperti Firaun? Besok? dan tinggal bersama katak-katak yang berkeliaran di mana-mana atau berkata tolong doakan saya sekarang juga supaya katak-katak yang mengganggu segera dijauhkan dari kehidupan kita?
Saat tahu dan menyadari kehadiran katak-katak yang mengganggu kehidupan, apakah kita memilih untuk tinggal bersama katak-katak itu yang nantinya menjadi terbiasa dan tidak merasa terganggu lagi atau segera minta tolong kepada Tuhan untuk dijauhkan dari hidup kita? Tuhan mau dan sanggup menolong, tapi pilihan ada pada kita.
Pertanyaannya, maukah kita berpisah dari katak-katak yang selama ini mengganggu kehidupan kita ?
Selagi masih ada yang dikatakan hari dan waktu untuk membersihkan "katak-katak" yang mengganggu dan mencemari perjalanan hidup kita bersama Tuhan, apakah kita mau? Apakah itu katak kemarahan, kebencian, iri hati, ketakutan, kekhawatiran, kekecewaan, kesombongan, kesenangan untuk dipuji-puji, mengandalkan diri sendiri dan « katak-katak » lainnya..hanya Tuhan dan kita sendiri yang tahu.
Apakah jawaban saudara kepada Tuhan saat Dia bertanya kapan engkau mau katak-katak ini dijauhkan dari padamu?
17.Beginilah firman Tuhan, Penebusmu, Yang Mahakudus, Allah Israel: ”Akulah Tuhan, Allahmu, yang mengajar engkau tentang apa yang memberi faedah, yang menuntun engkau di jalan yang harus kautempuh.
18.Sekiranya engkau memperhatikan perintah-perintah-Ku, maka damai sejahteramu akan seperti sungai yang tidak pernah kering, dan kebahagiaanmu akan terus berlimpah seperti gelombang-gelombang laut yang tidak pernah berhenti. Yesaya 48:17-18 TB
Selamat Tahun Baru 2022, Imanuel